SOKOGURU - Tahun 2025 mencatat dinamika besar di pasar emas internasional. Harga logam mulia sempat menembus rekor Rp1,2 juta per gram, lalu turun kembali akibat tekanan global.
Namun, situasi ini tidak membuat lesu bisnis perhiasan lokal. Justru, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perhiasan di Indonesia semakin kebanjiran pesanan.
Kuncinya terletak pada strategi adaptif. Para pelaku usaha tidak lagi hanya menunggu pelanggan di toko fisik, melainkan gencar hadir di marketplace digital.
Baca Juga:
Dengan memanfaatkan media sosial, hingga menjalankan kampanye kreatif yang menempatkan emas bukan sekadar investasi, tetapi juga fashion statement.
Strategi Jitu UMKM Perhiasan 2025
1. Digital marketing agresif → iklan di media sosial, kampanye interaktif, hingga live shopping.
2. Rebranding emas sebagai fashion → menargetkan Gen Z dan milenial dengan desain trendi.
3. Marketplace sebagai etalase utama → memperluas pasar ke konsumen lintas daerah.
4. Konten visual estetik → foto dan video produk dibuat profesional agar menarik di platform digital.
Baca Juga:
Dampak Positif yang Terlihat
Lonjakan penjualan meski harga emas fluktuatif.
Diversifikasi konsumen → emas diminati bukan hanya investor, tapi juga anak muda sebagai aksesori gaya hidup.
Penguatan brand lokal → UMKM perhiasan semakin diakui setara dengan brand besar.
Daya tahan bisnis di tengah kondisi pasar global yang tidak menentu.
Pesan Ekonomi
Fenomena ini menjadi bukti bahwa adaptasi digital adalah kunci keberlangsungan UMKM Indonesia.
Fluktuasi harga emas global memang tidak bisa dikendalikan, tetapi strategi pemasaran cerdas mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Dengan kreativitas dan inovasi, UMKM perhiasan Indonesia menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pemain utama, tidak hanya dalam sektor investasi, tetapi juga di dunia mode dan gaya hidup.(*)
