SokoBisnis

Dorong Mocaf Banjarnegara Bisa Substitusi Gandum Impor, Kemen UMKM Sediakan Skema Pembiayaan

Sebagai satu-satunya pabrik Mocaf di Banjarnegara dan satu dari dua produsen Mocaf di Jawa Tengah, UD Usaha Mandiri disiapkan jadi proyek percontohan nasional.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 Oktober 2025
<p>UD Usaha Mandiri tidak hanya berhenti pada produksi tepung Mocaf, tetapi juga bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed, dan AMIKOM Purwokerto untuk mengembangkan berbagai produk olahan turunan. (Dok. Kementerian UMKM)</p>

UD Usaha Mandiri tidak hanya berhenti pada produksi tepung Mocaf, tetapi juga bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed, dan AMIKOM Purwokerto untuk mengembangkan berbagai produk olahan turunan. (Dok. Kementerian UMKM)

SOKOGURU, BANJARNEGARA-  Penting bagi Indonesia melakukan pengembangan produksi Modified Cassava Flour (Mocaf) sebagai salah satu langkah strategis guna mengurangi ketergantungan terhadap impor gandum.

Singkong sebagai bahan baku Mocaf merupakan salah satu produk unggulan daerah yang berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan petani.

Sebab itu, diperlukan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus mendorong proses hilirisasi agar Mocaf dapat bersaing dan menjadi alternatif utama pengganti tepung terigu.

Baca juga: Perluas Lapangan Kerja dan Tingkatkan Daya Saing, Kementerian UMKM Dorong Hilirisasi Nilam

Hal itu disampaikan Sekretaris Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Arif Rahman Hakim, dalam keterangan resmi, Kementerian UMKM, Senin, 20 Oktober 2025.

Saat melakukan kunjungan kerja ke ke UD Usaha Mandiri di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 18 Oktober, ia mengatakan, Mocaf yang diproduksi perusahaan itu berpotensi besar sebagai bahan baku pengganti gandum yang selama ini masih diimpor.

“Karena kondisi agroekosistem Indonesia tidak mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. UD Usaha Mandiri asal Banjarnegara ini sangat membanggakan dan bisa menjadi contoh nyata dalam upaya substitusi impor gandum secara nasional,” jelasnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Arif mengatakan,  total produksi singkong di tujuh kota dan kabupaten di Jawa Tengah mencapai 2,55 juta ton pada 2023. Banjarnegara sebagai salah satu sentra produksi utamanya.

Baca juga: Kementerian UMKM: Hilirisasi UMKM tak Lagi Manual, Tekankan Pemanfaatan Teknologi Digital

Berkat kolaborasi dan kerja sama Kementerian UMKM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), UD Usaha Mandiri berhasil menerapkan teknologi pengolahan singkong menjadi Mocaf secara efisien dan berkelanjutan.

Saat ini, sambungnya, sebanyak enam pekerja tetap dan 24 pekerja paruh waktu di UD Usaha Mandiri memproduksi  60 ton-100 ton Mocaf per bulan. 

Produk tersebut telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, dan Sulawesi, bahkan telah menembus pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai.

Baca juga: Percepat Pemanfaatan Teknologi untuk Hilirisasi Gambir di Sumbar, Kemen UMKM Dorong Akses Pasar Lebih Luas

Sebagai satu-satunya pabrik Mocaf di Banjarnegara dan satu dari hanya dua produsen Mocaf di Jawa Tengah, UD Usaha Mandiri kini disiapkan menjadi proyek percontohan nasional. 

Untuk memperkuat peran strategis tersebut, Kementerian UMKM melalui Asisten Deputi Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil menyatakan siap bekerja sama dalam mempercepat proses hilirisasi Mocaf.

“UMKM Mocaf bisa naik kelas melalui peningkatan kapasitas produksi dan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan begitu, akan terbentuk ekosistem produksi dari hulu ke hilir yang menghasilkan produk berstandar tinggi dan berdaya saing di pasar,” tambahnya.

 

Sediakan skema pembiayaan

Sebagai bentuk dukungan konkret, Kementerian UMKM akan menyediakan berbagai skema pembiayaan dan membangun rantai pasok bersama para pemangku kepentingan untuk memperkuat industri olahan singkong.

Arif juga menekankan pentingnya penerapan disiplin waktu serta manajemen operasional yang baik dalam proses produksi, karena kedisiplinan menjadi salah satu kunci keberhasilan industri pengolahan pangan berbasis lokal.

Sementara itu, pendamping UD Usaha Mandiri sekaligus peneliti dari Unsoed, Santi Dwi Astuti, mengungkapkan, Mocaf memiliki potensi pasar sangat besar  di dalam maupun  luar negeri.

Selain memiliki karakteristik yang mirip dengan tepung gandum, Mocaf bahkan menawarkan keunggulan dari sisi kesehatan. Produk ini bebas gluten, rendah gula, memiliki indeks glikemik yang rendah, dan kaya akan serat, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan kebutuhan kesehatan khusus.

 

Bahan Turunan

Tidak hanya berhenti pada produksi tepung Mocaf, UD Usaha Mandiri juga bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed, dan AMIKOM Purwokerto untuk mengembangkan berbagai produk olahan turunan.

Mocaf kini diolah menjadi berbagai jenis makanan sehari-hari seperti tepung kue, kukis, sereal, mi, dawet, hingga beras analog. Inovasi ini menjadi langkah penting dalam memperluas diversifikasi produk berbasis singkong sekaligus memperkuat daya saing di pasar.

Meski begitu, sebagai pendamping UD Usaha Mandiri, Santi mengakui, pengembangan Mocaf di Banjarnegara masih menghadapi sejumlah kendala, terutama dari sisi kapasitas produksi, standardisasi mutu, dan strategi pemasaran.

Pemilik UD Usaha Mandiri, Supriyanto, berharap kehadiran Kementerian UMKM dapat mempercepat peningkatan kapasitas produksi sehingga mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Agar mempunyai daya saing di pasar domestik, skala ekonomi per unit produksi mocaf, lanjutnya, harus ditingkatkan minimal menjadi 300 ton per bulan. Namun saat ini, kapasitas produksi UD Usaha Mandiri baru mencapai sekitar 100 ton per bulan.

Di sisi lain, kehadiran UD Usaha Mandiri memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. 

Usaha itu membantu petani singkong memperoleh keuntungan yang lebih tinggi karena hasil panen mereka dapat diserap sebagai bahan baku Mocaf dengan harga yang lebih baik dibandingkan jika dijual kepada tengkulak.

“Harapannya, singkong dari petani bisa diserap lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat,” ujar Supriyanto. (SG-1)