SOKOGURU, MISSISSAUGA- Toronto Market Week 2025 merupakan momentum strategis untuk memperbesar jangkauan produk kreatif Indonesia di pasar Amerika Utara.
Di tengah perang tarif yang mengguncang perdagangan global, Indonesia bergerak cepat memanfaatkan momentum untuk memopulerkan produk kreatif di Kanada.
Duta Besar RI Ottawa, Muhsin Syihab menyampaikan hal itu saat membuka stan Indonesia di The International Centre, Mississauga, Ontario, Kanada, Minggu, 10 Agustus 2025.
Baca juga: Di Pameran Bergengsi CLITF 2025 di Lanzhou, Indonesia Catat Potensi Kerja Sama Bisnis Rp5,86 Miliar
“Melalui partisipasi aktif di Toronto Market Week 2025, sinergi antara pemerintah, diaspora, perbankan, dan pelaku usaha menjadi kunci memperkenalkan produk dekorasi rumah dan kerajinan Indonesia ke pasar Amerika Utara yang lebih luas,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Senin, 11 Agustus 2025.
Indonesia terus memopulerkan produk unggulannya ke pasar Amerika Utara, antara lain melalui partisipasi pada Toronto Market Week 2025 yang berlangsung pada 10–12 Agustus 2025.
Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Toronto Market Week 2025 merupakan momentum strategis untuk memperbesar jangkauan produk kreatif Indonesia di pasar Amerika Utara.
Baca juga: Produk Plastik Indonesia Bukukan Transaksi Rp24 Miliar selama Tiga Hari Pameran di Taiwan
Sebagai salah satu wadah perdagangan business to business (B2B) dengan pertumbuhan tercepat di Kanada untuk produk souvenir, dekorasi rumah, dan fesyen, Toronto Market Week mempertemukan ratusan ekshibitor dan ribuan pembeli (buyer) profesional dari seluruh Amerika Utara.
Keikutsertaan Indonesia pada Toronto Market Week 2025, lanjut Muhsin, merupakan hasil kolaborasi antara Perwakilan RI di Kanada, Bank Indonesia New York, dan Cantiq Living, sebuah perusahaan peritel dan distributor khusus produk dekorasi rumah dan furnitur asal Indonesia. Kolaborasi itu bertujuan untuk memperkuat promosi produk dekorasi rumah dan kerajinan Indonesia di pasar Kanada; membuka peluang kemitraan baru dengan buyers internasional; serta meningkatkan daya saing produk kreatif Indonesia melalui pemanfaatan jejaring perdagangan yang lebih solid.
Dubes Syihab menambahkan, ajang itu tidak hanya menjadi sarana promosi, tetapi juga memperkuat jejaring bisnis dan memahami tren global. “Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Indonesia di sini menjadi langkah nyata membangun kemitraan jangka panjang, mendorong ekspor, dan memperkuat citra Indonesia sebagai sumber produk kreatif berkualitas tinggi,” imbuhnya.
Sementara itu, Atase Perdagangan RI Ottawa, Mahdewi Silky, menyatakan, peningkatan ekspor Indonesia ke Kanada untuk produk dekorasi rumah dan kerajinan sebesar 7,2% menunjukkan besarnya potensi yang masih dapat dikembangkan.
Lebih lanjut, ia menegaskan dukungan kebijakan perdagangan internasional menjadi kunci untuk mengoptimalkan kesempatan yang ada.
“Momentum penyelesaian perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) yang akan segera ditandatangani dan diratifikasi serta berlanjutnya negosiasi ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA) diharapkan memperkuat posisi produk kreatif Indonesia di pasar Kanada, sekaligus mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara,” tambah Silky.
Ia juga menekankan peran Kementerian Perdagangan yang tidak hanya berupaya memperluas akses pasar, tetapi juga mendukung UKM dalam promosi, peningkatan kualitas, dan penguatan daya saing produk agar mampu memenuhi preferensi konsumen Kanada.
Ia meyakini, upaya dari Kemendag tersebut akan menjadi kian berdampak dengan dukungan berbagai pihak.
Pada 2024, ekspor Indonesia untuk produk dekorasi rumah dan kerajinan (HS 44, 46, dan 94) ke Kanada tercatat mencapai USD44,7 juta, naik sekitar 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD41,7 juta. Angka ini menunjukkan tren positif permintaan pasar Kanada terhadap produk kreatif Indonesia, yang diharapkan terus meningkat seiring dengan kian dikenalnya kualitas dan keunikan desain produk Indonesia di pasar internasional.
Produk dekorasi rumah curi perhatian
Pendiri Cantiq Living, Utomo Kuntjoro mengungkapkan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah dalam upayanya memasarkan produk dekorasi rumah Indonesia di Kanada.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan KBRI Ottawa, KJRI Toronto, dan Bank Indonesia New York. Pameran ini memberi kesempatan besar bagi kami untuk mempertemukan produk UKM Indonesia dengan buyers potensial di Kanada, sekaligus memperkuat jejaring bisnis yang berkelanjutan,” ucap Hartati.
Menurutnya, produk dekorasi rumah dan kerajinan Indonesia mencuri perhatian pengunjung pameran karena keunikan desainnya yang memadukan motif tradisional dengan sentuhan modern, penggunaan material alami seperti rotan, bambu, dan kayu berkualitas, serta pengerjaan yang halus dan presisi.
Kombinasi itu memberikan karakter khas yang membedakan produk Indonesia dari penawaran serupa di pasar internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Cantiq Living memamerkan produk dekorasi rumah dan kerajinan dari 20 UKM Indonesia, yaitu Bali Handi, CV Tashinda Putra Prima, CV Maharani, Mawar Ketak, Sabilla Artshop, Sabilla Multikreasi, dan CV Erina.
Selanjutnya ada Kiya Kayu, PT Karyanusa Raya, CV Mendong, PT Putera Jambu, PT Dilmoni, Sheo Home Living, Unique Lombok, Base Artisan, PT Pekerti Nusantara, PT Kemuliaan Hidup Indonesia, PT Matahari Cahaya Dewata, Riani Rattan, dan PT Unagi Handicraf.
Produk yang dibawa meliputi kerajinan rotan, anyaman alami, ukiran kayu, tekstil rumah, furnitur, dan aksesori dekoratif yang memadukan desain kontemporer dengan sentuhan etnik Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, perwakilan RI di Kanada bersama Cantiq Living akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk memantau peluang transaksi yang tercipta selama pameran, memfasilitasi kelanjutan komunikasi antara para UKM dengan buyers Kanada, serta memastikan adanya langkah konkret untuk membangun kemitraan jangka panjang.
Selain Cantiq Living, terdapat beberapa perusahaan importir Kanada lainnya yang turut mempromosikan produk Indonesia, seperti Crusoe, importir di area Quebec yang memasarkan produk furnitur Indonesia dari Bali dan Yogyakarta.
Phillippe selaku pemilik perusahaan tersebut menyampaikan bahwa produk Indonesia kini makin baik dalam memenuhi standar Kanada dan menyesuaikan minat pasar Kanada.
Hal serupa dipaparkan oleh pendiri Suzie Blue Jewellery yang fokus menjual perhiasan dan barang pajangan dari perajin Indonesia, khususnya Bali.
Perusahaan yang sempat kesulitan selama masa pandemi ini, kini bangkit dan bahkan mendirikan Bali Project untuk memberdayakan dan berkontribusi pada komunitas lokal di Bali.
Terdapat pula Tucan Holistic yang mengimpor organic coconut blossom syrup dari Indonesia. Produk sehat ini digemari karena memenuhi berbagai standar kualitas komposisi dan membuat produk ini dapat bersaing dengan produk Kanada lainnya. (SG-1)