SOKOGURU, Jakarta- Pengusaha UMKM merupakan simbol optimisme yang berperan untuk merawat harapan di tengah kondisi perekonomian yang diramalkan lesu oleh sejumlah pihak.
Sebagian orang mungkin melihat potensi pasar saat ini sedang lesu, tetapi tidak menurut perspektif UMKM. Hal itu dibuktikan saat pandemi covid-19 melanda, pengusaha UMKM merupakan simbol optimisme.
Hal itu disampaikan Menteri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Maman Abdurahman dalam diskusi panel dengan tema Mengoptimalkan UMKM: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, pada acara The Big Idea Forum di Jakarta, Senin (17/3).
Menurutnya, pengusaha UMKM terbukti mampu bertahan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sehingga tugas Kementerian UMKM adalah mengamankan dan mendukung pengusaha UMKM demi pemerataan pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui skema UMKM holding.
Baca juga: Efisiensi Anggaran, Kemen UMKM Siapkan Langkah Strategis Jaga Daya Saing UMKM
"Saat ini problem fundamental UMKM adalah menghasilkan produk dengan biaya produksi yang minim, namun kuantitasnya tinggi. Inilah fungsinya UMKM holding, di mana ada ekosistem rantai pasok dengan produk yang terintegrasi,” ujarnya dalam siaran resmi Kemen UMKM, Selasa (18/3).
Agar skema UMKM holding bisa berjalan, sambungnya, harus dikolaborasikan dengan kementerian lain seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan lainnya.
Di acara yang diselenggarakan oleh PT HM Sampoerna Tbk itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, menyampaikan, Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% pada 2029. “Kemendag memiliki progam utama, yaitu UMKM BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor UMKM. Program tersebut dirancang untuk membangun mentalitas dan mendorong UMKM sehingga berani mengembangkan inovasi dan bersaing di pasar global,” ujarnya.
Baca juga: Ungkap Potensi Besar UMKM, Maman Abdurrahman: Bukan Sekadar Pedagang Kaki Lima
Untuk itu, sambung Busan, sapaan akrab Budi Santoso, Kemendag intens berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi, dan komunitas dalam memperkuat pasar dalam negeri.
Turut hadir pada acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi, dan CEO Philip Morris International Jacek Olzak.
Kemudian ada Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dan Direktur Retail Funding Distribution BRI Andrijanto.
Pada kegiatan tersebut dilakukan pula penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (MoU)antara PT SRC Indonesia Sembilan dan Bulog, Telkomsel, BRI, serta Pos Indonesia. Salah satu poinnya terkait program akselerasi digital ekosistem UMKM.
Bina lebih dari 347 ribu UMKM
The Big Idea Forum menghadirkan 1.000 pengusaha UMKM binaan Sampoerna, dalam sebuah program kemitraan Sampoerna Retail Community (SRC), yang menyoroti peran penting UMKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia dan pentingnya kolaborasi multisektor untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Baca juga: Pameran Ramadan Nostalgic 2025 Promosikan Produk Fesyen Lokal di Bulan Puasa
SRC dibentuk untuk memberdayakan UMKM Indonesia, khususnya toko kelontong. Sampai saat ini SRC telah membina lebih dari 347 ribu UMKM.
Tak hanya SRC, PT HM Sampoerna Tbk. juga membentuk Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang merupakan bentuk tanggung jawab sosial sekaligus komitmen keberlanjutan berupa pusat pelatihan kewirausahaan terpadu.
Sejak beroperasi pada 2007, SETC memberikan pelatihan meliputi hard skill maupun soft skill di bidang budidaya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya. Selain pelatihan, SETC juga memfasilitasi riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.
SETC juga memiliki ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan. Dalam perjalanannya, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas untuk lebih dari 60 ribu peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia. (SG-1)