Soko Kreatif

Pameran Ramadan Nostalgic 2025 Promosikan Produk Fesyen Lokal di Bulan Puasa

Pameran menampilkan lebih dari 50 merek terkurasi yang dibagi dua kategori. Zona A, merek-merek naik daun dengan harga terjangkau dan zona B merek premium.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 Maret 2025

Menteri Perdagangan, Budi Santoso menghadiri Ramadan Nostalgic by Scarf Media di Mall Ratu Plaza, Jakarta, Jumat (14/3). (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, Jakarta- Bagi Anda yang ingin menambah koleksi produk fesyen lokal berkualitas dengan harga terjangkau, bisa mengunjungi  pameran produk fesyen lokal Ramadan Nostalgic 2025 di Mal Ratu Plaza, Jakarta. 

Pameran karya UMKM yang berlangsung pada 13-16 Maret  dan 20-23 Maret 2025 itu menampilkan lebih dari 50 merek terkurasi, antara lain baju muslim, hijab, sepatu, tas, kosmetik dan aksesori, serta produk  lainnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso berkesempatan menghadiri pameran produk fesyen lokal tersebut pada Jumat, (14/3).

Hadir dengan mengenakan baju buatan desainer Jenna and Kaia, Mendag menyampaikan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung Ramadan Nostalgic sebagai ajang memasarkan produk-produk fesyen lokal agar semakin diserap pasar dalam negeri. 

Baca juga: Kunjungi Bazar Ramadhan, Wakil Bupati Sidoarjo Dorong UMKM di Daerahnya Naik Kelas

Saat kunjungan, Busan, sapaan akrab Budi Santoso, berdiskusi dan turut mempromosikan produk-produk fesyen yang dipamerkan. Menurutnya, produk lokal Indonesia sangat berpotensi ekspor. 

“Banyak komunitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kita, yang produknya bagus-bagus, dipasarkan di momen Ramadan dan Lebaran. Nah, kalau kita lihat, sebenarnya produk-produk ini berpotensi untuk ekspor. Tadi kami sudah komunikasi dengan Scarf Media, kami akan mengoordinasikan kurasi produk untuk mendukung tujuan tersebut,” ungkapnya dalam keterangan resmi Kemendag. 

Untuk membawa UMKM menembus pasar ekspor, sambungnya, kementeriannya dapat memfasilitasi dengan mencarikan buyer mancanegara. 

Kemudian, para UMKM dapat dilibatkan dalam business matching sebagai salah satu cara agar produk-produk ini bisa menembus pasar ekspor. “Setelah kurasi, kemudian akan kita ikutkan program business matching. Jadi, selain berjualan di dalam negeri, juga bisa ekspor. Kemendag mendukung agar UMKM memiliki kepercayaan diri dan dapat menembus pasar ekspor,” imbuhnya.

Baca juga: Dharma Wanita Kemenperin Gelar Bazar Belanja Murah Lebaran 11-13 Maret

Lebih lanjut, Mendag  yang didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi, mengatakan, business matching merupakan kegiatan mempertemukan para pelaku usaha yang berpotensi ekspor dengan para calon buyer secara virtual yang difasilitasi oleh para perwakilan perdagangan di 33 negara. 

 

UMKM agar BISA Ekspor

Puntodewi mengungkapkan, Kemendag terus berupaya mendorong UMKM agar BISA Ekspor.

“Kemendag memiliki program perluasan akses pasar luar negeri yang dilakukan melalui kegiatan pitching, business matching, serta berbagai promosi dagang, baik dalam maupun luar negeri. Salah satunya melalui kegiatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) sebagai platform untuk mempromosikan produk fesyen sekaligus sebagai ikon kolaborasi para pemangku kepentingan untuk memajukan sektor modest fashion,” ujarnya. 

 

Dok. Kemendag

 

Puntodewi menambahkan, beberapa program Kemendag yang mendukung pemasaran produk fesyen, baik untuk dalam negeri maupun pasar ekspor, antara lain, program kemitraan dengan ritel modern, toko serba ada, lokapasar, Hari Belanja Online Nasional, Bangga Buatan Indonesia, dan sosialisasi kecintaan produk dalam negeri yang berkolaborasi dengan berbagai asosiasi peritel.

Baca juga: Pemkot Bandung Dorong Bazar Murah di Setiap Kelurahan untuk Jaga Stabilitas Harga Pangan

Di lain pihak, pemilik merek Jenna and Kaia, yaitu Jenna menyampaikan, produknya sudah dijual di berbagai kota di Indonesia. Jenna and Kaia juga telah rutin mengikuti peragaan busana, namun belum melakukan ekspor. Sedangkan pemilik Moya by Herfiza, yaitu Herfiza juga menyampaikan produknya belum ekspor walaupun bahan kain yang digunakan telah bersertifikat internasional. 

CEO Scarf Media Temi Sumarlin menyampaikan, Ramadan Nostalgic diselenggarakan agar merek lebih peka dengan isu keberlanjutan sekaligus agar semakin memperbaiki kualitas produk.

 “Misi lain pada Ramadan Nostalgic 2025 ini adalah mendorong sensitivitas merek agar lebih peka dengan isu keberlanjutan (sustainability). jelasnya. Merek, lanjutnya,  tidak didorong untuk saling menjatuhkan harga, tapi agar bisa terus memperbaiki kualitas produknya supaya daya tahan barang terjaga. 

“Semakin tahan lama (durable), maka semakin baik karena menunda sampah fesyen,” imbuh Temi. 

Ramadan Nostalgic merupakan acara Ramadan tahunan yang diselenggarakan Scarf Media dengan tema berbeda-beda sejak 2012. Scarf Media juga merupakan media partner JMFW. 

Temi menjadi kurator dalam berbagai kegiatan fesyen, salah satunya JMFW. Produk yang ditampilkan pada Ramadan Nostalgic 2025, antara lain, fesyen lokal muslim, produk perawatan kulit, sepatu, tas, dan kaca mata. 

Selain itu, terdapat varian fesyen kasual dari merek-merek lokal ternama seperti Zaskiasungkarjakarta, Shibyshireen, Wearing Klamby, dan Nature Republic. 

 

Kegiatan ini menampilkan lebih dari 50 merek terkurasi yang dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Zona A yang terdiri atas merek-merek naik daun dengan harga terjangkau. Merek-merek yang dihadirkan, yaitu seperti Haidee Orlin, Lozy Hijab, Vanilla Hijab, dan lain-lain. 

Sedangkan, Zona B terdiri atas merek yang lebih premium yang diisi oleh koleksi ready-to-wear seperti VIVI Zubedi, Wearing Klamby, Seliyane, Glashka, MYMD by Deden Siswanto, serta Jenna and Kaia. 

Pengunjung Ramadan Nostalgic 2025 juga bisa menemukan berbagai pilihan takjil khas Ramadan, makanan berat, hingga minuman segar dari merek lokal favorit. Aneka makanan dan minuman ini telah dikurasi oleh ritel Brightspot. (SG-1)