SOKOGURU, NEW YORK- Indonesia Turut berpartisipasi pada pameran perhiasan internasional, JA New York 2025, di Javits Center, New York, Amerika Serikat (AS), dan berhasil mencatat potensi transaksi USD1,87 juta atau sekitar Rp31,12 miliar.
Pada pameran yang berlangsung pada 26–28 Oktober 2025 itu, dua jenama Indonesia, yaitu Manoja Jewelry, dan Titian Fine Jewelry serta satu jenama AS, yaitu Nakula Jewelry yang memasarkan produk perhiasan mereka di AS mewakili kekayaan kreativitas dan keunggulan pengrajin ahli (craftsmanship) Indonesia.
Hal itu disampaikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, Dhonny Yudho Kusuma, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Senin, 3 November 2025 malam.
Baca juga: Kemenperin Genjot Ekspor Perhiasan, Terus Perluas Akses Pasar IKM Emas
“Menampilkan desain yang memadukan kearifan lokal Nusantara dan tren global, ketiganya berhasil menarik perhatian buyer dan pengunjung,” ujarnya.
Pameran JA New York 2025, sambung Dhonny, diikuti 270 peserta dan dihadiri 18.000 lebih pengunjung dari berbagai negara.
“Produk UMKM tersebut menjadi contoh konkret bagaimana pelaku usaha kreatif Indonesia mampu bersaing di pasar internasional,” imbuhnya.
Baca juga: Nilai Ekspor Perhiasan RI Capai USD3,94, Diminati Pasar AS, China, India, Swiss
Keikutsertaan Indonesia dalam pameran internasional menjadi bagian dari promosi berkelanjutan produk kreatif Indonesia. Keikutsertaan itu sekaligus memperkuat jejaring bisnis untuk meningkatkan ekspor produk bernilai tambah, khususnya di kawasan Amerika Utara.
“Kami ingin membangun citra bahwa Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya, tetapi juga unggul dalam inovasi dan desain. Pencapaian yang diraih para pengrajin UMKM bersama ketiga brand itu mencerminkan kualitas dan inovasi produk perhiasan Indonesia yang diakui dunia. Mereka tidak hanya membawa produk, tetapi juga membawa identitas budaya Indonesia ke kancah global,” jelas Dhonny lagi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pada pameran itu, partisipasi Paviliun Indonesia merupakan buah sinergi antara ITPC Chicago dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) New York. Paviliun Indonesia tidak hanya mempromosikan produk perhiasan, tapi juga memperkenalkan potensi lain industri perhiasan.
Dalam Paviliun Indonesia seluas 18 meter persegi, Nakula Jewelry menampilkan koleksi perhiasan mutiara yang memadukan desain elegan dengan sentuhan kontemporer khas Indonesia.
Sementara Manoja Jewelry memamerkan desain berkarakter yang mengangkat unsur alam dan budaya Indonesia. Di sisi lain, Titian Fine Jewelry menonjolkan koleksi perhiasan perak dan logam lain seperti kuningan dan tembaga dengan sentuhan etnik modern.
Selama tiga hari pameran, ketiganya berhasil menarik minat lebih dari 65 pembeli potensial dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, India, Brasil, Nigeria, Kazakhstan, dan Tiongkok. Produk- produk seperti perhiasan mutiara, anting mother of pearl dengan keanggunan alami dan keunikan bahan laut Indonesia serta perhiasan emas berdesain etnik kontemporer menjadi favorit pengunjung.
Pemilik Manoja Jewelry, Maryam, menyampaikan rasa bangganya dapat membawa karya lokal ke panggung internasional. Capaian itu menjadi bukti kemampuan desainer lokal untuk bersaing di pasar internasional tanpa meninggalkan akar budaya bangsa.
“Kesempatan itu membuktikan produk perhiasan Indonesia bisa bersaing di pasar global. Kami tidak hanya menjual perhiasan, tetapi juga cerita dan nilai budaya yang terkandung di dalam setiap desain,” ungkapnya.
Ekspor perhiasan RI ke AS
Berdasarkan data Global Trade Atlas S&P Global tahun 2024, ekspor perhiasan Indonesia ke Amerika Serikat pada 2024 mencapai USD161 juta, turun tipis dibanding tahun sebelumnya yang tercatat USD 172,7 juta. Ekspor itu didominasi perhiasan dari logam mulia selain perak, perhiasan berbahan dasar perak, dan perhiasan berbahan logam dasar berlapis logam mulia.
Data tersebut menunjukkan bahwa produk perhiasan Indonesia memiliki posisi yang kuat di pasar Amerika Serikat, terutama di logam mulia.
Di sisi lain, periode Januari–Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat tercatat sebesar USD29,00 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD20,60 miliar dan impor sebesar USD8,40 miliar. Di sisi lain, pada 2024, total perdagangan kedua negara mencatatkan nilai USD38,56 miliar dengan ekspor Indonesia tercatat USD26,54 miliar dan impor sebesar USD12,02 miliar, sehingga Indonesia surplus perdagangan USD14,52 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat, antara lain, minyak kelapa sawit, alas kaki, mesin dan perangkat elektrik, serta perangkat telepon. Sedangkan, impor Indonesia dari Amerika Serikat, antara lain, gas petroleum, kacang kedelai, minyak petroleum yang mengandung bitumen, batu bara, serta residu dari pembuatan pati. (SG-1)