DATA Trademap.org, pada 2023 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan ke dunia dengan market share sebesar 2,4%. Tujuan pasar utama Indonesia adalah Amerika Serikat, India, Hong Kong, China (Tiongkok) dan Swiss.
Sementara data BPS yang diolah Kemenperin menunjukkan capaian nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada Januari-Agustus 2024 sebesar USD3,94 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 15,98% secara kumulatif jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2023 sebesar USD3,4 juta.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (15/10).
Baca juga: Perluas Pasar Ekspor, Kemenperin Fasilitasi IKM Perhiasan RI ke Pameran di Hong Kong
“Peningkatan itu menunjukkan sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional, dan kami optimistis capaian ekspornya akan dapat terus bertambah,” ungkapnya.
Reni mengungkapkan hal itu terkait baru berakhirnya Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024 yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur pada 10-13 Oktober 2024.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Industri perhiasan Indonesia berpotensi besar untuk dapat terus berkembang, karena didorong oleh kekayaan budaya, keragaman sumber daya alam mulai dari emas, perak, hingga batu mulia, serta kreativitas para perajin lokal.
Baca juga: Nilai Ekspor Tembus USD547,5 juta, Kinerja Industri Perhiasan Nasional Kian Berkilau
“Industri perhiasan tanah air memiliki peranan penting terhadap peningkatan nilai ekspor Indonesia. Hal ini memberikan dampak positif pada peningkatan nilai perdagangan dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berinvestasi dalam bentuk logam mulia,” imbuh Reni.
Sebagai negara kaya akan tradisi pembuatan perhiasan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, para perajin Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar internasional.
Dengan potensi tersebut, Kemenperin terus aktif berpartisipasi membawa pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk dapat menjamah pasar yang lebih luas dan berkelanjutan.
Baca juga: Olah Limbah Jadi Perhiasan, Kunci Artistica Jewelry Mendunia
Untuk itu, lanjut Reni, pihaknya (Direktorat Jenderal IKMA) kembali turut berpartisipasi pada pameran industri perhiasan berskala internasional, yaitu Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita menyampaikan, di tengah era globalisasi dan persaingan bisnis yang ketat, industri perhiasan dalam negeri mampu menunjukkan kinerja yang cemerlang.
Apalagi, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya manajemen keuangan, dengan salah satunya melakukan investasi, juga ikut berperan pada meningkatnya permintaan pasar atas industri perhiasan.
“Selain sebagai perhiasan, emas dalam bentuk logam mulia semakin digemari oleh masyarakat sebagai salah satu instrumen investasi yang dinilai aman dan menguntungkan, terutama dari sisi nilai jual kembali. Peningkatan harga emas saat ini turut mendorong kenaikan permintaan terhadap logam mulia,” imbuh Dirjen IKMA.
Saat ini, sambungnya, konsumen juga dipermudah dengan hadirnya berbagai platform penyedia transaksi pembelian dan penjualan logam mulia yang dilakukan secara konvensional (fisik) maupun daring.
Diversifikasi produk logam mulia yang kini tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,001 gram hingga 100 gram, memberikan fleksibilitas lebih bagi masyarakat dalam memilih produk investasi.
“Hal ini memberikan dampak positif pada peningkatan nilai perdagangan dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berinvestasi dalam bentuk logam mulia,” ujar Reni.
20 IKM perhiasan
Sementara itu, Direktur Industri Aneka, dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, menyampaikan, sebanyak 20 IKM perhiasan binaan mendapatkan fasilitasi Pameran SIJF 2024.
“Para peserta ini telah melalui serangkaian tahapan mulai dari seleksi hingga proses kurasi, serta berasal dari berbagai daerah antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Kalimantan Selatan,” paparnya.
Alexandra pun menuturkan, pihaknya selalu menyampaikan kepada para pelaku IKM keamanan transaksi dan tingkat kepercayaan konsumen menjadi tantangan tersendiri yang perlu dicermati oleh para pelaku industri perhiasan agar tetap kompetitif.
Pelaku industri juga harus berkomitmen untuk menjaga standar dan kualitasnya sehingga pasar yang telah terbentuk akan tetap terjaga keberlangsungan dan perkembangannya.
“Kami sangat optimistis bila pelaku industri perhiasan mampu menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar dalam negeri, maka akan berdampak positif bagi kemampuan industri perhiasan dalam menembus pasar global,” tambah Alexandra.
Pameran SIJF 2024 selain diikuti oleh para pelaku industri perhiasan, juga oleh sektor industri pendukung mulai dari pabrikan, distributor, toko, perusahaan permesinan, desainer hingga perajin lokal. Hal itu menjadi wadah yang sangat baik bagi para pelaku IKM untuk dapat memperluas jejaring bisnis dan pasarnya. (SG-1)