SOKOGURU, JAKARTA- Dalam penyusunan Draft Standard for Cinnamon (kayu manis), Indonesia yang sebagai Co-Chair secara aktif mendorong agar karakteristik kayu manis nasional tetap tercermin dalam standar internasional yang tengah disusun.
Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Yusra Egayanti, mengatakan, usulan itu disampaikan pada pertemuan koordinasi lanjutan penyusunan Draft Standard for Cinnamon secara daring bersama Brasil selaku Chair, dan Meksiko serta Iran sebagai Co-Chair yang telah berlangsung pekan lalu.
“Kegiatan tersebut, merupakan bagian dari rangkaian harmonisasi standar internasional di bawah Codex Committee on Spices and Culinary Herbs (CCSCH),” ujar Yusra dalam keterangan Bapanas, Selasa, 22 April 2025.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin Beri Tiga Pesan Penting untuk Percepat Pertumbuhan Rempah Nusantara
Menurutnya, usulan itu didasarkan pada adanya permintaan ekspor kayu manis Indonesia dengan kriteria khusus di pasar global. Untuk itu, Indonesia mengusulkan agar kriteria karakteristik kayu manis nasional tersebut tetap tercantum dalam standar internasional itu.
Lebih lanjut, Yusra yang juga menjabat sebagai Koordinator Mirror Committee Codex Indonesia, menjelaskan, pertemuan bersama Brasil, Meksiko dan Iran itu untuk menindaklanjuti penyusunan posisi nasional Indonesia yang telah dibahas bersama para pakar, kementerian/lembaga terkait, dan pelaku usaha ekspor kayu manis pada pekan kedua April lalu.
“Proses penyusunan standar kini memasuki tahap sirkulasi kedua dan membahas berbagai masukan teknis dari negara anggota CCSCH. Pembahasan teknis difokuskan pada ruang lingkup standar, klasifikasi jenis kayu manis (style), metode pengujian, hingga parameter mutu produk,’’ tambah Ega.
Baca juga: Menkop UKM: Hilirisasi Komoditas Rempah, Kunci Kejayaan Ekonomi Nusantara
Bapanas menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses penyusunan standar Codex ini secara aktif, sebagai bagian dari upaya strategis memperkuat daya saing rempah nasional di pasar global.
Harmonisasi standar yang memperhatikan karakteristik komoditas lokal dinilai krusial dalam membuka akses pasar ekspor yang lebih luas dan berkelanjutan bagi produk kayu manis Indonesia.
Gelar diskusi
Sebelumnya, pada Kamis, 10 April 2025, Bapanas/NFA menggelar diskusi daring guna membahas posisi Indonesia dalam Draft Standard for Cinnamon.
Baca juga: Bapanas bersama BRIN Lakukan Tinjau Lapang di Sentra Produksi Kapulaga Jawa Barat
Kegiatan itu dilaksanakan sebagai bagian dari peran Indonesia sebagai Co-Chair dalam penyusunan standar mutu kayu manis di forum CCSCH.
Yusra menyampaikan Indonesia memiliki kepentingan strategis terhadap komoditas kayu manis, mengingat posisinya sebagai salah satu negara eksportir utama di pasar global.
“Selain itu, standar ini akan menjadi salah satu acuan bagi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) dalam mengatur perdagangan global,” ungkapnya.
Ega menjelaskan sebagai Co-Chair, Indonesia bersama Brasil,Iran dan Meksiko bertugas menyampaikan laporan perkembangan penyusunan Draft Standard for Cinnamon kepada Sekretariat CCSCH melalui mekanisme electronic Working Group (eWG).
Peran ini menempatkan Indonesia dalam posisi strategis dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional. (SG-1)