Soko Berita

Wali Kota Bandung: Warga Bantaran Sungai Harus Pindah, Banjir Makin Mengancam!

Wali Kota Bandung mengimbau warga bantaran sungai melakukan relokasi demi keselamatan. Banjir kian parah, Pemkot tambah kolam retensi & titik serapan air.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
23 Mei 2025
<p>Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa solusi utama menghindari dampak banjir tetaplah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai. (Pemkot Bandung)</p>

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa solusi utama menghindari dampak banjir tetaplah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai. (Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG – Ancaman banjir yang terus berulang di Kota Bandung, Jawa Barat, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot). 

Upaya maksimal dilakukan dengan menambah kolam retensi dan menciptakan titik-titik serapan air baru guna mengatasi limpasan hujan ekstrem. 

Namun, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan bahwa solusi utama tetaplah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai.

Baca jugaWarga Bandung Wajib Tahu! SPMB 2025 Dibuka, Layanan Gratis dan Terpadu Kini Lebih Mudah

“Saya tidak mengancam, tapi banjir makin lama makin berbahaya. Ini tanda alam. Maka saya imbau warga di bantaran sungai untuk pindah secara sukarela demi keselamatan,” ujar Farhan di Bandung. Jumat, 22 Mei 2025.

Kapasitas Drainase dan Sempitnya Aliran Sungai Picu Banjir

Farhan menjelaskan, penyebab utama banjir di Bandung bukan hanya karena curah hujan tinggi, tetapi juga karena kapasitas drainase yang sudah tidak memadai dan makin sempitnya aliran sungai akibat permukiman liar di bantaran.

“Kita sedang menambah titik kolam retensi dan membuat konsep titik-titik penyerapan air. Tapi sungai makin menyempit karena rumah-rumah di pinggir sungai terus bertambah,” jelasnya.

Baca juga: Wali Kota Bandung Farhan Resmikan TPU Terpadu Cibiru: Gratis, Bebas Pungli, Layani Semua Agama!

Wilayah seperti Lembang, Setiabudi, dan Cipaganti jadi langganan banjir, menandakan sistem drainase saat ini tak mampu menampung volume air berlebih. 

Bahkan, ketika saluran air dibuka di hulu, kondisi di hilir justru meluap ke pemukiman karena penyempitan sungai.

“Saluran atas dibuka, tapi bawahnya sempit, ya airnya meluap ke warga. Itu yang sekarang terjadi,” imbuhnya.

Pemkot Andalkan Pompa Air untuk Alihkan Arus

Untuk jangka pendek, Pemkot mengandalkan pompa air guna mengalihkan arus dan mengurangi genangan. 

Baca juga: Farhan Usung Konsep 'Kota Solidaritas': Bandung Siap Jadi Kota Inklusif dan Berkeadilan Sosial

Tapi Farhan menegaskan bahwa solusi jangka panjang tetap relokasi warga bantaran sungai, yang kini dinilai makin mendesak.

“Secara aturan bisa saja dibongkar, tapi menggusur orang bukan seperti menggusur domba. Harus pakai perasaan. Saya akan terus imbau dan bela perasaan warga,” ungkap Farhan yang menunjukkan pendekatan humanis dalam menangani isu ini.

Farhan berharap kesadaran masyarakat tumbuh untuk pindah secara sukarela demi keselamatan bersama. 

Ia juga memastikan Pemkot Bandung akan terus melakukan sosialisasi dan pendekatan persuasif. (*)