Soko Berita

Ustad Moch Fadlani Salam: Shaum Membentuk Karakter Unggul dalam Kehidupan Sehari-hari

Shaum memiliki esensi jauh lebih dalam, shaum bukan hanya menguji ketahanan fisik, tetapi shaum juga memperkuat kualitas psikis dan karakter seseorang.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
04 Maret 2025

Shaum bukan hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga memperkuat kualitas psikis dan karakter seseorang.(Ist/Ilustasi/wikihow)

SOKOGURU: Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah shaum atau puasa selama sebulan penuh. 

Namun, lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, ibadah shaum memiliki esensi yang jauh lebih dalam. 

Shaum bukan hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga memperkuat kualitas psikis dan karakter seseorang.

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Mewujudkan Masyarakat Adil dan Sejahtera Melalui Ibadah Maaliyah

Secara bahasa, shaum berarti “menahan.” Secara istilah, shaum adalah penghindaran diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, mulai dari fajar hingga magrib. 

Ustad Moch Fadlani Salam. (Dok.Pri)

Ini bukan hanya soal menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga pikiran, hati, dan perasaan dari hal-hal yang dapat membawa dosa.

Pendidikan Karakter dalam Shaum

Melalui ibadah shaum, sesungguhnya kita sedang melakukan pendidikan karakter pada diri sendiri. Karakter adalah nilai-nilai yang mengarahkan perilaku manusia dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, serta lingkungan. 

Ibadah shaum mengajarkan kita untuk menumbuhkan karakter positif yang tercermin dalam pikiran, sikap, perkataan, dan perbuatan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Bulan Ramadhan Melatih Diri Melawan Musuh

Ada tiga dimensi utama yang dibentuk dalam diri seseorang melalui ibadah shaum, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan konatif. Mari kita uraikan satu per satu.

Kemampuan Kognitif: Membentuk Pemikiran Cerdas dan Berakhlak

Puasa mengajarkan kita untuk berpikir dengan bijak dan mendalam. 

Dalam hal ini, shaum berperan dalam membentuk wawasan dan cara berpikir yang cerdas serta sesuai dengan aturan dan norma Islam. 

Sebagaimana dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf (7:171), yang mengajarkan kita untuk memegang teguh ajaran Allah dengan kesungguhan, agar kita menjadi orang yang bertakwa. 

Baca juga: Ustad Moch.Fadlani Salam: Inilah Tiga Golongan yang akan Merugi di Bulan Ramadhan

Kemampuan kognitif yang baik akan membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang hidup dan bagaimana seharusnya kita bersikap.

Kemampuan Afektif: Mengelola Emosi dan Mengembangkan Empati

Shaum juga membentuk kemampuan afektif kita, yang terwujud dalam penghayatan ajaran agama serta kemampuan mengelola emosi dan rasa empati. 

Kita diajarkan untuk menahan amarah dan belajar memaafkan kesalahan orang lain. 

Al-Qur'an surah Ali Imran (3:134) mengajarkan kita untuk menahan amarah dan memberi maaf kepada orang lain sebagai bentuk kelembutan hati dan kedewasaan emosional. 

Puasa mengajarkan kita untuk tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan perasaan negatif seperti kemarahan atau dendam, dan lebih memilih jalan kedamaian.

3. Kemampuan Konatif: Berperilaku Berdasarkan Amal Shaleh

Aspek konatif dalam shaum berkaitan dengan perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari, yang didorong oleh niat baik dan amal shaleh. 

Ibadah shaum mengajarkan kita untuk melakukan kebaikan dan berbuat baik kepada orang lain, seperti yang diterangkan dalam surah Ali Imran (3:134). 

Melalui shaum, kita dilatih untuk berbagi dengan sesama, menjaga hubungan sosial, serta berbuat baik meski dalam kesulitan.

Hikmah dari Shaum: Kesalehan Moral, Spiritual, dan Sosial

Melaksanakan shaum dengan penuh kesungguhan dan ikhlas akan membentuk karakter unggul yang membawa manfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. 

Ibadah ini menghasilkan hikmah yang bersifat multidimensional: kesalehan moral, spiritual, dan sosial. 

Seiring dengan pembentukan kemampuan kognitif, afektif, dan konatif, seseorang yang menjalankan shaum akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh kebijaksanaan, kesabaran, dan empati.

Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan menumbuhkan karakter unggul yang akan berguna sepanjang hidup. 

Karakter ini tidak hanya penting dalam hubungan dengan Allah, tetapi juga dalam hubungan kita dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar. 

Maka, marilah kita manfaatkan bulan yang penuh berkah ini untuk mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang diajarkan melalui ibadah shaum. (Ustad Moch Fadlani Salam/SG-2)