SOKOGURU - Upaya mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga memberikan dampak sosial positif, kini semakin menjadi perhatian.
Konsep kewirausahaan sosial atau social entrepreneurship dipandang sebagai strategi yang relevan untuk menggabungkan orientasi bisnis dengan kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan sosial hadir sebagai respons atas kebutuhan dunia usaha yang lebih inklusif.
Dalam pandangan berbagai pihak, model bisnis ini bukan hanya mengejar cuan, melainkan juga mencari solusi atas persoalan sosial yang dihadapi masyarakat.
Dengan demikian, keberlanjutan bisnis dapat tercapai karena keuntungan yang diperoleh digunakan sebagai instrumen perubahan sosial.
Payung Hukum Kewirausahaan Sosial
Pemerintah telah memberikan dukungan melalui skema Perseroan Terbatas Kewirausahaan Sosial (PTKS) atau Social Enterprise.
Aturan ini dinilai sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang menekankan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Contoh penerapan terlihat dari model usaha berbasis amal yang dikelola secara profesional serta memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Inspirasi bagi Pelaku UMKM
Model bisnis berbasis kewirausahaan sosial bisa menjadi inspirasi bagi UMKM.
Setiap produk yang dipasarkan tidak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga memperkuat kesejahteraan kelompok rentan, seperti petani, ibu rumah tangga, hingga anak-anak.
Dengan begitu, dunia usaha di Indonesia dapat terus bertahan sekaligus membawa perubahan sosial yang signifikan.
Gotong Royong sebagai Modal Sosial
Optimisme terhadap kewirausahaan sosial di Indonesia juga diperkuat oleh nilai gotong royong yang sudah mengakar dalam budaya masyarakat.
Nilai ini dinilai sejalan dengan ekonomi Pancasila yang menekankan kebersamaan serta kesejahteraan kolektif.
Dengan modal budaya ini, konsep kewirausahaan sosial lebih mudah diterima oleh pelaku UMKM.
Prinsip BAIK untuk UMKM
Agar semakin efektif, pelaku UMKM disarankan menginternalisasi prinsip BAIK: berani, amanah, inisiatif, dan konsisten.
Keberanian diperlukan untuk menghadapi risiko dan bangkit dari kegagalan.
Amanah merujuk pada integritas dalam berbisnis. Inisiatif mendorong UMKM untuk aktif tanpa menunggu perintah, sementara konsistensi menjadi kunci agar setiap gagasan terwujud nyata.
Kolaborasi Lintas Sektor
Kewirausahaan sosial pada UMKM juga dapat membentuk ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan badan usaha milik negara (BUMN), membuktikan bahwa UMKM mampu memperluas peran dalam perdagangan, distribusi pangan, akses pembiayaan, hingga layanan logistik.
Dukungan ini juga membuka jalan bagi UMKM untuk masuk ke ranah digital.
Perluasan Akses Digital
Melalui kewirausahaan sosial, UMKM berpotensi meningkatkan literasi dan akses digital bagi masyarakat.
Hal ini tidak hanya mendukung pertumbuhan usaha, tetapi juga memperkuat daya saing di era transformasi digital.
Digitalisasi membuka peluang distribusi produk yang lebih luas dan menjangkau pasar global.
Baca Juga:
Dampak terhadap Perekonomian Lokal
Kehadiran kewirausahaan sosial diyakini dapat memperkuat perekonomian lokal.
Setiap transaksi bisnis bukan hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga membawa manfaat sosial nyata.
Dengan demikian, UMKM berperan sebagai motor penggerak ekonomi sekaligus agen perubahan sosial.
UMKM Sebagai Agen Perubahan Sosial
Kewirausahaan sosial menempatkan UMKM bukan hanya sebagai pelaku pasar, tetapi juga sebagai agen yang mampu mengurangi kesenjangan sosial.
Pemberdayaan masyarakat rentan, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan taraf hidup menjadi wujud nyata kontribusinya.
Menyeimbangkan Profit dan Manfaat Sosial
Model kewirausahaan sosial dipandang sebagai wajah baru dunia usaha Indonesia.
Dengan menyeimbangkan keuntungan ekonomi dan kontribusi sosial, UMKM dapat membangun fondasi bisnis yang tidak hanya bertahan jangka panjang, tetapi juga memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Dukungan Regulasi dan Edukasi
Diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk memperkuat adopsi kewirausahaan sosial.
Dukungan regulasi, pendanaan, serta pelatihan manajemen bisnis akan mempercepat pertumbuhan UMKM berbasis sosial.
Baca Juga:
Masa Depan UMKM Berbasis Sosial
Dengan penerapan kewirausahaan sosial, ekosistem UMKM di Indonesia diharapkan tumbuh lebih kuat.
Tidak hanya dari sisi profit, melainkan juga dalam memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Pertanyaannya, apakah UMKM Anda siap menjadi bagian dari wajah baru dunia usaha yang menyeimbangkan keberlanjutan ekonomi dan manfaat sosial? (*)