SOKOGURU, MAKKAH, ARAB SAUDI — Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Adies Kadir, mengungkap fakta mengejutkan terkait layanan yang diterima jemaah haji reguler Indonesia.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama mitra kerja di Alqimma Hall, Makkah, Arab Saudi, Senin (2/6/2025), Adies menyebut jemaah Indonesia dikategorikan grade D atau paling rendah oleh pihak penyedia layanan transportasi dan akomodasi.
“Cukup membuat kita miris. Jemaah Indonesia masuk grade D, paling rendah. Padahal secara anggaran dan manajemen, kita mampu naik ke grade B, bahkan setara ONH Plus,” tegas Wakil Ketua DPR RI itu.
Baca juga: Suhu Mencapai 50°C! Menag Larang Jemaah Haji RI Shalat Jumat di Luar Hotel
Anggaran Haji Dinilai Cukup, Tapi Pengelolaan Masih Lemah
Politisi Golkar tersebut menyayangkan manajemen anggaran yang dinilainya belum efisien dan terukur.
Padahal dengan dana yang tersedia, jemaah haji reguler Indonesia seharusnya bisa menikmati fasilitas seperti bed sofa, makanan layak, dan akomodasi yang nyaman.
Baca juga: Hendak Berkurban? Ini Alasan Mengapa Rambut dan Kuku Tak Boleh Dipotong
“Kalau dikelola lebih baik, cost haji bisa lebih rendah tapi fasilitas meningkat. Ini PR besar untuk BPKH dan Ditjen PHU,” ucapnya.
Suhu Panas Ekstrem & Fasilitas Minim, Jemaah Terancam Kesehatan
Adies juga menyoroti kondisi fisik jemaah saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Arab Saudi.
Suhu ekstrem yang mencapai 45 derajat Celcius disebutnya bisa berdampak serius pada kesehatan.
Baca juga: Ingin Haji Tanpa Visa Resmi, WNI Tewas dan Dua Lainnya Kritis di Tengah Gurun
Tak hanya itu, petugas medis Indonesia dilaporkan mengalami kendala izin kerja dari otoritas Arab Saudi hingga harus merawat jemaah secara sembunyi-sembunyi.
“Petugas medis kita seperti diuber-uber polisi. Ini harus jadi perhatian agar tidak terulang,” jelas Adies. (*)