Soko Berita

Tarif Impor AS Naik, DPR RI: Saatnya Indonesia Berdikari dalam Pangan

Johan Rosihan, menegaskan kondisi ini harus dijadikan titik balik mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor dan mendorong kemandirian pangan lokal.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
06 April 2025

Kenaikan tarif impor AS harus dijadikan titik balik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor dan mendorong kemandirian pangan lokal.(Ist)

SOKOGURU, JAKARTA: Kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang berlaku sejak awal April 2025 dinilai sebagai momentum emas bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. 

Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menegaskan bahwa kondisi ini harus dijadikan titik balik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor dan mendorong kemandirian pangan lokal.

“Kita jangan sekadar reaktif setiap kali terjadi gejolak global. Ini saatnya kita serius membangun kekuatan pangan nasional, dari hulu hingga hilir,” ujar Johan dalam keterangannya, Sabtu (5/4).

Baca juga: Rachmat Gobel Usulkan Delapan Strategi Antisipasi Dampak Tarif Impor AS

Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan. (Ist/DPR RI)

Politikus dari Fraksi PKS itu menyoroti risiko besar yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif tinggi dari AS, terutama bagi negara seperti Indonesia yang masih mengimpor sejumlah bahan pangan strategis seperti kedelai dan jagung dari Negeri Paman Sam. 

Namun, alih-alih panik, Johan melihat hal ini sebagai peluang untuk mempercepat reformasi sektor pangan dalam negeri.

Baca juga: Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Hanif Dhakiri: Ini Alarm Serius bagi Ekonomi Nasional

Ia menegaskan pentingnya keberpihakan nyata dari pemerintah, mulai dari pemberian insentif bagi petani dan pelaku UMKM pangan lokal, perluasan lahan produktif, hingga penguatan riset dan teknologi pertanian. Ia juga mendorong percepatan program substitusi impor untuk bahan baku industri makanan yang selama ini terlalu bergantung pada pasokan luar negeri.

“Pangan lokal harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai momentum ini terbuang percuma,” tegasnya.

Johan yang berasal dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Barat I, menekankan bahwa wilayah seperti Pulau Sumbawa memiliki potensi luar biasa untuk menopang ketahanan pangan nasional, mulai dari produksi padi, jagung, sorgum, hingga hasil peternakan dan perikanan.

Selain memperkuat produksi, ia juga menyerukan penguatan cadangan pangan nasional serta perluasan akses pasar bagi produk-produk lokal. 

Perlindungan terhadap petani dan nelayan, katanya, menjadi bagian penting dari strategi menjaga stabilitas nasional di tengah dinamika global yang tidak menentu.

“Kita tak bisa terus bergantung pada pasar luar. Saatnya pemerintah hadir lebih kuat dan berpihak pada petani serta pangan lokal,” ujarnya.

Baca juga: Tarif Dagang AS 32 Persen Ancam Ekspor RI, DPR Minta Pemerintah Tak Gegabah

Dampak kebijakan tarif AS sendiri telah memicu pelemahan rupiah dan lonjakan biaya impor, yang turut menekan sektor-sektor strategis seperti pangan. 

Dalam kondisi ini, Johan menilai bahwa langkah konkret pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk mencintai produk lokal menjadi kunci daya tahan ekonomi nasional ke depan. (SG-2)