Soko Berita

Rachmat Gobel Usulkan Delapan Strategi Antisipasi Dampak Tarif Impor AS

Anggota DPR RI Rachmat Gobel, mengingatkan bahwa tarif impor hingga 32 persen terhadap produk asal Indonesia bisa membawa dampak besar bagi ekonomi nasional.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
05 April 2025

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengingatkan bahwa tarif impor hingga 32 persen terhadap produk asal Indonesia bisa membawa dampak besar bagi ekonomi nasional.(Ist.DPR RI)

SOKOGURU, JAKARTA: Kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump mulai menuai sorotan serius dari parlemen Indonesia. 

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengingatkan bahwa tarif impor hingga 32 persen terhadap produk asal Indonesia bisa membawa dampak besar bagi ekonomi nasional.

Gobel juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu menjaga Indonesia dari ancaman krisis.

Baca juga: Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Hanif Dhakiri: Ini Alarm Serius bagi Ekonomi Nasional

“Hanya ada satu kalimat: mari kita jaga dan kita selamatkan Indonesia dari bahaya di depan mata,” tegas Gobel dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (5/4/2025).

Menurut Wakil Rakyat dari Dapil Gorontalo itu, sebelum kebijakan ini pun Indonesia sudah mengalami gejala deindustrialisasi, ditandai dengan tutupnya banyak pabrik dan meningkatnya angka PHK. 

Kini, tekanan tarif baru dari AS berpotensi memperparah situasi—dari meningkatnya pengangguran hingga pelemahan nilai tukar rupiah.

“Ekonomi kita bisa terpukul dari dua sisi: hilangnya pasar ekspor dan makin tertekannya industri dalam negeri,” ujarnya.

Baca juga: Tarif Dagang AS 32 Persen Ancam Ekspor RI, DPR Minta Pemerintah Tak Gegabah

Sebagai langkah konkret, Gobel yang juga pernah menjabat Menteri Perdagangan, mengusulkan delapan strategi untuk mengantisipasi dampak buruk kebijakan AS:

1. Kemudahan investasi melalui deregulasi perizinan.
2. Insentif pajak dan tarif bagi pelaku usaha nasional.
3. Pengetatan pintu masuk barang selundupan.
4. Larangan permanen impor tekstil bermotif tradisional Indonesia seperti batik, tenun, dan sulam.
5. Larangan permanen impor pakaian bekas.
6. Pembukaan pasar ekspor baru oleh pemerintah.
7. Negosiasi bilateral dengan AS untuk menurunkan tarif.
8. Perlindungan maksimal terhadap pasar domestik dari serbuan impor.
Gobel juga menyoroti potensi banjirnya produk dari Tiongkok dan Vietnam yang tengah mencari pasar baru akibat kebijakan serupa dari AS. 

Ia menegaskan bahwa Indonesia harus segera memperkuat pengawasan dan penegakan aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) agar pasar dalam negeri tetap terlindungi.

Baca juga: Mendag Lepas Ekspor Kopi Senilai USD 1,48 Juta ke Amerika Serikat

“Jika kita lengah, Indonesia akan menjadi sasaran produk negara lain yang mencari pelampiasan ekspor. Kita harus melindungi industri dan produk kita sendiri,” ujarnya.

Lebih dari sekadar ekonomi, Gobel juga menekankan pentingnya menjaga kondisi sosial. 

Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan situasi ini sebagai momen kebangkitan nasional—menumbuhkan semangat gotong royong, cinta Tanah Air, dan menjauhi praktik korupsi serta nepotisme.

“Kita harus ubah tantangan ini menjadi peluang, bukan alasan untuk menyerah,” tutup Gobel.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor tinggi terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS. 

Indonesia, dengan surplus perdagangan sebesar US$18 miliar pada 2024, turut menjadi sasaran kebijakan tersebut.(SG-2)