Soko Berita

Produksi Perikanan Budi Daya KKP Naik pada Maret 2025, Stok Ikan Selama Puasa dan Lebaran Aman

Dengan menjadikan ikan sebagai menu saat berbuka puasa, sahur dan lebaran, konsumen turut mendukung para nelayan, pembudi daya, hingga pemasar perikanan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
07 Maret 2025

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produksi perikanan budi daya, sebagai langkah strategis untuk memenuhi lonjakan permintaan ikan hasil budidaya selama bulan Ramadan hingga lebaran (Idul Fitri) 1446 H. (Dok. KKP)

SOKOGURU, Jakarta- Singkir, selaku Ketua Kelompok Pembudi Daya Ikan (Pokdakan) Basarang Harapan Kita di Kalimantan Tengah memiliki luas lahan yang dikelola mencapai 17 ribu meter persegi atau sebanyak 148 unit kolam produksi. 

Kelompok yang merupakan binaan Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin itu memiliki kapasitas produksi berkisar antara 3 ton hingga 15 ton per anggota per panen.

“Kolam-kolam ikan saya dan anggota saya akan siap panen. Selama Ramadan hingga menjelang Lebaran nanti.  Kami punya stok ikan patin, ikan papuyu dan ikan gabus yang akan siap panen,” ujar dalam keterangan resmi KKP terkait  ketersediaan stok ikan selama Ramadan hingga Lebaran, Kamis (6/3). 

Baca juga: Jaga Mutu Pakan Ikan, KKP Imbau Produsen Terapkan CPPIB

Ia memastikani dan optimistis Pokdakan Basarang Harapan Kita bisa memenuhi permintaan pasar untuk wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Singkir mengakui selama Ramadan hingga nanti menjelang Idul Fitri, harga ikan di pasar sedang bagus-bagusnya. Pasalnya, di Kalimantan Tengah, konsumsi ikan air tawar selama puasa Ramadan dan Idul Fitri cenderung meningkat karena masyarakat setempat memiliki kebiasaan mengonsumsi ikan sebagai lauk utama dalam hidangan buka puasa dan lebaran.

Meningkat 3,84%

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Tb Haeru Rahayu, mengatakan, pihaknya terus menggenjot produksi perikanan budi daya untuk memenuhi lonjakan permintaan ikan hasil budi daya selama bulan puasa (Ramadan) hingga lebaran (Idulfitri) 2025.

Ia menyampaikan produksi perikanan budi daya pada Maret 2025 diperkirakan meningkat sebesar 3,84% jika dibandingkan dengan Januari 2025. 

Baca juga: Di Bulan Puasa, KKP-BPOM Bersinergi Jaga Mutu Produk Perikanan

“Dengan adanya peningkatan produksi perikanan budi daya, dapat dipastikan pasokan stok ikan hasil budi daya masih aman untuk memenuhi kebutuhan selama puasa Ramadan hingga menjelang lebaran Idul Fitri,” jelasnya.  

Peningkatan produksi perikanan budi daya salah satunya hasil implementasi program ekonomi biru pengembangan budi daya air laut, pesisir dan darat berkelanjutan yang sudah berjalan di berbagai daerah. 

Sementara itu,  Direktur Ikan Air Tawar KKP, Ujang Komarudin, memaparkan proyeksi produksi perikanan budi daya pada triwulan I 2025 mengalami peningkatan setiap bulannya. 

Ia memaparkan proyeksi produksi perikanan budi daya pada triwulan I 2025 mengalami peningkatan setiap bulannya. 

Baca juga: KKP Masih Godok Kebijakan Kawasan Hilirisasi Hasil Kelautan dan Perikanan

Pada Januari 2025 produksi perikanan budi daya mencapai sekitar 408 ribu ton. Sedangkan Februari diproyeksikan meningkat sekitar 410 ribu ton, dan Maret mencapai sekitar 436 ribu ton.

Untuk memastikan kelancaran proses produksi budi daya ikan dan menjamin ketersediaan stok ikan konsumsi, lanjut Ujang, KKP telah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, melibatkan penyuluh dan kelompok pembudi daya ikan. 

“Komoditas ikan air tawar seperti ikan nila, lele, patin dan mas masih menjadi komoditas andalan untuk hidangan menu berprotein selama Ramadan dan Lebaran, selain ayam, telur dan daging,” jelasnya saat konferensi pers di kantor KKP. 

Sedangkan di Wilayah Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua, tambah Ujang, menu ikan lele dan nila hasil budi daya masih menjadi andalan saat puasa dan lebaran. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia Bagian Tengah.

Di kesempatan yang sama,  Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengatakan, KKP juga memantau ketersediaan sarana penyimpanan rantai dingin di seluruh Indonesia serta informasi okupansi, hingga penjaminan mutu selama distribusi ikan.

 

"Kami ada beberapa program seperti warehouse management system (WMS) untuk memantau okupansi di gudang beku," ujarnya.

Berdasarkan analisis tim Ditjen PDSPKP, imbuhnya, diperkirakan ketersediaan ikan selama periode Maret 2025 mencapai 1,06 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding Februari sebesar 1,03 juta ton. 

Begitu juga dari sisi kebutuhan, selama bulan Maret diprediksi sebesar 0,85 juta ton, naik dibanding Februari sebesar 0,79 juta ton. 

"Dari sisi ketersediaan kita bisa katakan aman, artinya masyarakat bisa tenang dan menikmati ikan sebagai sajian di bulan Ramadan," jelas Budi. 

Budi memastikan KKP juga telah memetakan preferensi konsumsi ikan di daerah. Dia menyontohkan di Jakarta, masyarakat lebih memilih kembung, lele, tuna-cakalang-tongkol, tilapia dan bandeng.

"Tentu ini berbeda dengan Banjarmasin yang lebih memilih gabus atau haruan, patin dan lain-lain," terangnya.

Dengan ketersediaan ikan yang aman, Budi berharap masyarakat untuk terus doyan dan bangga mengonsumsi ikan. Menurutnya, dengan menjadikan ikan sebagai menu berbuka atau sahur serta lebaran, konsumen turut mendukung para nelayan, pembudidaya, pengolahan hingga pemasar perikanan.

"Sebagai masyarakat maritim, tentu konsumsi ikan bukan hanya bikin kita merdeka protein 100 gram, tapi juga turut menggerakkan ekonomi maritim," tutupnya. (SG-1)