SOKOGURU – Persib Bandung resmi menorehkan sejarah manis dalam perjalanan sepak bola Indonesia setelah berhasil menjadi juara Liga 1 musim 2023/2024, sekaligus mempertahankan gelar yang mereka raih di musim sebelumnya.
Kepastian gelar ini diraih setelah hasil imbang dramatis 3-3 antara Persik Kediri dan Persebaya Surabaya, yang secara matematis memastikan Persib tak lagi terkejar di puncak klasemen.
Ini bukan hanya kemenangan biasa, ini adalah perwujudan dari konsistensi, kedalaman skuad, dan kepemimpinan pelatih yang solid.
Kekuatan Skuad dan Strategi Rekrutmen
Sejak awal musim, Persib Bandung sudah menunjukkan potensi besar untuk kembali menjadi kampiun.
Retensi sejumlah pemain inti seperti Kevin Ray Mendoza, Nick Kuipers, Ciro Alves, dan David da Silva menjadi pondasi utama kekuatan Maung Bandung.
Ditambah lagi, rekrutan anyar seperti Tyronne del Pino dan Gustavo Franca mampu beradaptasi cepat dan menjadi kunci dalam skema permainan.
Tyronne, yang sempat diragukan karena masalah kebugaran di awal musim, membuktikan diri sebagai gelandang pengatur ritme permainan yang efektif, terutama setelah ditinggal Stefano Beltrame.
Sementara Gustavo Franca, yang menggantikan posisi Alberto Rodriguez, bukan hanya tampil kokoh di lini belakang, tetapi juga berkontribusi dalam skema ofensif.
Kepemimpinan Boyan Hodak: Menyatukan Ruang Ganti
Perjalanan menuju tangga juara tentu tidak selalu mulus. Persib sempat dilanda badai cedera, dengan nama-nama penting seperti Marc Klok, Rachmat Irianto, hingga Dedi Kusnandar harus menepi.
Namun di sinilah peran besar pelatih Boyan Hodak terlihat nyata. Pelatih asal Kroasia ini berhasil menjaga kestabilan ruang ganti dan mentalitas tim tetap terjaga dalam situasi sulit.
Ketenangan Hodak dan kemampuannya membaca situasi membuat skuad Persib tidak larut dalam tekanan.
Ia mampu mengelola rotasi pemain dengan bijak dan membangun chemistry tim yang solid, bahkan ketika harus berjuang di dua kompetisi sekaligus, yakni Liga 1 dan AFC Cup.
Mental Juara dan Konsistensi
Salah satu kunci sukses Persib adalah mental juara yang terbentuk dari proses panjang.
Sejak empat musim terakhir, performa Persib cenderung konsisten di papan atas klasemen.
Musim ini menjadi puncak dari kerja keras yang telah dibangun bertahun-tahun.
Kemenangan-kemenangan krusial di pekan-pekan akhir, terutama saat menghadapi tim-tim besar seperti Persija Jakarta, menjadi titik balik kebangkitan mereka di tengah kompetisi.
Sementara tim-tim pesaing sempat kehilangan konsistensi menjelang akhir musim, Persib justru menunjukkan stabilitas dan determinasi tinggi.
Peran pemain seperti Ciro Alves semakin vital di saat absennya David da Silva, menjadikan permainan Persib lebih dinamis dan tidak tergantung pada satu sosok saja.
Warisan Musim 2023/2024
Kemenangan back-to-back ini tidak hanya memperkuat nama Persib Bandung sebagai salah satu klub terbesar di Indonesia, tetapi juga menegaskan pentingnya perencanaan jangka panjang dan manajemen tim yang solid.
Kembali menjadi juara dalam format kompetisi penuh adalah bukti nyata bahwa Persib bukan hanya kuat secara teknis, tetapi juga matang secara mental dan organisasi.
Musim ini akan dikenang sebagai musim perjuangan kolektif. Dari ruang ganti yang tenang di bawah kendali Hodak, hingga kiprah pemain yang tampil maksimal meski dalam tekanan cedera dan jadwal padat.
Gelar ini bukan hanya milik pemain dan pelatih, tetapi juga seluruh elemen Bobotoh yang selalu setia mendukung.
Selamat kepada Persib Bandung! Back-to-back champion bukan sekadar prestasi, tapi simbol dominasi dan konsistensi di kasta tertinggi sepak bola nasional. (*)
Sumber : Youtube Channel Box2Box Indonesia.