SOKOGURU, Jakarta- Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian (Menko Ekonomi) Airlangga Hartarto segera berkomunikasi dan mendatangi Malaysia yang saat ini bertindak selaku Keketuaan ASEAN tahun 2025 untuk menindaklanjuti kebijakan Tarif Resiprokal Presiden Trump.
Seperti diketahui, Presiden Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal 32% dan akan berlaku mulai 9 April.
Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur ini, di hari pertama, Menko Airlangga mengadakan pertemuan dengan Deputy Prime Minister of Malaysia I (DPM I), Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, guna membahas perkembangan terbaru kebijakan tarif resiprokal AS.
Pertemuan berlangsung di kediaman resmi DPM I, Kamis (3/4) membahas perkembangan terbaru kebijakan tarif resiprokal AS. Kemudian pada hari kedua Jumat (4/4), ia juga diterima langsung oleh PM Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di kantornya di Putrajaya.
Baca juga: Indonesia Segera Memitigasi Dampak Negatif Tarif Resiprokal 32% dari AS pada Perekonomian Nasional
PM Anwar Ibrahim menyampaikan pertemuan tersebut untuk mendiskusikan perkembangan dari berbagai kerjasama ekonomi Malaysia dengan Indonesia.
“Prioritas juga diberikan untuk memperkuat dan memperbarui sinergi ekonomi, yang mencerminkan komitmen kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Malaysia ke tingkat yang lebih baik di masa mendatang,” ujar Anwar, seperti dikutip keterangan resmi Kemenko Ekonomi.
PM Anwar Ibrahim menambahkan, “Kami memanfaatkan sepenuhnya persahabatan erat kedua negara, terutama dalam memperkuat lebih banyak lagi kegiatan ekonomi dan perdagangan, yang melibatkan para Pengusaha Indonesia dan Malaysia di berbagai sektor terkait”.
Sedangkan Menko Airlangga menyampaikan, Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025, menjadi sangat penting untuk mendorong penguatan kerjasama seluruh Negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respons atas kebijakan tarif resiprokal AS.
Baca juga: Mendag RI Dorong Negara-Negara Anggota D-8 Bergabung dalam Kerja Sama Penurunan Tarif
Sejalan dengan Menko Airlangga, PM Anwar juga mengatakan sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia membutuhkan kerja sama dari semua negara tetangga termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan.
Pada pertemuan tersebut, PM Anwar Ibrahim didampingi oleh Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Azis.
Setelah pertemuan dengan PM Anwar, Menko Airlangga langsung menindaklanjuti untuk pertemuan khusus dengan MITI Tengku Zafrul.
Pada pertemuan tersebut, Tengku Zafrul mengatakan pertemuan dengan Menko Airlangga juga membahas strategi untuk penguatan ekonomi regional ASEAN.
"Dalam lingkungan global yang penuh ketidakpastian, persatuan ASEAN bukan lagi pilihan, tetapi menjadi suatu keharusan. Mari kita perkuat ekonomi regional untuk kesejahteraan bersama," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Menko Airlangga menegaskan Posisi ASEAN di Indo Pasifik sangat penting, bisa menjadi satu kekuatan sangat besar, untuk mendorong penguatan ekonomi regional di Kawasan ASEAN dan di tingkat global.
MITI Tengku Zafrul dan Menko Airlangga sepakat, pada saat ekonomi global sedang bergejolak, maka suara ASEAN perlu lebih lantang.
Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia akan memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) untuk mencari keuntungan dari perdagangan timbal balik dan mengupayakan berbagai perjanjian kerjasama dengan AS.
“Perlu dilakukan sinkronisasi antar negara-negara ASEAN, karena dari 10 negara ASEAN, semua terkena dampak kebijakan tarif resiprokal AS, sehingga perlu secara kolektif membangun komunikasi dan engagement dengan Pemerintah AS,” jelasnya.
Keduanya mengakui kebijakan tarif Presiden Trump menimbulkan tantangan yang besar terhadap dinamika perdagangan global. Dengan tetap menghormati kebijakan tersebut, Indonesia dan Malaysia percaya pada hubungan yang konstruktif dan saling menguntungkan.
Keduanya berkomitmen untuk menjaga kepentingan ekonomi dengan tetap menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS. (SG-1)