Soko Berita

Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Beragama Sudah Kuat, Saatnya Kerukunan dengan Alam

Jika alam dan manusia tidak harmoni dan rukun bisa mengakibatkan kerusakan yang dahsyat. Orang meninggal akibat kerusakan alam capai 1 juta jiwa per tahun.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 Maret 2025

Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Dialog Ramadan Lintas Agama yang digelar di Gedung Serba Guna Katedral, Rabu (19/3) sore. Menag Nasaruddin menekankan pentingnya kerukunan dengan alam. (Dok. Kemenag)

SOKOGURU, Jakarta-  Mengambil momen bulan puasa (Ramadan), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menggelar Dialog Ramadan Lintas Agama di Gedung Serba Guna Katedral, Jakarta.

Hadir pada acara tersebut  Menteri Agama(Menag) Nasaruddin Umar dan Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, dan sejumlah narasumber.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menilai, kerukunan umat beragama di Indonesia sudah kuat bahkan menjadi kekuatan bagi kesatuan bangsa.

Ia juga menekankan pentingnya kerukunan dengan alam dan mengungkapkan rasa senangnya karena berbagai kalangan bisa hadir dalam dialog tersebut untuk membicarakan isu penting, yakni merawat harapan dalam merajut kerukunan umat beragama. 

“Saya berharap pada dialog kali ini membahas keharmonisan antara manusia dan alam. Kalau saya boleh usul, kerukunan antarumat ini sudah selesai, sepertinya kita perlu meng-upgrade menjadi trilogi kerukunan antara Tuhan, manusia, dan alam," ujar Menag, Rabu (19/3) sore.

Baca juga: Peringatan Nuzulul Quran, Menag Sebut Teknologi Ungkap Kebenaran Ilmiah Al-Quran

Menurut Nasaruddin, persoalan kerukunan antarumat beragama dapat diselesaikan secara kasuistik. Namun, tantangan ke depan adalah membangun harmoni antara manusia dan alam. Ia menyoroti dampak besar yang bisa terjadi jika manusia dan alam tidak rukun.

"Daya dahsyat jika alam dan manusia tidak rukun. Data dari pemerhati lingkungan menunjukkan bahwa orang yang meninggal akibat kerusakan alam mencapai 1 juta jiwa per tahun. Ini adalah PR kita ke depan. Sudah saatnya Indonesia memulai langkah ini," imbuh Menag.

"Dialog kita tidak lagi sekadar antarumat beragama. Biarkan itu menjadi tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)," ujarnya.

Baca juga: Resmikan Laznas Darunnajah, Menag Sebut Langkah Kontributif Pesantren untuk Umat

Lebih lanjut, Menag mengatakan, setiap agama, memiliki konsep harmonisasi antara manusia, tuhan dan alam. Karenanya Ia mengajak setiap tokoh agama yang hadir untuk mencoba menggunakan Bahasa Agama demi memperbaiki alam semesta.

“Mungkin ada sebuah kegagalan, kita menggunakan bahasa birokrasi, bahasa politik dalam memelihara harmonisasi alam dan manusia. Mari kita coba perlunya menggunakan bahasa agama di dalam melestarikan lingkungan ini, lingkungan alam semesta itu,” ujarnya.

 

 

Sementara itu, Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo juga menyambut baik Dialog Antarumat ini. 

Menurutnya pertemuan tersebut sangat simbolik. Dahulu, di Gedung yang sama digelar juga kongres pemuda. Dan saat ini, digelar dialog yang juga menyimbolkan persatuan.

“Moga-moga simbolisasi ini semakin meneguhkan persaudaraan kita agar kita dapat menyiapkan ikut membangun masa depan bangsa kita menurut peran kita yang berbeda-beda,” ujarnya.

Dengan tema yang diangkat, Uskup Agung pun berharap dan yakin bahwa ke depan akan semakin maju. “Kita yakin kedepan kita akan sampai kepada tujuan entah itu tujuan menurut keyakinan iman kita masing-masing Atau menurut cita-cita kemerdekaan masyarakat,” ucapnya.

Baca juga: Luncurkan EduRamadan, Kemenag Beri Pelatihan gratis MOOC Pintar Spesial Ramadan

“Kehadiran Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dari lintas agama yang menyampaikan gagasan-gagasannya pasti memperkaya kita semua untuk terus merawat dan mengembangkan kebersamaan,” tegas Suharyo. (SG-1)