SOKOGURU, MANADO – Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, mengungkap fakta mengejutkan bahwa Sulawesi Utara (Sulut) menjadi provinsi kedua terbanyak pengirim Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal setelah Sumatera.
Data ini terungkap saat Felly memimpin kunjungan kerja Komisi IX di Kota Manado, Sulut, Senin 2 Juni 2025.
Menurut Felly, tingginya angka PMI ilegal bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga minimnya edukasi dan lemahnya pengawasan dari pemerintah daerah—terutama di tingkat desa dan kelurahan.
Baca juga: PMI Penyumbang Devisa Terbesar Kedua, DPR Desak Peningkatan Pelayanan dan Perlindungan
“Banyak warga tergiur tawaran calo hingga Rp15 juta, padahal mereka dijebak. Pergi tanpa dokumen resmi, tanpa keahlian, lalu terjebak dalam perbudakan modern,” ujar politikus Partai Nasdem ini dengan nada prihatin.
Terjebak Jaringan Mafia di Luar Negeri
Felly mengungkap, banyak PMI ilegal asal Sulawesi Utara dikirim ke negara seperti Kamboja, lalu dipaksa bekerja di lingkungan kriminal, seperti sindikat penipuan online.
Baca juga: Sosialisasi Magang Jepang di Karawang, Jabar, Turut Tekan Angka Pengangguran
“Mereka dipaksa menipu sesama orang Indonesia. Mereka tidak punya pilihan. Ini bukan hanya eksploitasi, ini perbudakan modern. Kita tidak boleh diam,” tegasnya.
Peringatan Keras untuk Aparat Desa
Felly menegaskan, aparatur desa seperti lurah, kepala desa, dan camat harus lebih waspada dan tidak sembarangan mengeluarkan surat izin perjalanan ke luar negeri.
“Kalau kita tidak peduli, korban akan terus berjatuhan. Jangan asal tanda tangan tanpa tahu tujuan mereka ke luar negeri,” tegasnya.
Edukasi Adalah Senjata Utama
Felly juga mendorong pemerintah untuk gencar melakukan sosialisasi dan edukasi migrasi aman.
Ia meminta agar seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Utara bahu-membahu mencegah warganya jadi korban perdagangan manusia.
Baca juga: Kemendag Buka Program Magang ISDH 2024, Perkuat Kerja Sama RI-Australia
“Banyak yang pergi bukan sebagai pekerja, tapi pura-pura sebagai turis. Ini modus lama, tapi masih banyak yang tertipu,” ungkapnya.
Ajakan Peduli Sesama
Felly menutup pesannya dengan ajakan emosional kepada masyarakat Sulawesi Utara:
“Kalau pulang tinggal jenazah, siapa yang diuntungkan? Tidak ada. Jangan biarkan saudara kita jadi korban karena ketidaktahuan,” tuturnya. (*)