Soko Berita

Kisruh Haji 2025! Suami-Istri Terpisah, Penerbangan Telat, DPR Desak Kemenag Bertindak Cepat

Anggota DPR RI, Aprozi Alam, desak Kemenag atasi kisruh Haji 2025: suami-istri dipisah, penerbangan kacau, dan kebijakan baru Arab Saudi jadi sorotan utama.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
22 Mei 2025
<p>Ilustrasi jemaah haji Indonesia baru mendarat di Bandar Internasional, Arab Saudi. (Dok,Kemenag) </p>

Ilustrasi jemaah haji Indonesia baru mendarat di Bandar Internasional, Arab Saudi. (Dok,Kemenag) 

SOKOGURU, JAKARTA – Persiapan ibadah haji tahun 2025 diwarnai berbagai persoalan serius yang dikeluhkan para jemaah.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Aprozi Alam, angkat suara dan mendesak Kementerian Agama (Kemenag), khususnya Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, untuk segera mengambil langkah strategis.

Beberapa masalah utama yang disoroti antara lain keterlambatan penerbangan, pemisahan tempat tinggal suami-istri di Tanah Suci, hingga sistem keberangkatan keluarga yang tidak serentak.

Baca juga: Terpisah Rombongan, 220 Jemaah Haji Indonesia Akhirnya Tiba di Makkah

“Persoalan ini berdampak langsung pada kenyamanan dan kekhusyukan ibadah jemaah. Tidak bisa dianggap sepele,” tegas Aprozi dalam pernyataannya yang dikutip dari Parlementaria, Rabu 21 Mei 2025.

Kewajiban Jemaah Haji Daftar Aplikasi Nusuk

Aprozi mengungkapkan bahwa kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi, seperti kewajiban mendaftar aplikasi Nusuk untuk masuk Masjidil Haram, serta kebijakan pemisahan hotel bagi jemaah pria dan wanita, menjadi biang kerok masalah.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Aprozi Alam. (Dok.DPR RI)

Kebijakan ini, menurutnya, merupakan buntut dari perubahan besar dalam sistem penyedia layanan (syarikah) yang kini melibatkan delapan perusahaan, berbeda dari sebelumnya yang hanya satu.

Baca juga: Didaftarkan Sejak SD, Nazhifah dan Nashira Berangkat Haji di Usia 22 dan 20 Tahun

Sayangnya, tidak ada sosialisasi memadai dari otoritas Arab Saudi ke pemerintah Indonesia.

“Komunikasi terlambat dari pihak Saudi membuat kita kesulitan menyesuaikan layanan,” ujar politikus Fraksi Partai Golkar itu.

Selain tempat tinggal, sistem keberangkatan yang tidak serentak juga menimbulkan ketidaknyamanan. Misalnya, jika orang tua dan anak berangkat di tahun berbeda, mereka berisiko tinggal di lokasi terpisah.

Keterlambatan Penerbangan Akibat Minimnya Pesawat Cadangan

Masalah lain yang disorot adalah keterlambatan penerbangan akibat minimnya pesawat cadangan di embarkasi Indonesia. 

Menurut Aprozi, maskapai belum menjalankan komitmen secara maksimal.

“Ketika terjadi kendala teknis, tidak ada back-up yang memadai. Ini fatal,” ujarnya.

Baca jugaNabung Rp1.000 Sehari, Pemulung di Semarang Ini Berangkat Haji Setelah 39 Tahun Menabung!

Ia juga menyoroti antrian pesawat di Jeddah dan Madinah yang memperlambat kepulangan jemaah. 

Pesawat harus menunggu izin dari otoritas udara Saudi sebelum bisa terbang ke Indonesia.

Meski menyampaikan kritik keras, Aprozi tetap mengajak jemaah untuk menjaga niat ibadah dan tidak mudah mengeluh. 

Ia menyesalkan adanya jemaah yang justru menyebarkan video negatif di media sosial.

“Kalau makan tidak enak, jangan langsung diviralkan. Bisa-bisa 40 hari makan tidak enak terus. Ini ibadah, hati-hati. Niat harus lurus,” tutupnya. (*)