SOKOGURU, JAKARTA – Militer Israel kembali menuai kecaman dunia setelah meluncurkan serangan brutal terhadap Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, Palestina.
Serangan yang terjadi sejak 18 Mei 2025 hingga kini menyebabkan kerusakan parah pada RS Indonesia dan Wisma Joserizal, serta memaksa fasilitas itu ditutup.
Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan, dengan tegas menyebut serangan ini bukan sekadar pelanggaran, tapi bentuk kejahatan perang yang melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.
Baca juga: Puan Maharani dan PM Tiongkok Kompak Desak Akhiri Perang Gaza, Dukung Palestina Merdeka!
"Yang diserang bukan hanya bangunan, tapi martabat bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi solidaritas kemanusiaan lintas batas," tegas pria yang akrab disapa Nico Siahaan dalam keterangan pers, Minggu (8/6/2025).
Junico menyebut bahwa RS Indonesia dibangun dari sumbangan rakyat Indonesia dan selama lebih dari dua minggu sejak pengepungan 18 Mei, relawan dan tenaga medis bertahan dalam kondisi tanpa akses air, makanan, dan listrik.
Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan. (Dok.DPR RI)
Namun justru rumah sakit itu malah diserang dan dikosongkan secara paksa oleh militer Israel.
"Ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tapi serangan terhadap posisi Indonesia di panggung kemanusiaan global. Diam adalah bentuk pengkhianatan terhadap konstitusi kita," ujarnya.
Desak Aksi Internasional, DPR Minta Pemerintah Bergerak Cepat
Nico mendesak Pemerintah Indonesia agar mengambil langkah diplomatik dan hukum internasional yang tegas terhadap agresi Israel.
Ia mengusulkan:
* Mendorong pembentukan tim investigasi independen di bawah PBB
* Mengaktifkan diplomasi ke Dewan Keamanan PBB, ICC, dan Majelis Umum PBB
* Menggalang tekanan melalui OKI untuk sanksi ekonomi dan militer terhadap Israel
* Menjaga komunikasi dengan relawan Indonesia dan MER-C di Gaza
* Koordinasi khusus oleh Kemlu dan intelijen untuk mencegah impunitas Israel
Baca juga: Ketua BKSAP DPR RI Kutuk Serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza
"Kementerian Luar Negeri harus aktif membangun tekanan internasional. Ini bukan hanya soal Palestina, tapi citra dan keberpihakan Indonesia di dunia internasional," tambahnya.
Komitmen DPR Kawal Respons Pemerintah
Sebagai bagian dari Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, DPR RI akan terus mengawal langkah pemerintah, termasuk opsi peningkatan tekanan diplomatik terhadap negara-negara yang terus memberi ruang bagi tindakan brutal Israel.
Baca juga: DPR RI Tegaskan Komitmen Kuat Dukung Palestina, Usul Boikot dan Kunjungan ke Gaza!
"RS Indonesia di Gaza adalah simbol kepedulian bangsa kita. Serangannya adalah bentuk pelecehan terhadap nurani dan solidaritas kita sebagai bangsa merdeka," pungkas Nico. (*)