SokoBerita

Ingin Pahami Kitab Kuning Lebih Cepat dan Terstruktur di Saat Ramadan? Ikuti Kelas Gen-MKing

Metode Amtsilati dirancang untuk membantu peserta memahami kitab kuning secara lebih cepat dan efektif. Sementara metode tradisional butuh waktu lama.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Maret 2025

 Kementerian Agama (Kemenag) membuka Program Intensif Ramadan bertajuk Generasi Melek Kitab Kuning (Gen-MKing), mulai 3-20 Maret 2025. (Dok. Kemenag)

SOKOGURU, Jakarta: Guna meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami kitab kuning secara sistematis dan aplikatif, Kementerian Agama (Kemenag) membuka Program Intensif Ramadan bertajuk Generasi Melek Kitab Kuning (Gen-MKing). 

Program akan berlangsung pada 3 hingga 20 Maret 2025, setiap Senin hingga Kamis, pukul 09.00–11.00 WIB di Masjid Al-Ikhlas, Kementerian Agama RI, Jalan MH. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat.

Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menyampaikan hal itu saat meresmikan program, Senin (3/3). 

Sebanyak 50 peserta hadir pada peluncuran program Gen-MKing itu yang terdiri atas pegawai Kemenag, mahasiswa, pelajar, Penyuluh Agama Islam, serta masyarakat umum.

Baca juga: Kemenag Gelar Pasaraya Ramadan Competition Selama Bulan Puasa, Ayo! Kirim Karya Terbaikmu

“Kegiatan ini bertujuan mengasah pengetahuan peserta dalam membaca dan memahami kitab kuning. Berbagai metode digunakan dalam pembelajaran, salah satunya adalah Metode Amtsilati, yang dirancang untuk membantu peserta memahami kitab kuning dengan lebih cepat dan efektif,” jelasnya dalam keterangan resmi Kemenag, Selasa (4/3).

Kehadiran metode tersebut, sambungnya, memberi pemahaman kepada umat bahwa pengetahuan tidak datang secara instan. Ada proses dan cara yang harus dilalui.

Metode Amtsilati, menurut  Rokhmad, telah diterapkan di berbagai pesantren di Indonesia dan mendapat respons positif dari para santri serta pengajar. 

Baca juga: Sepanjang Bulan Puasa, Kemenag Hadirkan Program Terjemahan Al-Qur’an dalam 30 Bahasa Daerah

“Dengan semakin luasnya penerapan metode itu, diharapkan generasi muda Muslim dapat lebih mudah mengakses dan memahami khazanah keilmuan Islam yang terkandung dalam kitab kuning,” imbuhnya.

Pendekatan itu, kata Rokhmad, mengintegrasikan pembelajaran tata bahasa Arab dengan praktik langsung membaca teks-teks klasik Islam. Berbeda dengan metode tradisional yang kerap memakan waktu lama, Amtsilati memungkinkan peserta belajar dengan lebih cepat dan terstruktur.

Abu juga mengapresiasi inisiatif Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah dalam mengembangkan model pembinaan kitab kuning yang inovatif. 

Baca juga: Kemenag Gelar MTQ Internasional di Jakarta 28 Januari-2 Februari 2025, Diikuti 38 Negara

“Kita berharap kontribusi dalam pembangunan bidang agama ini benar-benar memberi dampak nyata. Karena itu, peserta yang mengikuti program ini perlu dilihat bagaimana hasil dari pembelajaran yang telah diberikan,” pungkasnya.

Program itu diharapkan dapat menjadi sarana efektif bagi peserta untuk mendalami literasi keislaman, terutama dalam memahami kitab kuning dengan lebih baik. (SG-1)