SOKOGURU, Jakarta: Untuk memperluas akses pemahaman Al-Qur’an bagi seluruh masyarakat Indonesia, Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program unggulan bertajuk Membumikan Al-Qur’an di Nusantara selama bulan puasa (Ramadan 1446 H/2025 M).
Program itu menghadirkan terjemahan Al-Qur’an dalam 30 bahasa daerah di Indonesia sebagai upaya membumikan pesan langit agar lebih dekat dengan masyarakat di berbagai penjuru Nusantara.
Hal itu disampaikan Kepala BMBPSDM, Muhammad Ali Ramdhani di Jakarta, dalam keterangan resmi Kemenag, Jumat (28/2).
Baca juga: Kemenag Bagikan 1.200 Mushaf Al-Qur’an Gratis di Expo MTQ Nasional Samarinda
“Harapan kami, program ini tidak hanya membantu umat memahami Al-Qur’an dalam bahasa daerahnya, tetapi juga menggali kearifan lokal serta membangun kebanggaan nasional. Ramadan adalah momentum yang tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an,” ujarnya.
Program akan tayang mulai hari pertama puasa melalui berbagai platform media sosial resmi BMBPSDM, termasuk Instagram @balitbangdiklat, TikTok Balitbang Diklat, Facebook Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, serta YouTube @Balitbangdiklat.
Melalui inisiatif ini, lanjut Ali, BMBPSDM meneguhkan perannya dalam moderasi beragama dan literasi keagamaan.
Baca juga: Pesantren Ramadan On Air, Ngaji Pasaran Online Tayang di YouTube Selama Bulan Puasa
Ke depan, penerjemahan Al-Qur’an ke berbagai bahasa daerah akan terus diperluas agar semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati dan memahami makna Al-Qur’an dalam konteks budaya mereka sendiri. “Dengan begitu, semangat membumikan pesan langit benar-benar hadir dalam wajah Nusantara,“ tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris BMBPSDM Ahmad Zainul Hamdi, menegaskan, melalui inisiatif tersebut, pihaknya ingin memastikan makna Al-Qur’an dapat tersampaikan dengan lebih baik kepada umat Muslim yang kurang familiar dengan bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.
Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan BMBPSDM bertanggung jawab atas produksi program ini yang dikemas dalam bentuk video berdurasi tiga menit, menampilkan pembacaan ayat Al-Qur’an oleh seorang qariah yang dilengkapi dengan saritilawah dalam bahasa daerah setempat.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Sabtu 1 Maret 2025
“Setiap hari selama Ramadan, kami akan menayangkan satu terjemahan dalam bahasa daerah yang berbeda. Harapannya, umat Islam dari berbagai suku dapat lebih mudah memahami kandungan Al-Qur’an dalam bahasa ibu mereka,” ungkap Zainul.
Adapun bahasa daerah yang digunakan dalam program tersebut yaitu Gorontalo, Jawa Banyumasan, Sunda, Dayak Kanayatn, Bali, Bugis, Minang, Melayu Ambon, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Betawi, Dayak Ngaju, Toraja, Gayo, Ternate, Madura, Aceh, Makassar, Kaili, Bolaang Mongondow, Mandar, Using Banyuwangi, Banjar, Tolaki, Bima, Cirebon, Batak Angkola, Sasak Lombok, Melayu, dan Kupang.
“Dalam proses produksi, BMBPSDM memastikan, saritilawah diisi oleh penutur asli dari setiap daerah guna menjaga keaslian dialek dan logat. Dengan demikian, nuansa kebatinan serta budaya lokal tetap terjaga, sehingga pesan Al-Qur’an dapat lebih mengena dan menyentuh hati masyarakat setempat,” ucapnya.
Selain Membumikan Al-Qur’an di Nusantara, tambah Zainul, BMBPSDM juga menghadirkan program Kuliah Tiga Menit (Kultim) yang berisi tausiyah singkat selama tiga menit dari para pejabat dan pegawai BMBPSDM.
“Kultim itu juga akan tayang setiap hari di kanal media sosial yang sama,“ pungkasnya. (SG-1)