Soko Berita

Industri Logam Tertekan, Wakil Wali Kota Bandung Desak Perlindungan Hak Pekerja

Wakil Wali Kota Bandung Erwin mengingatkan pentingnya iklim kerja adil dan berkelanjutan di tengah ancaman PHK sektor logam. Pemkot siap jadi mediator.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
29 Mei 2025
<p>Wakil Wali Kota Bandung Erwin menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Pekerja Logam FSPMI di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Kamis, 29 Mei 2025. (Dok.Pemkot Bandung)</p>

Wakil Wali Kota Bandung Erwin menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Pekerja Logam FSPMI di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Kamis, 29 Mei 2025. (Dok.Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG —Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), sistem outsourcing, hingga ketidakpastian status karyawan terus membayangi sektor industri logam nasional. 

Hal ini menjadi perhatian serius Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menciptakan iklim kerja yang adil dan berkelanjutan.

Dok.Pemkot Bandung.

Hal ini disampaikan Erwin saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Pekerja Logam FSPMI di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Kamis, 29 Mei 2025.

Baca juga: Ribuan Pekerja di Bandung Di-PHK! Wali Kota Farhan Gerak Cepat Siapkan Program Padat Karya

“Kita semua berkepentingan untuk terus menciptakan iklim kerja yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan bagi seluruh pelaku industri, termasuk di Kota Bandung,” tegas Erwin.

Ia memastikan bahwa Pemerintah Kota Bandung mendukung penuh pertumbuhan industri logam, namun tetap menempatkan perlindungan hak-hak pekerja sebagai prioritas.

Pemerintah Hadir sebagai Mediator antara Pengusaha dan Pekerja

“Pemerintah hadir bukan hanya sebagai regulator, tapi juga sebagai mediator antara pengusaha dan pekerja untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi tantangan industri,” lanjutnya.

Baca juga: UMKM Jadi Solusi Nyata Atasi Pengangguran di Tengah Gelombang PHK (Editorial)

Erwin berharap Rakernas ini bisa menghasilkan rekomendasi konstruktif yang dapat mendorong kebijakan perlindungan tenaga kerja, baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Kami ingin memastikan hak-hak pekerja logam seperti kepastian status karyawan, upah layak, dan jaminan hari tua benar-benar terwujud,” tegasnya.

Dinamika Global Pengaruhi Industri Logam

Dalam kesempatan itu, Erwin juga menyinggung tantangan eksternal yang mempengaruhi sektor logam, seperti kebijakan tarif dari Amerika Serikat dan penurunan anggaran infrastruktur pemerintah. 

Hal ini berdampak langsung pada permintaan logam sebagai bahan konstruksi dan melemahkan daya saing ekspor.

Baca juga: Pailitnya Sritex, DPR Soroti PHK Massal dan Tuntut Kebijakan Pemerintah yang Melindungi Pekerja 

“Kami sangat memahami kekhawatiran para pekerja. Ini menjadi tanggung jawab bersama untuk kita sikapi secara bijak dan adil,” katanya.

Buruh Harus Punya Visi dan Kesadaran Kolektif

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat SPL FSPMI, Taufik Hidayat, menyampaikan bahwa kekuatan terbesar para buruh adalah mental, semangat, dan cita-cita mereka dalam memperjuangkan kesejahteraan.

“Para buruh punya mental dan kecerdasan karena mereka punya semangat, punya cita-cita, dan punya kesadaran. Itu kekuatan kita,” ujarnya penuh semangat.

Senada dengan itu, Ketua DPW FSPMI Jawa Barat, Suparno, menambahkan bahwa inovasi dan kepemimpinan dalam organisasi serikat pekerja sangat penting untuk menjawab tantangan zaman.

“Selamat melaksanakan kegiatan, semoga bisa lebih maju dan melahirkan gagasan-gagasan cemerlang,” ujarnya.

Ia juga menyerukan pentingnya kolaborasi antar federasi serikat pekerja untuk memperjuangkan kondisi kerja dan kesejahteraan buruh yang lebih baik di Jawa Barat. (*)