SokoTekno

Kemenperin Gandeng Industri Otomotif Manfaatkan Limbah Sawit Jadi Energi Berkelanjutan

Bioethanol yang dihasilkan limbah sawit sebagai alternatif energi, sekaligus bagian dari ekonomi sirkular dan meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
17 September 2025
<p>Kementerian Perindustrian terus mendorong pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai sumber bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Untuk itu  Kemenperin bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit. (Dok. Kemenperin)</p>

<p> </p>

Kementerian Perindustrian terus mendorong pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai sumber bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Untuk itu  Kemenperin bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit. (Dok. Kemenperin)

 

SOKOGURU, JAKARTA- Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit.

Selain itu, dilibatkan pula kolaborator dari PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang merupakan mitra strategis BBSPJIA dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hal itu di Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Baca juga: Kemenperin Pacu Industri Kecil Menengah (IKM) Hilirisasi Kemenyan, Kembangkan Minyak Atsiri

“Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri. Kami optimistis, kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” katanya, dalam keterangan Kemenperin.

Menteri Agus mengatakan, pihaknya terus mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai sumber bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. 

Langkah strategis itu, sambungnya, diyakini dapat mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Kemenperin Gelar Pelatihan, Gembleng IKM Kulit Yogyakarta agar Lebih Produktif, Inovatif

Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengatakan, kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset, dan industri seperti yang terjalin antara BBSPJIA dan Toyota merupakan fondasi bagi inovasi hijau di Indonesia. 

“Kami sangat berkomitmen untuk mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” tuturnya.

Andi menjelaskan, BBSPJIA berperan sentral sebagai lembaga teknis yang selama ini fokus mengembangkan berbagai teknologi pemanfaatan limbah agroindustri secara optimal. 

Baca juga: Kemenperin Gandeng Dekranas Siapkan IKM Kerajinan Tembus Pasar Ekspor

Melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS yang dimiliki, BBSPJIA mampu mengubah limbah TTKS menjadi produk bernilai tambah seperti bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.

Di sisi lain, Kepala BBSPJIA, Yuni Herlina Harahap, memaparkan, Pilot Plant Fraksionasi TKKS sebagai wadah riset dan pengembangan yang mendukung industri dalam upaya menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama riset lebih lanjut yang fokus pada pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” terangnya.

Dalam kerja sama itu, lanjut Yuni, semua pihak sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan menjajaki peluang kolaborasi yang tidak hanya berkontribusi pada kemajuan teknologi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam pasar energi bersih global.

“Kami yakini, Indonesia bisa melangkah ke arah industri hijau yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor mampu membawa perubahan positif dalam upaya menghadapi tantangan energi dan lingkungan secara simultan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berwawasan lingkungan,” imbuhnya.

Di lain pihak, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menyatakan, pihaknya tidak hanya melihat bioethanol yang dihasilkan dari limbah sawit sebagai alternatif energi, tetapi juga sebagai bagian dari ekonomi sirkular yang mampu mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit yang sangat dominan di Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi peran dari BBSPJIA sebagai lembaga riset yang mampu menghadirkan solusi teknologi dan inovasi yang nyata untuk menghadapi tantangan energi masa depan,” ujarnya. 

PT TMMIN juga menegaskan komitmennya sebagai perusahaan yang aktif mendukung segala inisiatif dalam upaya mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. (SG-1)