SOKOGURU, KOTA BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan kondisi harga pangan di pasar tetap terkendali menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), meski terdapat kenaikan pada beberapa komoditas.
Hal ini disampaikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat meninjau Pasar Modern Batununggal, Rabu, 3 Desember 2025.
Menurutnya, kenaikan harga terutama terjadi pada cabai dan bawang akibat cuaca ekstrem dan gangguan pasokan dari wilayah sentra.
Baca juga: Kota Bandung Aktifkan 1.597 RW Tangani Sampah, Berkolaborasi dengan Kewilayahan dan Dunia Usaha
Meski begitu, pengendalian harga dan pasokan dilakukan secara ketat melalui koordinasi Pemerintah Kota Bandung bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Kementerian Dalam Negeri.
“Agak sedikit naik, kita masih awasi terus. Koordinasi dengan tim pengendali inflasi daerah sangat ketat bahkan diawasi langsung oleh Kementerian Dalam Negeri,” ujar Farhan, dalam keterangan Diskominfo Kota Bandung.
Menurutnya, rapat koordinasi terakhir memastikan, suplai pangan untuk periode Nataru masih aman.
Pemerintah juga telah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi kenaikan harga akibat cuaca ekstrem.
“Hal yang paling dikhawatirkan memang yang terdampak bencana dan cuaca ekstrem seperti cabai dan bawang. Tapi Ibu-ibu jangan khawatir, kalau di rumah sudah ada Buruan Sae, cabe jeung bawang nu di bumi weh heula,” imbuhnya.
Buruan Sae jadi penyangga psikologis warga
Lebih lanjut, Wali Kota Farhan mengatakan, program Buruan Sae berperan penting dalam memberikan ketenangan psikologis bagi masyarakat saat harga pangan naik.
Baca juga: Hadir dengan Wajah Baru, Taman Lansia Bandung Lebih Aman, Nyaman, dan Ramah Senior
Keberadaan tanaman pangan di lingkungan rumah membuat warga tidak terlalu cemas dengan kenaikan di pasar.
“Kadang harga itu tergantung psikologi konsumen. Buruan Sae memberikan psikologi baik. Lamun harga bawang jeung cabe naik, tapi ningali di Buruan Sae aya cabe jeung bawang, jadi tenang,” jelasnya.
Sejak pascalebaran, Pemkot Bandung telah mendistribusikan bibit cabai dan bawang merah ke seluruh RW. Kini hasilnya sudah tampak di sejumlah titik.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, menyampaikan, Pemkot Bandung turut menggelar Bazar Murah Utama (Bazmut) sebagai strategi mengendalikan inflasi dan menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat.
Bazmut digelar sejak 24 November hingga 5 Desember 2025 dan menjangkau 30 kecamatan. Pada hari ini Bazmut berlangsung di Lapang Puter Kecamatan Coblong, Kecamatan Buahbatu, dan Kecamatan Babakan Ciparay.
“Alhamdulillah, Bazmut sedang berlangsung di berbagai kecamatan dalam rangka pengendalian inflasi menghadapi Nataru,” ujarnya.
Ronny juga menjelaskan, kegiatan itu terlaksana berkat kolaborasi antara pemerintah kota, pengusaha retail, distributor, serta unsur kewilayahan seperti camat dan lurah.
Selain bahan kebutuhan pokok, Bazmut juga menyediakan tenant UMKM unggulan tiap kecamatan.
Ronny menyebut beberapa komoditas mengalami kenaikan akibat cuaca ekstrem, di antaranya, cabai domba & cabai rawit merah seharga Rp70.000–Rp80.000 per kg
Kemudian awang merah naik dari Rp40.000 sampai Rp45.000 menjadi Rp50.000 per kg. Adapun komoditas sayuran lainnya masih stabil. Komoditas strategis yang dipantau jelang Nataru di antaranya telur, daging ayam, dan daging sapi.
Harga daging saat ini, Daging sapi sekitar Rp140.000 per kg dan Daging ayam rata-rata Rp40.000 per kg
Untuk beras, Ronny memastikan stok sangat aman. Beras SPHP di Bazmut dijual Rp58.000, lebih rendah dari HET yang berada di Rp62.500.
Mengantisipasi fluktuasi harga, Ronny mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan.
“Jangan panik buying. Insyaallah kami terus memonitor ketersediaan dan harga pangan,” ungkapnya. (SG-1)