SOKOGURU, JAKARTA- Untuk menyatukan langkah pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan masyarakat dalam memperkuat ekosistem produk lokal, Jakarta International Investment, Trade, Tourism & SMEs Expo (JITEX) 2025 menghadirkan Diskusi Forum Asli Merek Lokal Indonesia (FAMILI) di Main Stage Hall B, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.
Diskusi yang diadakan di tengah berlangsungnya JITEX 2025 itu dimaksudkan melahirkan gerakan berkelanjutan, bukan sekadar bangga, tetapi benar-benar membeli dan menggunakan produk lokal.
Hal itu disampaikan Koordinator FAMILI, sekaligus Ketua Gerakan Belanja di Indonesia Aja, Budihardjo Iduanjsah, dalam keterangan resmi yang diterima Sokoguru, Senin, 22 September 2025.
Baca juga: Membangun Kolaborasi Global Menuju Jakarta 500 Tahun, Pameran JITEX 2025 Berakhir
“Dengan begitu, ekonomi nasional dapat tumbuh dari sektor riil offline yang kuat dan mandiri sehingga memperkuat perdagangan dalam negeri,” ujarnya.
Menurut Budihardjo yang juga ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), sesuai arahan Menteri Keuangan, uang yang sudah digelontorkan ke pasar harus segera digerakkan oleh sektor riil.
“Dan sektor riil itu siapa? Retail. Retail itu siapa? UKM dan merek lokal Indonesia, itulah FAMILI. Kita bicara ritel modern, produk fesyen, hingga kuliner/FnB, semua ada dalam FAMILI,” imbuhnya.
Sebab itu, sambung Budihardjo, gerakan seperti Kamis Pakai Lokal, Jumat Beli Lokal, ASN Pakai Lokal, hingga Belanja di Indonesia Aja perlu terus digerakkan dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Baca juga: Eskalasi Unjuk Rasa Meluas, Hippindo Serukan Keamanan Publik dan Mendengar Aspirasi Rakyat
“Dengan tambahan stimulus Rp200 triliun untuk memperkuat konsumsi domestik, kita harus pastikan uang ini berputar di dalam negeri, memperkuat merek lokal, dan membuka lapangan pekerjaan baru.” ujarnya lagi.
Diskusi yang digelar Kamis, 18 September 2025 itu menghadirkan sejumlah narasumber yakni Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini; Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Temmy Satya Permana.
Kemudian ada Deputi Bidang Transformasi Pengadaan Digital Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Patria Susantosa, serta Direktur Pemasaran Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Dewi Rokhayati, serta dimoderatori oleh Budihardjo.
Baca juga: Kemenkop UKM dan Hippindo Gandeng China Majukan UMKM Berbasis Teknologi
Sesuai pernyataan menteri keuangan uang yang sebelumnya tersendat kini diarahkan langsung ke pasar. Sektor riil menjadi ujung tombak perputaran dana tersebut, dan pelaku utama sektor riil adalah ritel dan UKM merek lokal.
Dalam konteks itulah FAMILI berperan strategis, karena mencakup pelaku sektor ritel modern, pasar tradisional, produk fashion, kuliner/F&B, hingga brand lokal yang menjadi tulang punggung konsumsi masyarakat.
Diskusi FAMILI juga menjadi ruang penting untuk mendorong keberlanjutan gerakan nasional seperti, Kamis Pakai Lokal, Jumat Beli Lokal, dan ASN Pakai Lokal
Gerakan itu diharapkan tidak hanya menumbuhkan kebanggaan, tetapi juga menggerakkan daya beli dan meningkatkan penyerapan produk lokal dan UKM lokal secara nyata.
Ini lahir dari pandangan bahwa sektor riil adalah kunci pemulihan dan percepatan
Sejalan dengan itu, program Belanja di Indonesia Aja yang telah diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian bersama Hippindo juga menjadi bagian penting dalam menguatkan sektor riil.
Dengan dukungan pemerintah, program ini diharapkan mampu untuk menjadi penguat konsumsi domestik, mempercepat perputaran ekonomi melalui penguatan merek lokal, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan daya saing pasar dalam negeri.
FAMILI adalah wadah kebersamaan merek lokal asli Indonesia yang menyatukan pelaku ritel modern, pasar tradisional, fashion, kuliner/F&B, hingga brand kreatif dalam negeri.
Forum ini lahir sebagai ruang kolaborasi untuk memperkuat identitas produk lokal, mendorong kebanggaan nasional, serta memperluas akses pasar bagi UMKM dan brand Indonesia agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus bersaing di pasar global. (SG-1)
