SokoBisnis

Delapan Perusahaan Alat Kesehatan Unggulan Indonesia Hadir di Medica 2025, Jerman, Dorong Daya Saing Global

Berdasarkan data Statista, ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia mencapai USD3,34 miliar pada 2023 dan meningkat hingga 200% selama periode 2020—2023.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
18 November 2025
<p>Sekretaris Direktorat Jenderal PEN Kemendag Arief Wibisono bersama Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toary Worang dan Inspektur II Kemendag Digdiyono Basuki membuka  secara resmi Paviliun Indonesia di pameran alat kesehatan terbesar dunia, Medica 2025 di Düsseldorfmesse, Düsseldorf, Jerman,  pada 17—20 November 2025. (Dok. Kemendag) </p>

Sekretaris Direktorat Jenderal PEN Kemendag Arief Wibisono bersama Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toary Worang dan Inspektur II Kemendag Digdiyono Basuki membuka  secara resmi Paviliun Indonesia di pameran alat kesehatan terbesar dunia, Medica 2025 di Düsseldorfmesse, Düsseldorf, Jerman,  pada 17—20 November 2025. (Dok. Kemendag) 

SOKOGURU, DUSSELDORF- Sebanyak delapan pelaku usaha alat kesehatan (alkes) Indonesia berkesempatan menampilkan portofolio produk unggulan mereka di Paviliun Indonesia dalam Medica 2025 di Düsseldorfmesse, Düsseldorf, Jerman.

Pada pameran alat kesehatan terbesar dunia yang berlangsung pada 17—20 November 2025 itu, Paviliun Indonesia telah menarik perhatian banyak pengunjung mancanegara bahkan sebelum pameran dimulai. 

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Dirjen PEN Kemendag), Fajarini Puntodewi, seperti dirilis Kemendag, Selasa, 18 November 2025. 

Baca juga: Kemenperin Sebut Ekspor Alat Kesehatan RI Lampaui USD 273 juta, Saatnya Wujudkan Kemandirian 

“Antusiasme tersebut terlihat dari banyaknya permintaan pertemuan bisnis yang telah dijadwalkan melalui aplikasi penjajakan bisnis Fair Match. Paviliun Indonesia berhasil menarik minat pengunjung dari berbagai negara, antara lain, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, Prancis, dan Singapura,”ujarnya menanggapi dimulainya Pameran Medica 2025. 

Kemendag, sambung Puntodewi, terus mengukuhkan komitmennya dalam mendorong penguatan ekspor alkes nasional. Sebagai langkah strategis, Indonesia kembali berpartisipasi pada pameran alkes terbesar dunia itu  yang digelar selama empat hari itu. 

Partisipasi tersebut, kata Puntodewi lagi, merupakan upaya nyata Kemendag dalam memperluas akses pasar, membuka peluang kerja sama jangka panjang, dan memperbesar potensi bisnis dengan mitra global.

“Keikutsertaan Indonesia dalam Medica 2025 diharapkan dapat memperkuat penetrasi produk alat kesehatan kita di pasar global, membuka peluang kerja sama jangka panjang, serta berkontribusi pada peningkatan kapasitas dan kompetensi industri alat kesehatan nasional,” imbuhnya. 

Baca juga: Indonesia-Turki Jalin Kerja Sama Industri Alat Kesehatan Senilai USD10,5 Juta

Upaya itu, kata Puntodewi, akan mendorong produk kesehatan Indonesia untuk semakin berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan pasar global.

Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal PEN Kemendag Arief Wibisono bersama Acting Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt Toary Worang dan Inspektur II Kemendag Digdiyono Basuki.

Kedelapan pelaku usaha alkes tersebut, yaitu Graha Tekno Medika dengan produk kelengkapan rumah sakit seperti alat diagnostik dan bedah; Haloni Jane dengan produk sarung tangan medis; Jayamas Medica Industri dengan produk masker medis, antiseptik, dan alat suntik (syringe); Oneject Indonesia dengan produk peralatan radiologi, alat suntik, perlengkapan cuci darah, dan perlengkapan urologi. 

Baca juga: Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

Selanjutnya, Rejeki Putra Putri Eliman dengan produk popok dewasa sekali pakai dan masker; Sugih Instrumendo Abadi dengan produk alat medis bersertifikasi ISO; Sterin Laboratories dengan produk kebersihan dan higienitas; serta Elvinco Med Tech dengan produk perangkat uji cepat untuk malaria, hepatitis, dan deteksi penyalahgunaan obat.

“Minat utama mereka meliputi peluang kerja sama strategis dalam pengembangan kompetensi sumber daya manusia, peningkatan teknologi alat kesehatan, serta eksplorasi berbagai produk yang ditampilkan para peserta Indonesia,” kata Puntodewi.

Sementara itu, Direktur Utama Graha Tekno Medika, Masrizal Achmad Syarief, yang hadir sebagai peserta dalam pameran tersebut menyampaikan, pameran itu menawarkan berbagai peluang bagi perusahaan, baik melalui transaksi bisnis maupun potensi kerja sama.

“Terjadinya transaksi bisnis adalah salah satu tujuan kami berpartisipasi dalam pameran ini. Selain itu, kerja sama strategis dengan perusahaan alat kesehatan berkelas dunia menjadi salah satu alasan kami berpartisipasi di pameran Medica,” ujar Masrizal.

Medica setiap tahunnya dihadiri lebih dari 80.000 pengunjung dan ribuan pelaku industri medis dari berbagai negara. Indonesia rutin berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini sejak 2022.

 

Ekspor Indonesia meningkat

Lebih lanjut, Puntodewi memaparkan, industri alkes global diproyeksikan terus tumbuh dan berkembang hingga mencapai USD717,38 miliar pada 2029 mendatang. 

Sejalan dengan itu, pasar alkes Jerman diprediksi meningkat dari USD33,6 miliar pada 2024 menjadi USD40,08 miliar pada 2029.

Sementara itu, Indonesia mencatatkan kinerja ekspor yang membanggakan untuk peralatan kesehatan. Berdasarkan data Statista, ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia mencapai USD3,34 miliar pada 2023 dan meningkat hingga 200% selama periode 2020—2023.

“Capaian ekspor tersebut menunjukkan potensi besar industri alat kesehatan Indonesia. Keikutsertaan Indonesia di Medica 2025 akan semakin memperbesar peluang bisnis bagi pelaku industri nasional untuk bertemu langsung dengan calon mitra internasional dan mengakses pasar-pasar baru yang sebelumnya sulit dijangkau,” tutupnya. (SG-1)