SokoBisnis

Delapan Eksportir Binaan Kemendag Jajaki Pasar Belanda, Tawarkan Produk Makanan hingga Kerajinan

Tren konsumen Eropa saat ini semakin mengedepankan gaya hidup sehat, keberlanjutan, dan inovasi desain. Ini sejalan dengan karakteristik produk Indonesia.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
12 September 2025
<p>Kemendag melalui Atase Perdagangan (Atdag) RI Den Haag mengajak delapan eksportir binaan Kemendag itu untuk merambah pasar ekspor ke Belanda. Kegiatan itu berlangsung secara daring pada 31 Juli 2025. (Dok. Atdag RI Den Haag)</p>

<p> </p>

Kemendag melalui Atase Perdagangan (Atdag) RI Den Haag mengajak delapan eksportir binaan Kemendag itu untuk merambah pasar ekspor ke Belanda. Kegiatan itu berlangsung secara daring pada 31 Juli 2025. (Dok. Atdag RI Den Haag)

 

SOKOGURU, DEN HAAAG-  Delapan eksportir binaan  Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjajaki peluang kerja sama dengan pembeli asal Belanda, yaitu Interaromat BV.

Kegiatan penjajakan bisnis (business matching) itu merupakan bagian dari upaya Kemendag untuk memperkuat ekspor produk unggulan Indonesia ke pasar Eropa. 

Demikian dikatakan Atase Perdagangan (Atdag) RI Den Haag, Annisa Hapsari, dalam keterangan resmi Kemendag yang diterima Sokoguru, Jumat, 12 September 2025.

Baca juga: Gelar Pertemuan dengan RVO Netherlands, Kemendag Undang Pengusaha Belanda Jadi Buyer di TEI 2025

“Kami berharap semakin banyak eksportir Indonesia yang mampu menembus pasar Belanda dan memperkuat citra Indonesia sebagai pemasok produk berkualitas,” ujarnya.

Kemendag melalui Atase Perdagangan (Atdag) RI Den Haag mengajak delapan eksportir binaan Kemendag itu untuk merambah pasar ekspor ke Belanda. Kegiatan itu berlangsung secara daring pada 31 Juli 2025.

Atdag RI Den Haag Annisa Hapsari mengatakan, Kemendag terus mendorong perluasan akses produk Indonesia ke pasar global. Salah satunya, melalui penjajakan ke Belanda ini.

Kedelapan eksportir Indonesia itu, sambung Annisa, menawarkan beragam produk unggulan di sesi penjajakan bisnis, mulai dari makanan dan minuman, pakaian, hingga kerajinan tangan. Menurut Annisa, produk-produk Indonesia yang ditampilkan berpeluang besar untuk menembus pasar Eropa.

Baca juga: Hadirkan Pengalaman Budaya Indonesia, Peluang Ekspansi Waralaba Ritel ke Belanda

Tren konsumen Eropa saat ini, imbuhnya,  semakin mengedepankan gaya hidup sehat, keberlanjutan, dan inovasi desain, dan ini sejalan dengan karakteristik produk Indonesia. 

“Kami optimistis produk Indonesia mampu bersaing di pasar Eropa karena kita menawarkan kualitas dan nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan konsumen global,” tambah Annisa.

Kedelapan eksportir Indonesia yang hadir, yaitu Tempeh Chips yang menawarkan keripik tempe, CV Hollifood yang menawarkan kue lapis legit, dan Herbaldocs yang menawarkan minuman herbal.

Baca juga: IKM CV Palem Craft Asal Bantul Ekspor Kerajinan ke Belanda

Kemudian ada CV Siwarak Sejahtera Sentosa yang menawarkan nanas dalam kaleng, PT Sony Sentral Industri yang menawarkan panel kayu berbahan tempurung kelapa, PT Migunani yang menawarkan media tanam ramah lingkungan, Mamninch yang menawarkan tas kerajinan tangan, dan PT Tinctori Karya Sejahtera yang menawarkan pakaian batik.

“Para eksportir telah memenuhi standar mutu produk dan desain kemasan yang kompetitif. Mereka juga sedang melengkapi sertifikasi yang diperlukan untuk ekspor ke pasar internasional,” ungkap Annisa. 

Eksportir Indonesia yang ikut serta dalam business matching tersebut mengapresiasi upaya Kemendag mendorong ekspor ke Belanda. Manajer Operasional PT Sony Sentral Industri Andre Sutejo menyatakan, business matching merupakan langkah strategis untuk memperkenalkan produk sekaligus membuka peluang kerja sama dan mempeluas jangkauan pasar produk mereka di pasar Belanda.

Sementara itu, pendiri Tempe King, Widi Atmoko optimistis kegiatan itu sebagai langkah awal kemitraan bisnis yang produktif. 

“Kami harapkan kegiatan itu menjadi langkah awal kemitraan bisnis yang berkelanjutan antara produsen Indonesia dan distributor Eropa, sekaligus membuka peluang memperkenalkan produk tempe kami ke pasar Belanda dan Eropa,” ujarnya.

Interaromat BV, mitra dagang asal Belanda yang mengikuti business matching, merupakan importir dan distributor produk makanan dan minuman, herbal, dan kerajinan ke pasar Eropa. 

Interaromat BV memiliki jaringan distribusi yang mencakup retail etnik, toko spesialis, dan segmen pasar spesifik di Belanda serta negara-negara Uni Eropa lainnya. 

Direktur Utama Interaromat BV, Suryo Tutuko, mengapresiasi inisiatif Kemendag dan Atdag Den Haag atas penyelenggaraan business matching ini.

“Kegiatan ini sangat membantu kami dalam memperluas jaringan dengan eksportir Indonesia serta memperkenalkan produk baru yang berpotensi dipasarkan di Eropa. Selain itu, kegiatan ini penting untuk memperkuat hubungan dagang Indonesia-Eropa,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Atdag RI Den Haag dan Interaromat BV berkomitmen mencarikan pembeli potensial di negara-negara Uni Eropa untuk memudahkan penjajakan bisnis lebih lanjut. Annisa menegaskan, Kemendag akan terus mendukung upaya ini dengan memfasilitasi eksportir Indonesia agar dapat menjalin kerja sama dengan mitra strategis. 

“Kami akan terus mengawal para eksportir agar mampu memperluas pasar ekspor, sekaligus memperkuat perdagangan bilateral yang berkelanjutan antara Indonesia dan Belanda,” ujar Annisa.

Pada periode Januari–Juni 2025, total ekspor Indonesia ke Belanda sebesar USD2,69 miliar. 

Terdapat peningkatan pada nilai ekspor sebesar 20,20% dibanding periode yang sama pada 2024. Sementara itu, pada 2024, total ekspor Indonesia ke Belanda mencapai USD4,75 miliar. Indonesia surplus USD3,77 miliar. (SG-1)