SokoBerita

Yayasan Penyantun Wyata Guna Terangi Jalan Tunanetra Muslim dengan AlQuran Braille

Mesin cetak milik Yayasan Penyantun Wyata Guna merupakan salah satu dari hanya enam unit yang ada di seluruh dunia dan satu-satunya yang ada di Indonesia.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
14 Maret 2025

Al-Qur'an Braille ditujukan bagi penyandang disabilitas netra yang ingin membaca kitab suci, namun tidak dapat melakukannya dengan Al-Qur'an cetakan biasa. (Ist/Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG: Di tengah Kota Bandung yang sibuk, terdapat sebuah tempat yang memiliki peranan sangat penting bagi komunitas tunanetra Muslim di Indonesia, yaitu Yayasan Penyantun Wyata Guna. 

Sejak didirikan pada tahun 1976, yayasan ini berkomitmen untuk menyediakan Al-Qur'an Braille bagi penyandang disabilitas netra yang ingin membaca kitab suci, namun tidak dapat melakukannya dengan Al-Qur'an cetakan biasa.

Meskipun upaya yang dilakukan oleh Yayasan Penyantun Wyata Guna sangat signifikan, jumlah tunanetra muslim di Indonesia jauh lebih banyak daripada kapasitas produksi yang ada, menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan. 

Baca juga: Pemkot Bandung Salurkan Bantuan Rp1,075 Miliar untuk Kemakmuran Masjid Selama Safari Ramadan

Hal ini menjadi tantangan besar dalam menyediakan akses informasi yang setara bagi semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan.

Gunakan Mesin Cetak Bersejarah

Salah satu aspek yang membuat proses produksi Al-Qur'an Braille di Wyata Guna sangat istimewa adalah penggunaan mesin cetak bersejarah, mesin Thomson yang diproduksi pada tahun 1952. 

Mesin cetak ini merupakan salah satu dari hanya enam unit yang ada di seluruh dunia, dan Wyata Guna adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang masih mengoperasikannya. 

Mesin ini dibawa ke Bandung pada tahun 1962 dan hingga kini menjadi tulang punggung dalam proses pencetakan Al-Qur'an Braille.Proses pencetakan sendiri memerlukan keterampilan dan ketelitian tinggi. 

Baca juga: Saat Safari Ramadan, Farhan Ajak Warga Jalin Kebersamaan dan Selesaikan Masalah Bandung

Para pekerja di Wyata Guna dengan sabar dan teliti mengetik setiap huruf Al-Qur'an menggunakan mesin ketik klasik, yang meskipun lambat, menghasilkan karya yang tak ternilai bagi mereka yang membutuhkan akses kepada Al-Qur'an dalam bentuk Braille.

H. Ayi Ahmad Hidayat, Kepala Sekretariat Yayasan Penyantun Wyata Guna, mengenang perjalanan panjang percetakan Al-Qur'an Braille ini. 

Ia menceritakan bahwa pada awalnya, yayasan hanya memproduksi Al-Qur'an Braille dalam jumlah terbatas. Namun, berkat dukungan dari berbagai donatur, jumlah produksi terus meningkat. 

“Sejak awal, kami berkomitmen memberikan kesempatan yang setara bagi setiap individu, tanpa memandang keterbatasan fisik,” jelas Hidayat. 

“Dengan adanya percetakan Braille ini, kami ingin mendukung pendidikan inklusif dan memberikan akses kepada tunanetra untuk membaca Al-Qur'an,” ujar Hidayat.

Baca juga: Safari Ramadan 1445 H Jadi Ajang Silaturahmi Pemkot dan Masyarakat di Kota Bandung

Hidayat juga menambahkan bahwa setiap Al-Qur'an Braille yang dicetak akan didistribusikan ke seluruh penjuru Indonesia secara gratis, berkat bantuan dari donatur yang peduli akan pentingnya akses pendidikan dan informasi bagi penyandang disabilitas.

Inisiatif percetakan Braille ini bukan hanya sekadar menyediakan Al-Qur'an, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya. 

Melalui layanan ini, mereka tidak hanya memberikan akses kepada tunanetra untuk membaca Al-Qur'an, tetapi juga menyediakan bahan pembelajaran yang mendukung pendidikan mereka.

Mari kita dukung upaya mulia ini, agar semakin banyak tunanetra di Indonesia, khususnya di Kota Bandung, yang dapat menikmati hak mereka untuk membaca Al-Qur'an dan memperoleh pendidikan yang layak. (SG-2)