SOKOGURU - Menjelang dibukanya rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2025, beragam informasi menyesatkan kembali bermunculan di media sosial, grup WhatsApp, hingga situs tidak resmi.
Kondisi ini muncul karena tingginya antusias masyarakat, sehingga menjadi celah bagi pelaku penipuan untuk memanfaatkan situasi tersebut.
Maraknya Informasi Palsu
Setiap tahun, minat masyarakat untuk mengikuti seleksi CPNS selalu tinggi. Antusiasme ini sering dijadikan kesempatan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan lowongan palsu hingga menawarkan berbagai layanan yang mengaku dapat meloloskan peserta seleksi.
Proses Seleksi Tidak Bisa Dimanipulasi
Masyarakat perlu memahami bahwa seluruh rangkaian seleksi CPNS bersifat transparan dan tidak dapat dipengaruhi pihak mana pun.
Oleh sebab itu, kewaspadaan menjadi langkah penting agar tidak terjerat jebakan penipuan dengan modus yang semakin beragam.
Pola Penipuan Menjelang CPNS 2025
Lonjakan Peminat Membuka Peluang Penipuan
Seiring meningkatnya jumlah pelamar ASN setiap tahun, banyak orang mencari informasi mengenai jadwal, formasi, hingga persyaratan.
Celah inilah yang kemudian digunakan penipu untuk menyebarkan informasi palsu melalui tautan situs atau layanan berbayar.
Penyalahgunaan Identitas dan Logo Pemerintah
Para pelaku biasanya mengirimkan pesan yang tampak resmi dengan memakai logo lembaga negara, nama instansi, atau istilah formal administrasi. Padahal, proses rekrutmen ASN hanya dilakukan melalui portal resmi pemerintah.
Wajib Memverifikasi Keaslian Sumber Informasi
Karena itu, masyarakat harus selalu meneliti keaslian setiap informasi yang diterima dan memastikan bahwa sumbernya berasal dari kanal resmi milik pemerintah.
Modus Penipuan yang Sering Terjadi
Situs Lowongan CPNS Palsu
Modus pertama yang banyak muncul adalah situs palsu yang menampilkan formasi CPNS seolah baru dirilis. Tautannya biasanya menggunakan domain gratis dan tidak terhubung dengan situs resmi.
Korban diarahkan untuk mengisi data pribadi seperti KTP, KK, alamat, hingga foto yang rawan disalahgunakan.
Penawaran "Jalur Dalam" CPNS
Pelaku penipuan juga menawarkan jalur khusus yang mengklaim bisa meloloskan peserta dari tahap administrasi hingga pengumuman akhir. Mereka meminta transfer biaya administrasi atau uang muka.
Padahal, tidak ada satu pun instansi yang menyediakan jalur tersebut karena seluruh proses seleksi menggunakan sistem CAT yang diawasi ketat.
Jasa Joki Berbayar Tes CAT
Modus lain yang sering menjerat peserta adalah jasa joki untuk mengerjakan soal CAT. Pelaku menawarkan manipulasi sistem atau menghadirkan peserta pengganti dengan imbalan uang jutaan rupiah.
Faktanya, selain merugikan secara finansial, peserta bisa diskualifikasi seumur hidup jika terbukti terlibat.
Email atau Surat Pengumuman Kelulusan Palsu
Tidak sedikit penipu mengirimkan surat atau email yang menyatakan seseorang lolos seleksi. Dokumen tersebut biasanya menggunakan logo instansi dan format resmi untuk meyakinkan korban, lalu meminta sejumlah biaya pelatihan, administrasi, atau seragam.
Dampak & Cara Mencegah Penipuan CPNS 2025
Cara Mengecek Validitas Informasi
Untuk menghindari penipuan, masyarakat perlu selalu mengecek informasi hanya melalui portal resmi pemerintah seperti SSCASN dan situs instansi terkait. Informasi dari grup WhatsApp atau akun tidak jelas wajib diverifikasi ulang.
Hindari Memberikan Data Pribadi & Laporkan Modus
Masyarakat harus menolak tawaran jalur cepat atau jalur dalam karena seleksi CPNS tidak mengenal mekanisme seperti itu.
Data pribadi juga tidak boleh dikirimkan ke situs mencurigakan karena dapat dipakai untuk penipuan lain. Jika menemukan akun atau situs palsu, segera laporkan agar tidak ada korban lanjutan.
Pentingnya Kewaspadaan Digital dalam Seleksi CPNS 2025
Seleksi CPNS 2025 menjadi kesempatan penting bagi banyak masyarakat yang ingin menjadi ASN. Namun, maraknya penipuan menuntut setiap calon peserta tetap kritis dan hanya mempercayai kanal resmi.
Baca Juga:
Dengan memahami berbagai modus dan menjalankan langkah pencegahan, peserta dapat mengikuti seleksi dengan aman dan fokus pada persiapan.
Kewaspadaan digital adalah benteng utama untuk menjaga keamanan serta integritas proses rekrutmen yang transparan. (*)