SokoBerita

Hadirkan Cahaya Harapan untuk Warga Terdampak, Pertamina Pasang PLTS di Posko Pengungsian Aceh Tamiang

PLTS mulai beroperasi menerangi posko pengungsian Karang Baru, Aceh Tamiang, sejak Sabtu,13 Desember. Setiap unit PLTS mampu beroperasi hingga 8 jam/hari.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 Desember 2025
<p>Pertamina memasang PLTS di posko pengungsian Aceh Tamiang untuk mendukung pemulihan listrik dan aktivitas warga pascabencana. (Dok. Pertamina)</p>

Pertamina memasang PLTS di posko pengungsian Aceh Tamiang untuk mendukung pemulihan listrik dan aktivitas warga pascabencana. (Dok. Pertamina)

SOKOGURU, JAKARTA- Sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana, PT Pertamina (Persero) menghadirkan Pembangkit Listrik  Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah titik posko  pengungsian di wilayah Aceh Tamiang.

Sebanyak tujuh paket PLTS didistribusikan, terdiri dari unit berkapasitas 590 Wp (Watt peak), inverter 1.000 Wp, baterai 2.000 Wh (Watt hour), serta tujuh paket Solar LED 40 watt yang didatangkan langsung dari Jakarta.

Demikian disampaikan Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron, dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Senin, 15 Desember 2025.

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Pengungsi, Kemensos Kirim Bantuan Tambahan ke Sumbar dan 4 Kabupaten di Aceh

Pemasangan instalasi PLTS dilakukan oleh teknisi Perwira Pertamina Peduli yang merakit berbagai komponen hingga listrik dapat digunakan untuk menerangi tenda-tenda pengungsian.

“Bantuan PLTS tersebut merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). PLTS mulai beroperasi dan menerangi posko pengungsian Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, sejak Sabtu,13 Desember,” ujarnya.

Program itu, sambung Baron, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terdampak bencana di Aceh Tamiang. Pertamina menyalurkan bantuan PLTS itu guna mendukung pemulihan kondisi darurat pascabencana.

Baca juga: Dua Program Pengabdian Masyarakat Unpad untuk Bantu Penanganan Bencana di Aceh Didanai Kemdiktisaintek

Baron menambahkan, keberadaan PLTS di lokasi pengungsian sangat membantu pengungsi dan relawan, terutama untuk penerangan aktivitas pada malam hari.

Selain itu, PLTS juga dimanfaatkan untuk mengisi daya baterai telepon seluler yang menjadi sarana komunikasi utama.

“Setiap unit PLTS mampu beroperasi hingga delapan jam per hari,” imbuhnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Tinjau Posko Pengungsian Banjir di Aceh Tenggara, Dengar Keluhan Warga

Relawan Pertamina Peduli, M. Abassi Ali Bilhadj, yang akrab disapa Billy, mengungkapkan, proses perakitan PLTS memakan waktu sekitar dua jam dan langsung berfungsi setelah diuji coba.

“Terharu sekali, di tengah penghematan pemanfaatan BBM untuk genset. Hadirnya PLTS ini sangat membantu pengungsi sehingga bisa melaksanakan aktivitas ibadah dan kegiatan membaca buku untuk anak - anak di malam hari dengan tenang. PLTS ini ibarat cahaya harapan di tenda pengungsian,“ jelasnya.

Hingga dua pekan pascabanjir bandang, wilayah Aceh Tamiang masih dalam kondisi terisolir.

Sebagian besar daerah, kata Billy, hanya dapat diakses dengan berjalan kaki, sementara sebagian lainnya baru bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda dua.

Kondisi tersebut membuat distribusi bantuan ke warga terdampak menjadi sangat terbatas.

Selain kesulitan memperoleh bahan makanan, masyarakat juga menghadapi pemadaman listrik serta keterbatasan air bersih.

Dalam situasi tersebut, Relawan Pertamina Peduli terus berupaya hadir di tengah masyarakat Aceh Tamiang dengan menyalurkan pasokan BBM, LPG, kelistrikan berbasis solar panel, serta bantuan kesehatan, sanitasi, air bersih, dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. (SG-1)