SokoBerita

Gerakan Ramadan Ramah Anak: Terapkan satu jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai

Seluruh guru di sekolah, madrasah, pesantren, serta orang tua di rumah, untuk memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan lebih memperhatikan hak-hak anak.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
06 Maret 2025

Deklarasi Bersama Gerakan Ramadan Ramah Anak dengan tagline Ramadan Ceria, Anak Bahagia di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Rabu (5/3). (Dok. Kemenag) 

SOKOGURU, Jakarta- Selama bulan puasa (Ramadan 1446 H/2025) seluruh masyarakat diajak menerapkan satu jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai.

Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan dan kelekatan, kesehatan jiwa dan resiliensi, serta keaktifan anak melibatkan diri beraktivitas di dalam keluarga.  

Satu jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai selama Ramadan merupakan salah satu sikap yang harus diambil dalam Gerakan Ramadan Ramah Anak yang dideklarasikan, di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Rabu (5/3).  

Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung: Fikriyah Kunci Utama Maksimalkan Ibadah Ramadan

“Mari kita manfaatkan momentum Ramadan ini untuk memulai hal-hal lebih baik. Mendidik dan memberikan teladan kepada anak-anak agar anak-anak Indonesia semakin berkarakter, berbudi pekerti luhur, serta cerdas dan inovatif," ujar Menko PMK Pratikno dalam sambutannya.

Gerakan Ramadan Ramah Anak dengan tagline Ramadan Ceria, Anak Bahagia itu diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berkolaborasi dengan enam Kementerian/Lembaga lainnya, yaitu Kemenko PMK, Kemenag, Kemendikdasmen, Kemendukbangga, Kementerian Komdigi, serta kantor Staf Presiden (KSP).
Baca juga: Yuk, Saksikan Acara Seru Selama Ramadan di Kota Bandung

Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan dukungannya terhadap gerakan Ramadan Ramah Anak. Ia mengajak seluruh guru di sekolah, madrasah, dan pesantren, serta orang tua di rumah, untuk memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan lebih memperhatikan hak-hak anak.

“Saya mengajak seluruh umat Muslim, terutama para guru di sekolah, madrasah, pesantren, dan orang tua di rumah, untuk memanfaatkan waktu selama bulan suci Ramadan dengan menjalankan ibadah sebaik-baiknya, serta melaksanakan program untuk anak-anak dengan memperhatikan hak-hak mereka,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa berbagai kegiatan Ramadan seperti salat berjemaah, berbuka puasa bersama, dan iktikaf dapat menjadi momen kebersamaan yang tetap ramah anak.

Sementara itu, Menteri PPPA, Arifah Fauzi menjelaskan, gerakan itu lahir dari hasil analisis internal pemerintahan yang menemukan dua faktor utama penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gawai yang belum bijaksana.

Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung Serukan Masyarakat Tingkatkan Kepedulian Sosial di Bulan Ramadan

“Berangkat dari ini, kami ingin memanfaatkan momentum Ramadan sebagai kesempatan bagi keluarga untuk introspeksi, melihat kembali pola asuh terhadap anak-anak, serta mulai membatasi penggunaan gadget agar lebih bijak,” ujarnya.

Ia berharap, Gerakan Ramadan Ramah Anak dapat menjadi tonggak bagi berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan Ramadan yang lebih mendukung tumbuh kembang anak, baik di rumah, sekolah, maupun tempat ibadah.

Deklarasi dilakukan dengan penandatanganan poin-poin deklarasi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri PPPA Arifah Fauzi, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Mendikdasmen Abdul Mu'ti, Menkomdigi Meutya Hafid, Mendukbangga Wihaji, dan Wakil Kepala Staf Presiden Muhammad Qodari.

Gerakan Ramadan Ramah Anak, kata Menko PMK,  merupakan upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan baik kementerian, lembaga, pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dunia usaha, media massa, masyarakat, dan keluarga  dalam meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan dan pendidikan demi membangun karakter anak yang positif.

Adapun gerakan ini dilakukan dengan mengimplementasikan lima strategi yaitu penguatan pendidikan karakter anak,kapasitas pengasuhan penguatan lingkungan keluarga dan peran masyarakat, serta penguatan kebijakan pemerintah. 

 

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK Pratikno bersama para pimpiman Kementerian/Lembaga menyapa perwakilan organisasi perempuan keagamaan di Tiga lokasi, yaitu Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah 21 Rawamangun Jakarta, TK Muslimat NU Pondok Cabe Tangerang Selatan, dan TK Muslimat NU Sumedang yang turut bergabung secara daring mendukung deklarasi ini.

Pelibatan banyak pihak diharapkan dapat membuat gerakan ini dilaksanakan secara masif dan berkelanjutan sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak anak dan keluarga di Indonesia. (SG-1)