SOKOGURU - Persija Jakarta resmi menjadikan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai markas utama mereka di Liga Super Indonesia musim 2025/2026.
Namun, atmosfer panas dan rivalitas tinggi dalam laga melawan Persib Bandung dan Persebaya Surabaya membuat Macan Kemayoran membuka peluang besar untuk sementara bermarkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Keputusan ini mempertimbangkan antusiasme suporter yang sangat tinggi, sekaligus keterbatasan teknis di JIS pasca acara non-sepak bola.
Hal ini ditegaskan langsung oleh Direktur Utama Persija, Mohamad Prapanca, usai penandatanganan MoU bersama Bank Jakarta pada Kamis, 17 Juli 2025.
Ia menyebut JIS tetap menjadi homebase utama sesuai prioritas dari Pemprov DKI Jakarta dan Jakpro.
Namun, kondisi rumput yang kerap terganggu akibat gelaran konser menjadi tantangan tersendiri.
"Kami lagi berjibaku mencari solusi agar rumput bisa cepat pulih setelah konser," ujarnya.
Menjawab tuntutan suporter untuk pengalaman menonton yang lebih nyaman dan meriah, Prapanca tidak menutup opsi untuk menggunakan GBK pada laga-laga besar.
Dengan daya tampung JIS yang dibatasi hanya 40 ribu penonton dari total kapasitas 82 ribu, GBK menjadi pilihan realistis untuk menyambut suporter dalam jumlah masif.
Baca Juga:
“Kalau suporter menuntut kapasitas lebih dan GBK tersedia, itu bisa jadi opsi,” kata Prapanca.
5 Poin Penting Persiapan Persija
1. Dukungan Pemerintah DKI dan Sponsor
Persija mendapat dukungan penuh dari Bank Jakarta dan Pemprov DKI, yang mendorong klub untuk lebih kompetitif dan profesional, termasuk mendesak target juara.
Wakil Gubernur Rano Karno bahkan secara terbuka menyampaikan harapannya agar Persija bisa meraih gelar juara di kandang sendiri, JIS.
2. Keterlibatan Jakpro dan Vendor Rumput
Saat ini PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tengah berdiskusi dengan pihak vendor untuk menemukan teknologi atau metode pemulihan rumput yang lebih cepat, agar JIS tetap optimal digunakan sepanjang musim.
3. Manajemen Akses dan Keamanan
Persija memilih untuk membatasi penggunaan kapasitas JIS demi menjaga kenyamanan, keamanan, dan kelancaran akses keluar-masuk stadion, terlebih setelah pengalaman kerumunan besar di laga-laga sebelumnya.
4. Fleksibilitas Lokasi Homebase
Kebijakan untuk pindah kandang ke GBK menunjukkan fleksibilitas manajemen dalam menjawab ekspektasi publik dan tuntutan logistik pertandingan skala besar.
Ini juga sebagai upaya menjaga atmosfer kompetitif dan profesional dalam setiap laga krusial.
5. Strategi Komunikasi ke Suporter
Persija tengah menyiapkan skema komunikasi yang lebih terbuka kepada Jakmania agar transisi penggunaan stadion bisa diterima tanpa gesekan, sekaligus menjaga semangat juang tim dan loyalitas pendukung tetap menyala. (*)