SETELAH bertemu Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam, Le Minh Hoan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melanjutkan kunjungan kerjanya ke Hang Zhou, Tiongkok, Rabu (22/5).
Di sana, Mentan melakukan kunjungan penting ke China National Rice Research Institute (CNRRI), lembaga riset padi terbesar di negara itu yang berdiri sejak 1981. Kunjungan itu menandai langkah awal kerja sama strategis dalam teknologi pertanian antara Indonesia dan Tiongkok.
CNRRI dikenal sebagai pusat riset terkemuka yang memainkan peran kunci dalam mengordinasikan program penelitian padi tingkat nasional dan global.
Bacaa juga: Indonesia- Vietnam Sepakat Kerja Sama Pengembangan Teknologi Lahan Rawa
Lembaga tersebut telah menghasilkan berbagai varietas padi unggul yang resisten terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, dan menggunakan teknologi ramah lingkungan serta hemat biaya.
“Kerja Sama ini tidak hanya untuk menjamin kecukupan pangan di kedua negara, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pasokan pangan global,” ujar Andi Amran,seperti dikutip situs resmi Kementerian Pertanian.
Dengan memadukan keahlian dan teknologi dari CNRRI, lanjutnya, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung pertanian yang berkelanjutan di masa depan.
Baca juga: Indonesia Promosikan Kopi yang Sustainable dan Inovatif di Vietnam Café Show 2024
Dalam beberapa dekade terakhir, lanjutnya, CNRRI telah menciptakan terobosan penting, termasuk pengembangan varietas padi hibrida dengan produktivitas rata-rata mencapai 9,7 ton per hektare (ha).
Selain itu, CNRRI juga memanfaatkan teknologi pertanian presisi seperti kecerdasan buatan (AI) dan sistem mekanisasi modern yang terintegrasi, yang sangat meningkatkan efisiensi pertanian.
Kerja sama yang diinisiasi oleh Indonesia itu disambut baik oleh CNRRI dan difokuskan pada beberapa area penting yakni peningkatan kualitas benih dengan mengembangkan benih yang lebih adaptif terhadap kondisi kekeringan.
Baca juga: Kakao Fermentasi Kolaka Utara Tembus Pasar Ekspor China
Selanjutnya adalah teknologi pertanian modern dengan mengaplikasikan teknologi digital (AI) dan alat mesin pertanian modern seperti mesin pembibitan otomatis, transplanter, drone, combine harvester, dan RMU.
Lebih lanjut Mentan Andi Amran memaparkan tujuan utama kerja sama Indonesia dengan Tiongkok adalah pertama, peningkatan produksi dan produktivitas dengan memastikan peningkatan hasil panen melalui teknologi dan inovasi terbaru.
Kedua, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan memperbaiki pola tanam sehingga lebih efisien dan berkelanjutan. Dan ketiga, tentang upaya penurunan biaya produksi untuk mengurangi biaya hingga 40-60% melalui teknologi alat dan mesin pertanian dan metode baru.
Andi Amran optimistis inisiatif itu akan membuka jalan bagi inovasi baru dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, serta memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pertanian. (SG-1)