SEBANYAK 4.000 peserta yang terdiri dari petani, penyuluh pertanian, kepala dinas provinsi, serta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) mengikuti telekonferensi bersama Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada pangan
Pada acara digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (3/2) itu Kepala Negara yang hadir di luar agenda resmi itu menegaskan komitmen pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, khususnya swasembada beras.
“Masalah pangan adalah masalah kedaulatan, masalah pangan adalah masalah kemerdekaan, masalah pangan adalah masalah survival kita sebagai bangsa. Kalau kita mau jadi negara maju, pangan harus aman dulu,” tegasnya dalam keterangan BPMI Setpres.
Baca juga: Jaga Harga Gabah Petani, Bapanas dan Bulog Gandeng Perpadi Jadi Mitra Strategis
Salah satu poin utama dalam pengarahan Presiden ke-8 RI itu adalah penetapan harga gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram. Presiden menegaskan kebijakan itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta menjaga keseimbangan ekonomi dalam rantai distribusi pangan.
“Petani kita adalah produsen pangan. Hidup mereka harus baik, kesejahteraan mereka harus meningkat. Karena itu, pemerintah Republik Indonesia sudah menetapkan harga gabah kering panen yang dibeli dari petani adalah Rp6.500. Saya ulangi Rp6.500, saya siap keluarkan PP,” ujarnya.
Presiden juga mengingatkan bahwa meskipun prinsip pasar tetap berlaku, tidak boleh ada pihak yang mengambil keuntungan secara berlebihan. Ia menegaskan bahwa pengusaha harus tetap memperoleh keuntungan yang wajar, namun kesejahteraan petani tetap menjadi prioritas utama.
Baca juga: Ambisi Mentan Amran Jadikan NTT Provinsi Swasembada Pangan dalam Waktu Tiga Tahun
“Kalau negara lain bisa, Indonesia harus bisa juga. Dan kalau tidak mau, ya sudah, tutup saja. Tidak usah bikin penggilingan padi, saya ambil alih. Negara akan mengambil alih penggilingan padi. Saya katakan ini masalah hidup dan mati. Ini masalah survival, saya tidak main-main,” lanjutnya.
Dalam telekonferensi tersebut, Ketua Perpadi, Sutarto Alimoeso, melaporkan beberapa daerah seperti Aceh, NTB, Lampung, dan Pulau Jawa telah mulai memasok beras ke Bulog dengan harga yang sesuai dengan keputusan pemerintah.
Ia juga menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, harga pembelian di penggilingan bahkan lebih tinggi dari Rp6.500 per kilogram.
Baca juga: Kejar Swasembada Pangan, Pemerintah Targetkan Sektor Pertanian Tumbuh 11,8% di 2025
Menanggapi hal tersebut, Prabowo menekankan pentingnya pengawasan ketat di daerah. Ia meminta keterlibatan TNI, kepolisian, serta dinas pertanian dalam memastikan harga gabah tetap stabil dan menghindari spekulasi pasar yang merugikan petani.
“Seluruh Indonesia, kabupaten, ada Dandim, ada kepolisian. Nanti saya minta dibantu di daerah-daerah untuk mengawasi penggilingan-penggilingan padi itu. Jangan korbankan petani. Selalu dengan alasan kadar air lah, rendemen lah, kualitas lah,” tegasnya.
Dalam acara tersebut Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas kinerjanya dalam mengendalikan situasi pertanian di Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Mentan atas pengendalian Anda terhadap situasi pertanian. Saya akui, ini sangat bagus. Tinggal semua unsur bekerja sama untuk memperkuat upaya ini,” imbuh Prabowo.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras, sehingga Indonesia semakin dekat dengan target swasembada beras dan menuju swasembada pangan.
Menurutnya, masalah pangan adalah isu krusial yang berkaitan langsung dengan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.
Di penghujung arahannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Indonesia semakin dekat dengan target swasembada pangan. Ia optimistis bahwa kebijakan yang telah diterapkan pemerintah akan membuahkan hasil positif dalam waktu dekat.
“Kita tidak gembar-gembor, kita tidak akan mengumumkan kita sudah swasembada. Yang penting kenyataannya produksi cukup, kemudian pengolahan nanti juga baik,” tutupnya.
Kunjungan mendadak Presiden Prabowo ke Kementerian Pertanian itu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memastikan ketahanan pangan nasional. Dengan langkah tegas dan strategi yang matang, Indonesia semakin dekat dengan swasembada beras yang selama ini telah diupayakan. (SG-1)