Pertanian

Gandeng Kaum Muda, Kota Bandung Gelar Pembukaan Program ‘Urban Futures’

Urban Futures dilatarbelakangi dengan sistem pangan saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan manusia yang hidup di atas planet bumi. 

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
06 Maret 2024
 Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Tunggal Pawestri, memberi sambutan saat acara Kick Off Program Urban Futures di Kota Bandung, Jawa Barat. (Ist/Pemkot Bandung)

URBAN Futures yang diluncurkan Hivos merupakan program global baru yang merupakan perpaduan antara sistem pangan perkotaan, kesejahteraan generasi muda, dan aksi iklim. 

 

Urban Futures yang berlangsung selama 5 tahun (2023-2027), siap dilaksanakan di sejumlah kota-kota di Kolombia, Ekuador, Indonesia, Zambia, dan Zimbabwe.

 

Melalui Urban Futures, Hivos dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial ingin membantu membangun sistem pangan perkotaan yang lebih inklusif dan tangguh terhadap perubahan iklim.

 

Baca juga: Saatnya Kaum Muda Aktif Wujudkan Ketahanan Pangan Melalui ‘Urban Futures’

 

Dalam program Urban Futures, generasi muda dilibatkan dan berkolaborasi untuk menyuarakan prioritas mereka, mendorong peningkatan kebijakan, dan memanfaatkan peluang di sektor pangan. 

 

Sistem pangan dengan rantai nilai yang lebih pendek akan mampu menyediakan pangan yang sehat dan berkelanjutan yang mudah diakses, terjangkau, dan menarik.

 

Urban Futures dilatarbelakangi dengan sistem pangan saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhan manusia yang hidup di atas planet bumi. 

 

Baca juga: Peringati Hari Kesatuan Gerak PKK, Tim PKK Kota Bandung Tanam 15 Ribu Bibit Cabai

 

Justru sistem pangan bertanggung jawab atas 34% emisi gas rumah kaca (GRK) global. Namun di sisi lain, “tiga beban malnutrisi” (triple burden of malnutrition) semakin bertambah. 

 

Triple burden of malnutrition meliputi stunting, balita kurang gizi (wasting), obesitas pada usia dewasa (≥ 18 tahun), dan kekurangan gizi mikro seperti kekurangan zat besi atau anemia

 

Melalui Urban Futures, sistem pangan dengan rantai nilai yang lebih pendek akan mampu menyediakan pangan yang sehat dan berkelanjutan yang mudah diakses, terjangkau, dan menarik.

 

Sebagai satu dari dua kota di Indonesia yang melaksanakan Urban Features, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Kick Off Urban Features di Pendopo Kota Bandung, Selasa (5/3). 

 

Baca juga: Saatnya, Generasi Milenial dan Z Terlibat Aktif Atasi Persoalan Sampah

 

Di Indonesia, program Urban Futures diimplementasikan di Kota Bandung Jawa Barat dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

 

Semua kota dipilih karena kontribusinya yang unik terhadap gerakan orang muda Indonesia dan sistem pangan yang lebih luas di Indonesia.

 

Adapun acara Kick-Off Urban Features di Kota Bandung ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung, serta pelaksana RISE Foundation sebagai lead konsorsium KOPAJA (Koalisi Pangan dan Jaringan Anak Muda).

 

Saat acara Kick-Off Urban Features, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Eric M. Attauriq menyambut positif kegiatan ini. 

 

Menurut Eric, Pemkot Bandung berkaca dari kenyataan bahwa lebih dari 90 persen pasokan pangan dihadirkan dari daerah luar Kota Bandung.

 

"Semoga kegiatan ini menjadi ikhtiar kami mewujudkan kemandirian pangan agar tidak bergantung pada wilayah lain," ujar Eric sebagaimana dilansir situs resmi Pemkot Bandung, Selasa (5/3),.

 

Eric menuturkan, program Buruan Sae merupakan salah satu solusi jitu menghadirkan komoditas pangan dari halaman rumah. 

 

Selain itu, Buruan Sae terintegrasi dengan upaya pengelolaan sampah mandiri lewat program Kang Pisman.

 

"Di level kewilayahan Kota Bandung ada kelompok-kelompok Buruan Sae. Jumlah kelompok ini akan terus bertambah seiring kecenderungan peningkatan kesadaran warga akan pentingnya ketahanan pangan," jelas Eric.

 

Lebih spesifik mengenai Urban Features, Eric menyebut kolaborasi ini tidak hanya dalam konteks mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memudahkan akses pangan yang berkelanjutan, beragam serta bergizi. 

 

Apalagi kegiatan ini melibatkan anak muda dan berorientasi pada transformasi sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

 

"Hal ini sangat relevan dengan anak muda kota Bandung yang memiliki budaya kreatif dan bisa membawa kota ini menjadi kota kreatif," ujarnya.

 

Sementara itu Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar bersyukur, Kota Bandung mendapat kesempatan menyelenggarakan kegiatan Urban Features ini. 

 

Ia menyebut, terwujudnya kegiatan ini merupakan buah dari upaya yang dilakukan Pemkot Bandung. Salah satunya lewat program Buruan Sae.

 

"Hari ini Buruan Sae sudah menginspirasi kota-kota dunia," ujar Gin Gin.

 

Ia mengajak semua pihak memanfaatkan waktu 5 tahun ke depan, serta terlibat dalam pembangunan sistem ketahanan pangan.

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Tunggal Pawestri, berterima kasih kepada Pemkot Bandung atas kolaborasi dalam gelaran Urban Features.

 

Tunggal Pawesri mendorong generasi muda untuk menjadi aktor transformasi ketahanan pangan di masa depan.

 

Adapun Kota Bandung terpilih sebagai kolaborator berkat sejumlah prestasi serta rekam jejak aktivasi Pemkot Bandung dalam upaya menjaga ketahanan pangan. 

 

Kota Bandung turut terlibat dalam Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP), serta memiliki inisiatif berbasis komunitas dengan melibatkan generasi muda.

 

"Kami yakin, sektor pangan adalah salah satu industri terbesar di Kota Bandung. Kota ini juga memiliki budaya street food yang semarak," ujarnya.

 

Untuk diketahui pula, Kick-Off Urban Features di Kota Bandung merupakan kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan Kick-Off program Urban Futures sebelumnya.

 

Kegiatan Kick-Off tingkat nasional telah dilaksanakan di Jakarta pada 18 Desember 2023 dan di Kota Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 24 Januari 2024. (SG-2)