158 ekor domba ikut meramaikan Kontes Ternak dan Expo Pangan 2023 yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat. Event ini melibatkan para pelestari domba, peternak budidaya, hingga peneliti domba yang berlangsung di Kiara Payung, Jatinangor, Sumedang, 21-22 Juli 2023.
Event ini berhasil menyedot para pengunjung untuk melihat perkembangan peternakan domba Garut di Jawa Barat. Terlebih keberadaan domba Garut ini bukan hanya sekedar budidaya saja tapi juga punya tradisi budaya yang telah mengakar.
“Potensi domba Garut ini besar sekali. Bukan hanya sekedar dari sisi budidaya saja tapi juga nilai budaya. Ada banyak event di tiap kabupaten dan kota. Itu selalu ramai,” ujar Rizky Prasetiadi, peternak domba dari Young Farmer Farm yang mengikuti ajang lomba kategori raja pedaging.
Di kontes ini ia membawa domba sebanyak tiga ekor dengan rata-rata bobot 90 kilogram ke atas. Keberadaan domba pedaging ini membuktikan kualitas kesehatan sekaligus produksi daging yang tinggi.
Event Kontes dan Expo Pangan 2023 dari DKPP Jabar ini turut mendorong apresiasi, antusiasme, sekaligus menumbuhkan semangat ekonomi kerakyatan. Keterlibatan berbagai lembaga baik dari pemerintah, pendidikan, swasta, hingga pelestari domba Garut turut menumbuhkan kecintaan pada sektor peternakan saat ini.
Terlebih saat ini Pemerintah Daerah Jawa Barat tengah mendorong keberadaan para petani milenial untuk terjun dan memajukan dunia peternakan dan pertanian di Jawa Barat.
“Di peternakan saya ada sekitar 500 ekor dan dipasarkan untuk kebutuhan qurban, aqiqah, hingga domba guling,” ujar Rizky Prasetiadi dari Young Farmer Farm ini.
Menurutnya, di event ini secara ekonomi langsung berdampak bagi para peternak. Rata-rata harga jual domba yang mengikuti kontes ini dijual seharga Rp 20 juta. Sebuah harga yang istimewa karena menghadirkan indukan unggulan dari domba Garut ini.
“Perputarannya bisa diperkirakan sebesar 3 miliar rupiah. Ini luar biasa,” katanya yang telah beternak domba sejak tahun 2011.
Domba Garut memang salah satu spesies domba unggulan dari Indonesia. Ciri khas dari domba Garut ini adalah terletak pada bagian kuping dan ekor. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran atau Unpad Denie Heriyadi mengatakan bawah bentuk kuping dan ekor domba Garut ini merupakan hasil kombinasi kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong.
Tak hanya unik secara bentuk fisiknya saja. Tapi domba Garut ini menjadi sumber genetic penting akan keragaman sumber protein Indonesia dan memiliki tngkat kesuburan yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya.
“Harganya juga cukup bersaing untuk memutar rodak ekonomi. Bisnis domba Garut punya pangsa pasar sendiri,” ujarnya. Hingga saat ini, menurutnya Kabupaten Garut menjadi Sumber Daya Genetik Ternak asli dari Jawa Barat. Daerah ini berada di daerah Cibuluh, Cikandang, Cikeras dan Wanaraja sebagai penghasil domba unggulan.
Untuk melestarikan sekaligus memajukan peternakan domba Garut, pemerintah telah memiliki SNI atau Standar Nasional Indonesia pada tahun 2014. Standar ini menetapkan sifat kualitatif maupun kuantitatif dari bentuk fisik maupun penamaan istilah lokal. Misalnya, penyebutan rumpung, ngadaun hiris, ngabuntut beurit, dan ngabuntut bagong yang tak ada dalam bahasa Indonesia. Termasuk istilah tanduk untuk gayor, ngabendo, golong tambang, dan istilah lainnya karena tidak memiliki padanan bahasanya.