Pariwisata

Bandung Pecahkan Rekor Bermain Angklung Nonstop Terlama di Indonesia

Acara yang penuh semangat dan kehangatan ini, bertajuk "12 Jam Bandung Ngurulung Angklung," sukses menarik perhatian ribuan pengunjung.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
09 Juni 2024
Sebanyak 56 grup angklung, terdiri dari perwakilan sanggar, komunitas, dan sekolah, berpartisipasi dalam acara  yang bertajuk "12 Jam Bandung Ngurulung Angklung," di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Sabtu (8/6). (Ist/Pemkot Bandung)

KOTA Bandung sekali lagi menorehkan prestasi gemilang dalam melestarikan budaya. 

 

Pada Sabtu, 8 Juni 2024, kota ini memecahkan rekor bermain angklung nonstop terlama di Indonesia, selama 12 jam. 

 

Acara yang penuh semangat dan kehangatan ini, bertajuk "12 Jam Bandung Ngurulung Angklung," sukses menarik perhatian ribuan pengunjung dan mencatatkan namanya di Original Rekor Indonesia (ORI).

 

Baca juga: Harmoni Tak Terputus: "12 Jam Bandung Ngurulung Angklung"

 

Sejak pagi buta, Kiara Artha Park, Kota Bandung, telah dipenuhi oleh irama merdu angklung. Tepat pukul 06.30 WIB, kegiatan dimulai dengan antusiasme yang tinggi. 

 

 

Sebanyak 56 grup angklung, terdiri dari perwakilan sanggar, komunitas, dan sekolah, berpartisipasi dalam acara ini.

 

Mereka bergantian tampil, menyajikan alunan musik tradisional yang memukau hingga pukul 20.30 WIB.

 

"Ini adalah bukti nyata dari kecintaan dan dedikasi masyarakat Bandung terhadap angklung," ujar Eric, salah satu penggiat budaya yang turut hadir dalam acara tersebut.

 

Baca juga: Angklung KBRI Manila Meriahkan Festival Kuliner di Universitas Adamson Filipina

 

 "Kami selalu mendukung penuh berbagai aktivitas yang dapat melestarikan dan memperluas pengenalan budaya, khususnya bagi perkembangan angklung di mata masyarakat."

 

Eric juga menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam menjaga eksistensi angklung. 

 

 

"Kami mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk terus melestarikan budaya angklung, baik melalui kegiatan seni maupun kegiatan lainnya yang dikemas oleh aspek inovasi dan kreativitas," tambahnya. 

 

Ia berharap, melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat, budaya angklung akan terus hidup dan berkembang.

 

Baca juga: Angklung Go Digital! Robang Hadir Menyatukan Tradisi dan Teknologi

 

Melestarikan Angklung dan Pecahkan Rekor

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Arif Syaifudin, mengungkapkan rencana Pemkot Bandung untuk melestarikan angklung.

 

 "Kami sedang menyusun Surat Edaran agar angklung dapat diperkenalkan di kafe atau resto yang ada di Kota Bandung," jelas Arif. 


 

Langkah ini diharapkan dapat memperkenalkan angklung kepada khalayak yang lebih luas dan menjadikan alat musik tradisional ini bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bandung.

 

Acara ini juga dihadiri oleh President Original Rekor Indonesia, Guruh Susanto, yang secara resmi mengumumkan pemecahan rekor tersebut.

 

 "Pemecahan rekor bermain angklung terlama selama 12 jam nonstop dalam rangka Bandung Kota Angklung 2024 kami nyatakan berhasil," ujar Guruh, disambut sorak-sorai ribuan penonton yang hadir.

 

Disemarakkan dengan Kehadiran Beragam Lapak UMKM

 

Sepanjang acara, pengunjung tidak hanya menikmati alunan angklung, tetapi juga dimanjakan dengan berbagai lapak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menawarkan aneka produk lokal. 

 

Suasana semakin meriah dengan kehadiran para seniman yang tampil bergantian, mengisi setiap jam dengan keceriaan dan semangat budaya.

 

Bagi banyak orang, acara ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga momen kebersamaan dan kebanggaan. 

 

"Melihat begitu banyak orang yang berkumpul dan menikmati angklung, saya merasa sangat bangga menjadi bagian dari Bandung," ungkap Rina, salah satu pengunjung. 

 

"Ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang bagaimana kita menghargai dan melestarikan warisan leluhur," ucapnya sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung, Minggu (9/6),

 

Dengan suksesnya acara ini, Bandung sekali lagi menunjukkan bahwa kota ini bukan hanya kaya akan budaya, tetapi juga memiliki masyarakat yang bersemangat untuk menjaga dan mengembangkan warisan tersebut. 

 

Semoga semangat ini terus hidup dan membawa angklung ke puncak kejayaannya, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mata dunia. (SG-2)