Otomotif

Hadir di IIMS 2025, Motor Roda Tiga Lokal Karya ITB Mulai Dipasarkan Secara Massal

Motor listrik roda tiga karya Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki segmen market  untuk UMKM, industri makanan, kosmetik, farmasi, dan rokok, serta pariwisata.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
16 Februari 2025
Direktur Recacipta Inovasi ITB, Alam Indrawan, dengan salah satu series Zeus E-Trike X-Bax yang dijual seharga Rp60 juta per unit. (Dok. Sokoguru/Rosmery)

MEMASUKI Hall C di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang memang tempat kendaraan roda 2, pengunjung akan menemui booth Rekacipta  Inovasi ITB. Di booth itu dipamerkan empat kendaraan listrik (motor) roda tiga dengan brand Zeus E-Ttrike. 

 

Ada motor untuk penumpang seperti yang biasa digunakan di lapangan golf, bandara dan resort untuk angkut penumpang, pengangkut galon air tanpa kabin di belakang, dan dengan kabin. 

 

Beberapa pengunjung terlihat mencoba kendaraan tersebut dengan duduk di belakang kemudi sambil meminta informasi peruntukan kendaraan tersebut serta harganya.

 

Baca juga: Hari ke-2 IIMS 2025: Berburu Kendaraan Baru di Moment Valentine dan Nikmati Hiburan


“Yang kita tawarkan sementara empat model dengan dua series. Ada yang modelnya buat angkut-angkut seperti nozomi (viar),ada yang modelnya ketutup belakangnya, ada yang kabinnya saja ketutup jadi drivernya tidak kehujanan, ada yang modelnya buat penumpang,” ujar Direktur Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan, kepada Sokoguru Jumat (14/2), di Hall 3 IIMS, Kemayoran, Jakarta.

 

Lalu ia menunjuk jenis E-Trike untuk penumpang di lapangan golf  yang diberi tambahan di belakangnya buat meletakkan stick golf  dan tempat berdirinya caddy. Ada yang untuk dua orang di belakang dan satu di belakang.

 

Dari empat model tersebut, lanjut Alam, terdiri dari tipe Zeus E-Trike X Bak tanpa penutup, Zeus E-Trike X Bak dengan penutup yang dijual seharga Rp60 juta per unit. Sedangkan untuk Zeus E-Trike Y Bax dan Zeus E-Trike Y passenger (penumpang) dijual seharga Rp80 juta per unit.

 

Baca juga: Tampilan Erwin Gutawa, Ariel dan Danilla Gebrak Konser Musik IIMS 2025 di Hari Valentine

 

Menurut pria kelahiran 1975 itu, motor roda tiga tersebut memiliki Segmen market  beda-beda, ada yang buat usaha mikro, kecil, dan menenagah (UMKM), industri terutama pabrik makanan, kosmetik, farmasi, dan rokok, serta industri pariwisata.

 

“Buat mobile di dalam. Karena mereka kan harus steril jadi ada kebutuhan yang elektrik,” imbuhnya yang didampingi rekannya Syarif Hidayat dari divisi Business Development.

 

Lebih lanjut,  Alam memaparkan, kendaraan roda tiga tersebut sebelumnya melalui riset di laboratorium National Center for Sustainable Transportation Technology  (NCSTT ) milik Institut Teknologi Bandung (ITB) selama dua tahun.

 

Baca juga: Berapa Harga Tiket Masuk IIMS 2025?

 

“NCSTT memang pusat untuk mengembangkan kendaraan pabrik dan transportationmilik ITB.  Begitu hasil risetnya sudah matang, tugasnya kami anak perusahaan ITB Rekacipta Inovasi ITB, lalu mengkomersilkan dengan menggandeng industri,” jelasnya. 

 

Kebetulan, ujarnya lagi, pihaknya  bertemu dengan teman-teman Allied Harvest Indonesia, yang intens masuk ke bisnis  kendaraan listrik. Setelah cocok akhirnya ITB dan Allied pun jalan bareng mendevelop (mengembangkan) Zeus E-Trike.

 

“Industrinya lokal juga, pabriknya satu beroperasi di daerah Sapan Bandung, tapi kita bersama Allied sedang bangun pabrik di Subang. Lalu komponen-komponenya yang utama kita bikin lokal atau tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 70-80%,” jelas Alam sambil menunjuk sebuah komponen yang dibuat PT Pindad.

 

“Ini komponennya dari Pindad. Kontrolernya bikin sendiri. Beda kalau kita ambil dari luar belinya yang generik. Ini memang didesain buat roda tiga, powernya, dan segala macam . Coba lihat tulisannya NCSTT ITB, made in Indonesia, kita memang bikin standar dan speknya otomotif. Ini kalau ketutup EV 68, tahan airlah,” ujarnya sambil menunjukkan tulisan kecil di balik lilitan-lilitan kabel halus.

 

Sementara untuk baterai, Alam menyebut sudah bekerja sama dengan Gotion, yakni perusahaan penyedia energi terbarukan  nomor empat dunia dan termasuk yang pertama masuk dirikan pabrik di Indonesia. 

 

"Coba lihat tulisannya NCSTT ITB, made in Indonesia," ujar Alam Indrawan.  (Dok. Sokoguru/Rosmery)


“Ini komponennya dari Pindad. Kontrolernya bikin sendiri. Beda kalau kita ambil dari luar belinya yang generik. Ini memang didesain buat roda tiga, powernya, dan segala macam . Coba lihat tulisannya NCSTT ITB, made in Indonesia, kita memang bikin standar dan speknya otomotif. Ini kalau ketutup EV 68, tahan airlah,” ujarnya sambil menunjukkan tulisan kecil di balik lilitan-lilitan kabel halus.

 

“Gotion Indonesia itu hanya sel-nya saja yang dari luar (yang dari Gotion), tetapi casing dan lainnya didesain dari ITB,” katanya.

 

 

Target 500-1.000 unit

 

Alam mengakui, Zeus E-Trike baru mulai dipasarkan secara komersil pada 2025 ini dengan target penjualan 500-1.000 unit per tahun. Namun sebelum dipasarkan secara massal, sudah ada beberapa tempat usaha yang membeli produk ITB tersebut.

 

“Tapi kita menjual massal baru sekarang. Kemarin-kemarin itu  pesan.

Produksinya sekitar 12-an, tetapi untuk yang pabrik Subang, kita sudah siap untuk 50 unit.” 

 

Sebagian besar yang pesan itu adalah mereka yang memiliki usaha UMKM, industri-industri makanan, seperti mie ayam, obat, kosmetik, rokok, minuman kopi. Kemudian yang buat penumpang untuk industri pariwisata, misalnya resort,” imbuhnya.


 

Terkait prospek bisnis kendaraan roda tiga di tanah air, Alam melihat produk-produk Zeus menjawab kebutuhan khusus roda tiga di Indonesia. Pasalnya, sudah desain dengan lebar 90, 120, 140 centimeter 

 

“Solusi transportasi dan logistik di era modern. Khusus yang lebarnya 90 buat yang masuk-masuk gang, pemukiman padat penduduk cocok. Dan untuk bisnis logistik juga aman, kalau yang kita lihat sekarang kan diletakkan di kiri atau kanan kadang ada yang jatuh. Jadi, penumpangnya lebih aman,sopir aman dan barangnya juga aman,” jelasnya lagi. 

 

Terkait harga bila dibandingkan dengan produk impor terutama dari Cina, Alam menjamin, sampai saat ini dengan spesifikasi yang sama, harga Zeus cukup bersaing. Kalau pun head to head  harga Zeus sedikit lebih tinggi, tetapi melihat baterainya, menurutnya, hasil rekacipta ITB tersebut  sudah modern.


 

“Zeus kan buatan lokal kita, engineering-nya ada di sini,  kalau ada apa-apa bisa dilayani. Beda kalau impor, bila  ada masalah wallahualam. Spesifikasi kita juga lebih tinggi. Seperti di jalan Sabuga Bandung, motor ini nyaman buat antar barang, kuat, masuk ke banjir-banjir. Ini sudah kuat sudah ketutup,”, ujarnya sambil memukul-mukul baterai buatan Pindad.


 

Terkait baterai, Alam menyatakan  bisa 8 tahun, tapi tergantung pemakaian juga. Dan saat ini, pihak Rekacipta  Inovasi ITB sedang mengembangkan transportasi untuk bus trip yang ¾.

 

“Kita kolaborasi dengan Pindad, kalau baterainya dengan Gotion. Sekarang produksinya ada di pindad,” pungkasnya. (Ros/SG-2)