Soko Lokal

Unpad Lakukan Wawancara Klinis Bagi Calon Peserta PPDS, untuk Mengetahui Karakter Mahasiswa

Dengan perubahan yang diterapkan dalam proses seleksi PPDS kali ini, Unpad berkomitmen mencetak dokter spesialis unggul, tangguh secara mental, dan profesional.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
31 Mei 2025
<p>Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran, Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan. (Dok. Kanal Media Unpad/ Dadan Triawan)</p>

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran, Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan. (Dok. Kanal Media Unpad/ Dadan Triawan)

SOKOGURU, BANDUNG- Untuk meningkatkan kualitas dan transparansi dalam proses seleksi bagi calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan perubahan pada skema proses seleksinya. 

Hal itu dilakukan sebagai wujud komitmen untuk terus mengevaluasi dan menyempurnakan mekanisme penerimaan. 

Demikian disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, S.Psi., MOP., Ph.D. seperti dikutip Kanal Media Unpad, Sabtu, 31 Mei 2025. 

Baca juga: Perbaikan PPDS: Calon Peserta Pendidikan Dokter Spesialis Harus Jalani Tes Kejiwaan

“Pada dasarnya, PPDS sendiri selain belajar juga harus bekerja secara langsung. Mereka juga harus berinteraksi dengan keluarga pasien, terutama ketika menangani pasien dalam kondisi gawat darurat sehingga diharuskan membuat keputusan penting di bawah pengawasan dosen,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa, 27 Mei. 

Pada proses seleksi PPDS kali ini, lanjut Prof. Zahrotur, Unpad menerapkan sejumlah perubahan penting, antara lain mewajibkan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), menambahkan tahapan wawancara klinis (PIP) serta menetapkan skor minimum sebagai syarat kelulusan. 

Langkah itu, sambungnya, merupakan bagian dari upaya penyempurnaan sistem seleksi guna memastikan peserta yang lolos tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesiapan mental dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam pendidikan dan praktik kedokteran spesialis. 

Baca juga: DPR Desak Investigasi Kasus Bunuh Diri Mahasiswi PPDS Undip

“Wawancara klinis dengan psikolog dilakukan untuk mengetahui karakter calon peserta PPDS, termasuk kepribadian mereka dan bagaimana respons yang ditunjukkan saat berada dalam situasi yang menekan,” imbuh Zahrotur. 

Selain itu, pada seleksi PPDS kali ini juga diterapkan skor minimum untuk Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Tes Kemampuan Berbahasa Inggris (TKBI). Ketentuan tersebut telah disepakati oleh para ketua program studi dengan rentang skor minimum yang ditetapkan berada di angka 475 hingga 500. 

Kebijakan itu bertujuan memastikan standar kompetensi dasar akademik dan bahasa Inggris yang memadai bagi calon peserta. Kepada peserta yang ingin mendaftar PPDS Unpad, Zahrotur berpesan, untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi proses seleksi. Selain itu, perlu menjaga kondisi fisik dan mental, terutama menjelang pelaksanaan tes. 

Baca juga: FEB Unpad Raih Akreditasi Internasional ABEST21 dan Good Practice Award di Jepang

“Pada dasarnya, yang penting itu tenang dan tidur cukup, supaya hasilnya optimal,” jelasnya lagi. 

Lebih lanjut, Zahrotur mengatakan bahwa seleksi PPDS dirancang untuk menilai kesesuaian antara profil diri peserta dengan tujuan dan tuntutan program yang akan dijalani. 

Hal itu mencakup aspek kepribadian, kemampuan, kecerdasan, serta keterampilan yang dimiliki. Tujuannya adalah memastikan bahwa peserta yang diterima benar-benar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pendidikan spesialis. 

Menurutnya, dengan berbagai perubahan yang diterapkan dalam proses seleksi PPDS kali ini, Unpad menunjukkan komitmennya dalam mencetak dokter spesialis yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan profesional. Diharapkan melalui sistem seleksi yang lebih terarah dan komprehensif, peserta yang terpilih dapat menjalani pendidikan dengan optimal serta memberikan kontribusi nyata dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. (SG-1)