SokoLokal

Sekolah Jadi Garda Terdepan Cegah Intoleransi dan Radikalisme, Pemkot Bandung dan Densus 88 Berkolaborasi

Kepala sekolah diharapkan memiliki pemahaman komprehensif, lebih waspada, dan mampu perkuat peran sekolah sebagai benteng persatuan, toleransi, dan keberagaman.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
27 November 2025
<p>Dinas Pendidikan  bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyebaran faham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) di Satuan Pendidikan di Aula SMA BPI, Jalan Burangrang,  Kamis, 27 November 2025. (Dok. Diskominfo Kota Bandung)</p>

Dinas Pendidikan  bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyebaran faham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) di Satuan Pendidikan di Aula SMA BPI, Jalan Burangrang,  Kamis, 27 November 2025. (Dok. Diskominfo Kota Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG- Perkembangan teknologi digital dan media sosial telah membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan.

Penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme kini semakin halus, masif, dan menyasar kelompok anak dan remaja. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Saeful Gufron,  pada acara sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyebaran paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) di Satuan Pendidikan, di Aula SMA BPI, Jalan Burangrang, Kota Bandung, Kamis, 27 November 2025.

Baca juga: Resmikan Kampung Toleransi ke-6 di Cibadak, Farhan Tegaskan Bandung Kota Damai dan Bhineka!

“Melalui kegiatan ini, kami berharap kepala sekolah memiliki pemahaman komprehensif mengenai pola penyebarannya, indikator awal yang harus diwaspadai, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah,” jelasnya,  seperti dikutip Diskominfo Kota Bandung.

Acara yang digelar oleh Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung itu dihadiri para kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan.

Sebagai narasumber ditampilkan dari Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Adapun acara tersebut sebagai bentuk kolaborasi strategis untuk memperkuat ketahanan ideologi sejak tingkat sekolah.

Baca juga: Tokoh Lintas Agama Hadiri Peringatan Isra Mikraj di Bekasi, Wujud Praktik Baik Toleransi

Lebih lanjut, Asep menuturkan, kepala sekolah memiliki peran strategis dalam mengomunikasikan pemahaman itu kepada guru dan peserta didik.

“Kami berharap seluruh kepala sekolah lebih siap, lebih waspada, dan mampu memperkuat peran sekolah sebagai benteng persatuan, toleransi, dan keberagaman,” imbuhnya. 

Asep menuturkan, materi kegiatan difokuskan pada deteksi dini, penguatan nilai kebangsaan, literasi digital, serta penguatan budaya sekolah yang toleran, aman, dan inklusif.

Baca juga: Pemkot Bandung Gelar Silaturahmi Imlek 2025, Cerminkan Toleransi dan Kebahagiaan

Sementara itu, perwakilan Densus 88, Iptu Yaman, memaparkan, dinamika penyebaran paham radikalisme yang kini semakin cepat akibat perkembangan dunia digital.

“Saat ini banyak kasus anak yang terpapar konten radikalisme yang mengarah pada terorisme. Pergerakan paham ini tidak berhenti, jika dulu lambat, kini dengan era digital penyebarannya jauh lebih masif karena adanya era digital,” ungkapnya.

Melalui kolaborasi Pemkot Bandung dan Densus 88 berupaya memastikan setiap peserta didik terlindungi dari paparan paham yang membahayakan nilai kebangsaan dan keberagaman.

Sosialisasi itu sekaligus menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam menjaga generasi muda dari ancaman ideologi yang merusak, serta membangun lingkungan belajar yang aman, toleran, dan inklusif.  (SG-1)