Soko Lokal

Petani Ngawi Bisa Panen Kilat dengan Alat Combine Harvester, Tiga Kali Tanam dalam Setahun

Tantangan utama di Ngawi adalah pengairan dan percepatan panen. Alat combine harvester membantu upaya percepatan tanam dan peningkatan produktivitas.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
18 Juni 2025
<p>Wamentan Sudaryono mengapresiasi intensitas tanam di wilayah Ngawi, Jawa Timur yang telah mencapai Indeks Pertanaman (IP) 2,8 atau nyaris tiga kali tanam dalam setahun. (Dok. Kementan)</p>

Wamentan Sudaryono mengapresiasi intensitas tanam di wilayah Ngawi, Jawa Timur yang telah mencapai Indeks Pertanaman (IP) 2,8 atau nyaris tiga kali tanam dalam setahun. (Dok. Kementan)

SOKOGURU, NGAWI- Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi intensitas tanam di wilayah Ngawi, Jawa Timur yang telah mencapai Indeks Pertanaman (IP) 2,8 atau nyaris tiga kali tanam dalam setahun. 

Semangat menanam tersebut harus terus ditingkatkan demi mendukung ketahanan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menyampaikan hal itu saat melakukan panen padi bersama petani  di Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Rabu (18/6).

Baca juga: Tanpa Menunggu Panen Raya Usai, Kementan Tancap Gas Memulai Pertanaman di Indramayu dan Subang

Menurutnya, panen dilakukan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern, yakni combine harvester, sebagai bagian dari upaya percepatan tanam dan peningkatan produktivitas pangan nasional.

“Ngawi ini luar biasa, hampir tiga kali panen dalam setahun. Semangat ini harus kita dorong agar bisa lebih produktif lagi. Kalau bisa dalam dua tahun mencapai tujuh kali panen, tentu dampaknya sangat besar bagi kesejahteraan petani,” ujar Mas Dar, sapaan Sudaryono, dalam keterangan resmi Kementan.

Tak hanya melakukan panen, Wamentan Sudaryono juga menyerahkan sejumlah bantuan sarana produksi pertanian untuk mendukung peningkatan produktivitas. 

Baca juga: Hadiri Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Presiden Prabowo Sebut Para Petani Produsen Pangan

Ia menegaskan pihaknya akan terus hadir memberikan dukungan, termasuk mendorong akses Kredit Alsintan bagi petani dan kelompok tani yang belum mendapatkan bantuan langsung.

“Kami akan upayakan bantuan sebanyak mungkin. Tapi kalau belum semua bisa dibantu dengan alsintan, kita dorong skema kredit alsintan. Bisa diajukan ke Kementerian, nanti bunganya disubsidi. Ini penting karena panen manual justru sering kali lebih mahal dan lambat,” ungkapnya.

Dalam kunjungan kerjanya itu Wamentan juga menyampaikan, pembangunan pertanian adalah program lintas partai dan lintas daerah. Ia mengapresiasi kekompakan para kepala daerah, termasuk Bupati Ngawi, yang mendukung penuh program ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Mentan Amran: Alsintan untuk Produksi Massal akan Dipasarkan dengan Harga Terjangkau.

“Semua kepala daerah, dari partai manapun, punya semangat yang sama: membela rakyat. Tidak ada yang menolak program pertanian. Ini semangat kolaboratif yang luar biasa, dan harus terus kita jaga,” tambahnya.

Di sisi lain, Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono,  mengatakan, produktivitas petani di wilayahnya masih bisa ditingkatkan. Menurutnya, dukungan pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan di lapangan, terutama persoalan pengairan dan percepatan panen.

“Produktivitas di Ngawi ini masih bisa ditingkatkan lagi. Intinya, semakin tinggi produktivitas, tentu kesejahteraan petani juga meningkat. Maka, sinergi antara Kementerian, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah sangat penting untuk menjawab berbagai kendala di lapangan,” ungkapnya.

Salah satu tantangan utama di wilayah Ngawi, lanjut Ony, khususnya di daerah pegunungan, adalah pengairan. Namun demikian, sejumlah langkah telah diambil, termasuk penggunaan alat untuk mengoptimalkan sumber air dari mata air di wilayah utara.

“Kendala pengairan kami atasi dengan sumber air dalam. Beberapa titik sudah menggunakan submersible pump sehingga manajemen air bisa lebih terkendali. Untuk mempercepat tanam, panennya juga harus cepat. Maka sudah menjadi keniscayaan panen dilakukan menggunakan combine harvester,” jelasnya.

Ia menambahkan permintaan combine harvester dari berbagai kelompok tani di Kabupaten Ngawi terus meningkat. Oleh karena itu, ia menyambut baik skema Kredit Alsintan yang digagas Kementerian Pertanian agar petani semakin mandiri dalam pengadaan alat mesin.

“Teman-teman kelompok tani juga sudah banyak yang mengajukan permintaan combine harvester ke Kementerian. Kami berharap ke depan makin banyak kelompok tani yang mandiri dalam pengelolaan Alsintan, baik lewat bantuan maupun lewat kredit,” tutup Bupati. (SG-1)