Soko Berita

Tanpa Menunggu Panen Raya Usai, Kementan Tancap Gas Memulai Pertanaman di Indramayu dan Subang

Untuk menjamin ketersediaan air bagi lahan pertanian yang akan ditanami, Kementan minta Balai Besar Wilayah Sungai membuka Saluran Irigasi pada 15 Mei 2025.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
13 Mei 2025
<p>Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah meninjau proses tanam di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Selasa, 13 Mei 2025. (Dok. Kementan)</p>

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah meninjau proses tanam di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Selasa, 13 Mei 2025. (Dok. Kementan)

SOKOGURU, INDRAMAYU- Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat memulai percepatan olah tanah dan tanam di wilayah sentra produksi, yakni Kabupaten Indramayu dan Subang, Jawa Barat.

Percepatan itu dilakukan di tengah momentum panen raya masih berlangsung dengan tujuan mengoptimalisasi musim tanam kedua (MT II) guna memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengejar target produksi yang lebih tinggi.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, saat meninjau proses tanam di Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Selasa (13/5).

Baca juga: Mentan Amran Cek Pertanaman Padi di Seluruh Indonesia, Cegah Krisis Pangan Terulang

“Langkah percepatan ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan produksi setelah panen raya. Kami tidak menunggu panen selesai secara keseluruhan. Di lahan yang sudah selesai dipanen, langsung kita olah dan tanam kembali. Ini langkah konkret untuk memastikan tidak ada lahan yang menganggur,” jelasnya dalam siaran resmi Kementan.

Andi Nur menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, serta penguatan irigasi untuk mendukung percepatan tanam tersebut. 

“Kita hadir tidak hanya dengan bantuan fisik, tetapi juga pendampingan langsung di lapangan. Dengan begitu, produktivitas bisa lebih maksimal dan target produksi tercapai,” tambahnya.

Baca juga: Panen Naik Dua Kali Lipat, Banyuasin, Sumsel, Diperkuat Jadi Lumbung Pangan Nasional

Kegiatan percepatan tanam di Indramayu disambut antusias oleh para petani, terlebih harga gabah kering panen (GKP) masih stabil di kisaran Rp6.900 hingga Rp7.000 per kilogram. Para petani optimistis hasil musim tanam kedua ini akan lebih maksimal dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Andi Nur menambahkan percepatan tanam tidak hanya terpusat di Indramayu, tetapi juga di Subang yang memiliki potensi lahan tanam sebesar 35.000 hektare (ha). Sehari sebelumnya, ia dan tim juga telah mengunjungi Subang. 

“Awalnya, target tanam di Subang hanya 17.000 ha, tetapi melalui intervensi terpadu, target itu meningkat dua kali lipat. Ini menunjukkan efektivitas kerja sama antara pusat, daerah, dan kelompok tani,” paparnya.

Kementan, lanjut Andi Nur,  juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk membuka Saluran Irigasi Salamdarma pada 15 Mei 2025. 

Baca juga: Hadiri Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Presiden Prabowo Sebut Para Petani Produsen Pangan

Pembukaan irigasi ini diharapkan mampu menjamin ketersediaan air bagi lahan pertanian yang akan ditanami, sehingga produktivitas bisa maksimal.

Sementara itu, Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin, mengungkapkan, luas baku sawah (LBS) di wilayahnya mencapai 126.088 ha. Pada 2025, potensi tanam diproyeksikan meningkat hingga 129.806 ha. 

“Hingga saat ini, sekitar 40% lahan sudah dipanen dengan produktivitas rata-rata mencapai 6,8 ton per ha. Dengan intervensi teknologi dari Kementan, kami optimistis produksi bisa meningkat signifikan,” ujarnya.

Memasuki musim tanam kedua, sebanyak 21.000 ha lahan telah ditanami di wilayah barat Indramayu dari 32.000 ha target yang telah ditetapkan Kementan hingga akhir Mei. 

Meskipun saat ini masih di bawah target, Kabupaten Indramayu optimistis target tersebut segera tercapai.

 

Pertumbuhan Ekonomi  

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan, Sam Herodian, mengungkapkan, langkah percepatan tanam yang diinisiasi Kementan tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

 “Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian berhasil tumbuh hingga 10,57%. Ini menandakan bahwa visi besar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjadikan Indonesia sebagai negara super power pertanian semakin nyata,” jelas Sam Herodian.

Sam menambahkan, permintaan pangan dari sejumlah negara sahabat juga meningkat seiring dengan keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi. 

“Beberapa negara telah menyampaikan minat untuk bermitra dalam distribusi pangan. Ini menunjukkan posisi strategis Indonesia di kancah internasional,” ujarnya.

Ia menegaskan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta dukungan TNI dan Polri menjadi kunci keberhasilan program percepatan tanam ini. 

“Saya mengajak semua pihak untuk tetap semangat dan bekerja keras, karena kerja keras saja tidak cukup; kita juga harus bekerja cerdas. Mari kita jaga momentum ini dan terus berinovasi demi masa depan pertanian Indonesia yang lebih baik,” tutup Sam. (SG-1)