SokoLokal

Gunung Semeru Status Awas! PVMBG Keluarkan Peringatan Penting untuk Masyarakat

Status aktivitas Gunung Semeru naik drastis dari Siaga Level III ke Awas (Level IV). Ratusan warga Lumajang dievakuasi. Simak imbauan lengkap dari PVMBG!

By Pipin Lukmanul Hakim  | Sokoguru.Id
20 November 2025
<p>Ilustrasi penampakan Gunung Semeru erupsi. Aktivitas Gunung Semeru menjadi dinaikan ke level IV 'Awas'.</p>

Ilustrasi penampakan Gunung Semeru erupsi. Aktivitas Gunung Semeru menjadi dinaikan ke level IV 'Awas'.

SOKOGURU, JAWA TIMUR - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang, dan Malang, Jawa Timur menunjukkan peningkatan signifikan.

Statusnya kini telah dinaikan secara cepat, berselang hanya satu jam dari Level III 'Siaga' menjadi Level IV 'Awas' pada Rabu (19/11) pukul 17.00 WIB.

Kenaikan status ini segera ditanggapi oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Fokus utama adalah memantau potensi dampak, terutama terkait korban, kerusakan, dan kebutuhan pengungsian warga.

Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto memberikan instruksi tegas kepada jajarannya terkait mengambil langkah responsif terhadap perkembangan situasi dan dampak erupsi.

Dampak dan Jumlah Pengungsi Sementara

Dalam laporan awal dari Pusdalops, menunjukkan bawa tiga desa di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang terdampak.

Desa-desa tersebut meliputi Desa Supit Urang, dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

"Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama unsur terkait telah bergerak cepat mengevakuasi warga ke tempat yang aman," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi di laman BNPB.

Untuk data sementara, BNPB mencatat bahwa sekitar 300 warga telah mengungsi di dua lokasi, yakni Balai Desa Oro-Oro Ombo sekitar 200 jiwa, dan SD 2 Supiturang 100 jiwa.

"Sejumlah warga juga dievakuasi menuju Balai Desa Penanggal, di mana proses pendataan oleh pihak BPBD masih terus dilakukan di lapangan," katanya.

Kronologi Erupsi dan Perluasan Radius Bahaya

Erupsi pertama Gunung Semeru terpantau pada Rabu (19/11) siang, sekitar pukul 14.13 WIB.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, jika jarak luncur awan panas saat erupsi awal tersebut kurang dari 13 kilometer (km).

Secara visual, awan panas guguran teramati dengan jarak luncur mencapai 13 km ke arah tenggara, dan selatan.

Teramati juga satu kali awan panas bergerak kurang dari 13 km ke tenggara-selatan Besuk Kobokan.

Menyikapi status 'Awas' Level IV, PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting yang harus dipatuhi masyarakat, di antara:

1. Pembatasan Aktivitas di Besuk Kobokan:

Masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan, dengan jarak sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).

2. Jalur Sungai:

Di luar radius 20 km, masyarakat dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena adanya risiko terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.

3. Radius Bahaya Kawah:

Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena sangat rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

4. Kewaspadaan Lahar Dingin:

Masyarakat juga harus mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang semua aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, khususnya di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar dari anak-anak sungai Besuk Kobokan.

Penetapan Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten Lumajang mengambil langkah cepat dengan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, yang berlaku mulai dari 19 November hingga 26 November 2025.

Penetapan ini bertujuan untuk segera mengaktifkan pos komando (Posko) agar penanganan darurat bencana dapat berjalan dengan lebih efektif, terkoordinasi, dan cepat. (*)