SOKOGURU, Nganjuk- Salah satu penerima Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Siswanti, 34, mengaku senang bisa bertemu langsung dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan mendapatkan dorongan untuk lepas dari ketergantungan bantuan sosial (bansos).
“Alhamdulillah, saya senang bertemu dengan Gus Ipul secara langsung dan mendapat motivasi untuk graduasi. Ini juga diberi paket bansos sembako,” katanya seusai bertemu langsung Mensos dalam kegiatan Safari Ramadan di Masjid Agung Al Jali, Desa Bungur, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (9/3).
Dalam kegiatan tersebut, Gus Ipul mengatakan, melalui berbagai program pemberdayaan, Kemensos menargetkan agar semakin banyak keluarga yang dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada bansos.
“Upaya itu sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang ingin mewujudkan nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026 dan menciptakan kondisi di mana wong cilik iso gemuyu atau rakyat bisa tersenyum,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemensos.
Baca juga: Kemen PPPA dan Kemensos Bersinergi Atasi Permasalahan Perempuan dan Anak
Dalam Safari Ramadan bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Gus Ipul mengadakan pertemuan dengan 400 KPM Program Keluarga Harapan (PKH).
Ia menegaskan penerima bansos tidak boleh terus bergantung pada bantuan sosial, melainkan harus didorong menuju kemandirian.
Gus Ipul menyampaikan kunjungannya tersebut bertujuan untuk melihat langsung kondisi KPM dan memastikan program-program Kementerian Sosial (Kemensos) berjalan efektif.
"Saya bisa lihat secara langsung bagaimana profil dari penerima manfaat ini, karena kita (punya) suatu rencana strategis ke depan lewat program yang terarah, terpadu dan berkelanjutan," imbuhnya.
Baca juga: Cara Dapat 5 Bansos Cair Maret 2025, Cek Status Penerima Pakai NIK KTP Login Cekbansos Kemensos
Dalam pertemuan tersebut, Gus Ipul menegaskan pentingnya peran pendamping sosial dalam mendorong KPM untuk naik kelas. Ia menyebutkan bansos hanya bersifat sementara, dan harus pindah ke program pemberdayaan.
“Dari penerima bantuan sosial, mudah-mudahan dengan pemberdayaan mereka sudah bisa menjadi lebih mandiri, (menjadi) keluarga yang lebih berdaya,” kata Gus Ipul lagi.
Bansos senilai Rp474 miliar
Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan bansos senilai Rp474 miliar di Kabupaten Nganjuk, yang terdiri dari PKH sebesar Rp167,8 miliar dan Program Sembako Rp286,8 miliar.
Alokasi itu termasuk yang tertinggi dan itu menunjukkan komitmen pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan di wilayah tersebut.
Baca juga: Komisi VIII DPR RI dan Kemensos Salurkan Bantuan untuk Masyarakat Rentan di Depok
Untuk memastikan efektivitas program tersebut, sambung Gus Ipul, peran 173 Pendamping PKH menjadi sangat penting. Gus Ipul menargetkan setiap pendamping harus mampu mendorong 10 KPM untuk graduasi setiap tahun, sehingga tiap tahun diharapkan sebanyak 1.730 KPM PKH lepas dari ketergantungan bansos.
“Pendamping PKH harus bikin rencana baru, pola pikir baru, dan semangat baru (untuk mendorong graduasi KPM),” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wamen Agus Jabo Priyono menambahkan, masyarakat harus memiliki penghasilan sendiri, terutama mereka yang masih sehat dan produktif.
“Kalau kita sudah punya penghasilan sendiri, masyarakat kita makmur, kalau masyarakat kita makmur, negara kita maju, negara makmur. Negara kita menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” katanya.
Selain memberikan motivasi, pada kesempatan tersebut Gus Ipul turut membagikan paket bansos berupa beras, minyak goreng, dan gula kepada KPM. (SG-1)