sokoguru.id – “Cendol, cendol, dawet, dawet. Cendol, dawet, seger! Piro? Lima ratusan!” Cendol adalah salah satu minuman manis paling populer di Indonesia. Bahkan, tahun 2018 Cendol masuk ke dalam daftar 50 dessert paling lezat dunia versi CNN International.
Tapi dari mana sih Cendol itu? Siapa yang pertama kali membuat Cendol? Mengapa Cendol berwarna hijau?
Sejarah Asli Cendol, Ternyata Sudah Dikenal Sejak Abad ke-14
Banyak sumber mengatakan bahwa Cendol berasal dari Jawa Barat. Konon, nama itu diambil dari cara pembuatannya yang menggunakan saringan berlubang.
Adonan Cendol ditekan di saringan tersebut dan menghasilkan bentuk kecil-kecil dan memanjang. Warga Jawa Barat menyebutnya sebagai “jendol” atau benjolan.
Selain itu, di Bandung ada Es Cendol Elizabeth yang sangat populer dan berjualan sejak 1972. Fakta ini mempertegas bahwa Cendol berasal dari Jawa Barat.
Akan tetapi, ada fakta lain yang menunjukkan bahwa Cendol sudah dikenal dan dikonsumsi sejak abad ke-19. Kata Cendol Dawet tercatat dalam naskah Jawa berjudul Serat Centhini, yang ditulis pada tahun 1814 hingga 1823.
Sumber lain mengatakan bahwa Cendol Dawet telah tercatat dalam Kakawin Kresnayana karangan Mpu Triguna dari kerajaan Kediri. Konon Kakawin Kresnayana ini ditulis pada abad ke-14.
Cendol di Upacara Adat Pernikahan Jawa
Melihat fakta sejarah yang ada, Cendol bisa dipastikan berasal dari Jawa. Bahkan dalam kebudayaan Jawa sendiri ada upacara adat Midodareni yang melakukan “dodol dawet” dalam rangkaian upacara pernikahan adat.
Dodol dawet dilakukan sehari sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Dalam prosesi dodol dawet, setelah memandikan pengantin, orang tua akan berjualan cendol kepada tamu dan kerabat yang hadir.
Tamu dan kerabat yang hadir membayar dawet menggunakan koin yang berasal dari pengantin wanita sebagai simbol pendapatan dari keluarga pihak wanita. Tradisi tersebut memiliki makna bahwa orang tua kedua mempelai berharap pernikahan yang akan dilaksanakan akan dihadiri oleh banyak tamu.
Variasi Cendol di Indonesia dan Asia Tenggara
Meski berasal dari tanah Jawa, Cendol ditemukan hampir di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara. Di luar negeri, Cendol mengalami perubahan penyajian. Di Malaysia, Cendol disajikan di mangkok aluminium dan diberi topping kacang merah.
Sementara itu di Singapura, minuman ini disajikan dengan topping jagung manis, mutiara sagu, cincau hitam, durian, leci, dan es krim. Cendol paling unik disajikan di Myanmar. Di sana, Cendol tidak disiram dengan gula merah, malah diisi bubur sumsum, ketan, potongan roti, dan es batu.