DI kawasan Teras Cikapundung, Kota Bandung, terdapat banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan.
Salah satunya adalah berjalan santai atau jogging di Gang Enom, yang terletak tepat di sebelah area Teras Cikapundung.
Suasana asri dan udara dingin pada pagi hari menjadikan tempat ini sebagai salah satu "hidden gem" bagi para pelari.
Baca juga: Kini Teras Cikapundung Kota Bandung Mirip Destinasi Wisata di Seoul
Namun, tak banyak yang tahu bahwa di dalam Gang Enom terdapat sebuah kedai kopi bernama Teras Gandok.
Kedai ini sering menjadi tempat beristirahat bagi mereka yang lelah berolahraga di bantaran Sungai Cikapundung.
Lokasinya hanya sekitar 100 meter dari pintu masuk gang yang bersebelahan dengan area masuk Teras Cikapundung.
Suasana sederhana dengan tanaman yang mengelilingi bangunan membuat pengunjung serasa ngopi di halaman rumah sendiri.
Pemilik Teras Gandok, Ghani Hafiyan atau yang akrab disapa Ghani, menceritakan kisah menarik di balik pendirian kedai kopi ini.
Baca juga: Setelah ‘Berdandan’, Teras Cikapundung Kota Bandung Siap Diresmikan pada Hari Minggu
Setelah lulus kuliah pada tahun 2020, Ghani menemukan bahwa lapangan pekerjaan sangat terbatas karena pandemi yang masih melanda.
Mobilitas yang diperketat pun membuat aktivitas di luar rumah semakin sulit. Akhirnya, Ghani bersama dua temannya memutuskan untuk merintis sebuah usaha.
“Setelah melakukan berbagai riset, kami mendapatkan ide untuk membangun sebuah kedai kopi di Gang Enom,” jelas Ghani.
“Tempat ini dipilih karena kami menyadari bahwa di sekitaran Gang Enom belum ada tempat yang fokus pada segmen kopi dengan suasana yang hommy,” katanya.
Baca juga: Jadi Lokasi Kegiatan "Gemericik", Teras Cikapundung, Bandung, Didandani dan Dipercantik
“Padahal banyak pengunjung yang mencari tempat istirahat setelah berolahraga di bantaran Sungai Cikapundung,” ujar Ghani.
Kedai Kopi Teras Gandok hadir dengan tema unik yang menggabungkan nuansa vintage dan futuristik, menciptakan suasana yang tidak membosankan bagi pengunjung.
Awalnya, Teras Gandok mengincar segmentasi pasar usia 18-35 tahun.
Namun, seiring berjalannya waktu, kedai ini menarik perhatian para vlogger yang berolahraga di bantaran sungai.
Mereka secara tidak sengaja mengunjungi dan membuat konten di kedai ini, membuat Teras Gandok semakin dikenal.
“Enggak nyangka bakal seviral itu. Waktu itu ada pengunjung yang izin membuat konten di Teras Gandok,” tutur Ghani.
“Saya sama owner yang lain enggak berekspektasi dan mempersilakan saja. Ketika di sore harinya, ada akun yang tag ke Instagram Teras Gandok,” paparnya sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung, Minggu (16/6).
“Ternyata akun itu milik pengunjung yang izin membuat konten pada pagi harinya. Enggak lama dari video itu diposting, penontonnya tembus sampai ratusan ribu.” jelas Ghani.
“Sejak itu banyak konten kreator lain yang bikin konten di sini. Ada juga beberapa media lokal yang berkunjung. Alhamdulillah jadi tambah ramai pengunjungnya,” ungkap Ghani.
Harga menu di Teras Gandok tergolong terjangkau. Cemilan dibanderol mulai dari Rp2.000, sedangkan minuman berkisar antara Rp10.000 hingga Rp16.000.
“Harga yang kami tawarkan masih terbilang murah untuk ukuran kedai kopi. Kami ingin semua pengunjung bisa menikmati makanan yang ditawarkan. Walaupun murah, kualitas produk yang disajikan tetap terjaga,” aku Ghani.
Menu andalan di kedai ini adalah es kopi susu dan strawberry milk. Untuk cemilan, risol dan choco dessert oreo menjadi favorit.
Semua cemilan yang dijual merupakan produk olahan sendiri, namun ada beberapa kudapan yang merupakan hasil titipan dari orang lain.
Teras Gandok beroperasi setiap Selasa-Minggu dari jam 07.00 – 16.00 WIB. Bagi yang ingin berkunjung, disarankan menggunakan kendaraan umum atau motor.
Jika membawa mobil, pengunjung bisa parkir di Teras Cikapundung sembari menikmati fasilitas yang tersedia di sana.
Di tengah suasana asri Gang Enom, Teras Gandok menawarkan pengalaman ngopi yang unik dan menyenangkan, menjadikannya tempat yang layak dikunjungi saat berolahraga atau sekadar bersantai di Bandung. (SG-2)