SUKU Dinas (Sudin) Kebudayaan Jakarta Barat (Jakbar) menggelar pelatihan seni khusus bagi penyandang disabilitas, bertempat di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) KH Usman Perak, Jalan Rama Raya, Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng.
Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta dan berlangsung dari 27 Mei hingga 10 Juni 2024.
Kasubag Tata Usaha Sudin Kebudayaan Jakarta Barat, Hendra Handoyo, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi seni mereka.
Baca juga: Gandeng Baznas, Pemkot Yogyakarta Beri Bantuan untuk Warga Penyandang Disabilitas
"Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian Sudin Kebudayaan Jakarta Barat kepada semua masyarakat untuk maju dan berprestasi serta meningkatkan kemandirian dan semangat para penyandang disabilitas," ujar Hendra pada Senin (27/5).
Pelatihan ini melibatkan 30 peserta dari SLBN 5 Jakarta dan 30 peserta dari masyarakat umum yang merupakan binaan Sudin Sosial Jakarta Barat.
Agung Priosusanto, Kasi Pembinaan Sudin Kebudayaan Jakarta Barat, menjelaskan bahwa materi pelatihan meliputi seni budaya Betawi seperti pembuatan kembang kelapa, decoupage, dan berbagai kerajinan lainnya.
Baca juga: Peringati Hardiknas 2024, Disdik Depok Gelar Pentas Seni Siswa Disabilitas
"Materi pelatihan seni yang diberikan yakni tentang seni budaya Betawi seperti membuat kembang kelapa, decoupage atau seni menggunting dan menempel pada wadah tas, jam dinding, dan lain-lain," jelas Agung.
Muhammad Fadliansyah (17), siswa kelas X SLBN 5 Jakarta, menyampaikan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini. "Saya sangat menyukai seni dan musik. Makanya saya senang bisa mengikuti kegiatan ini," tandasnya.
Meskipun inisiatif ini patut diapresiasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitasnya. Pertama, penting untuk memastikan bahwa pelatihan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian peserta.
Baca juga: Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat Gelar Pelatihan Membatik untuk Disabilitas
Evaluasi menyeluruh terhadap hasil pelatihan dan tindak lanjut yang konkret akan sangat penting.
Kedua, pelatihan seni bagi penyandang disabilitas harus disertai dengan fasilitas yang memadai dan aksesibilitas yang terjamin. Fasilitas yang tidak mendukung dapat menghambat proses belajar dan mengurangi manfaat yang bisa diperoleh peserta.
Ketiga, keterlibatan komunitas dan lembaga lainnya bisa menjadi kunci sukses. Kerja sama dengan lembaga pendidikan, organisasi disabilitas, dan sektor swasta dapat memperkaya materi pelatihan dan membuka peluang yang lebih luas bagi peserta.
Dengan langkah-langkah ini, pelatihan seni untuk penyandang disabilitas di Jakarta Barat bisa menjadi model yang inspiratif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat. (SG-2)