TREN minum kopi gaungnya semakin meningkat dan meluas dalam beberapa tahun belakangan di Indonesia.
Bahkan minum yang telah menjadi life style tak lagi didominasi dari kalangan orang tua tetapi juga kini banyak penikmat kopi dari kalangan milenial dan generasi Z.
Bersamaan meningkatnya para penikmat kopi di Tanah Air, jumlah kedai dan cafe yang menyajikan kopi plus camilan dan makanan makin banyak ditemukan baik di kota besar maupun kota kecil.
Baca juga: Sambangi ‘Kota Kembang’, Toko Kopi Tuku Kolaborasi dengan Pelaku Usaha Lokal
Bertambah dan berkembangnya kedai dan cafe kopi atau coffeeshop di berbagai daerah pun telah turut membuka lapangan kerja dengan dibutuhkannya para barista.
Dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terkait pariwisata dan ekonomi kreatif subsektor kuliner, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) bagi barista di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut).
Pelatihan bagi barista telah diselenggarakan baru-baru ini di Labersa Hotel & Convention Centre Toba, Danau Toba, Sumut.
Baca juga: Rekomendasi Kafe Yang Tawarkan Minum Kopi Bareng Kucing
Dalam keterangan pers yang dilansir situs Kemenparekraf, Rabu (6/3). Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham mengatakan bahwa pelatihan merupakan hasil identifikasi atas kebutuhan pengembangan kompetensi SDM di Kabupaten Toba.
“Tujuan pelatihan ini untuk mengoptimalkan potensi atau kemampuan para barista di daerah sekitar Danau Toba,” jelasnya.
“Dengan peningkatan kompetensi dalam pengetahuan dan keterampilan diharapkan akan menghasilkan sikap kerja yang sesuai dengan standar internasional, sehingga mereka semakin mampu berkompetisi,” kata Martini.
Barista telah menjadi salah satu profesi yang semakin populer dan banyak peminatnya di Indonesia seiring dengan menjamurnya coffeeshop lokal di berbagai daerah.
Barista tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang kopi dan ahli dalam membuat kopi, tetapi harus bisa menyajikan minuman dengan baik, berkualitas, dan artistik.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Akan Menyebabkan Timbul Jerawat?
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Fahmy Akmal, mengatakan bahwa pelatihan dilakukan dengan menggunakan modul SKKNI Barista dengan pola 20% materi dan 80% praktik dengan narasumber/instruktur dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang ahli di bidang kopi dan telah berlisensi BNSP. Artinya narasumber juga instruktur telah teregistrasi dan terakreditasi secara nasional.
“SDM di bidang ekonomi kreatif dituntut sigap mengambil peluang usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup, sehingga dapat mempercepat pemulihan dan peningkatan produktivitas SDM ekonomi kreatif, melalui upskilling (peningkatan kompetensi), re-skilling (penguatan kompetensi), menciptakan peluang kerja dan peluang usaha bagi SDM ekonomi kreatif unggul, kompeten dan berdaya saing,” kata Fahmy.
Fahmy menambahkan, 50 peserta PBK yang dinilai kompeten, akan dilanjutkan dengan fasilitasi sertifikasi kompetensi yang difasilitasi oleh Direktorat Standardisasi kompetensi.
"Melalui pelatihan berbasis kompetensi ini diharapkan para peserta dapat memperoleh manfaat, selain kemampuan teknis dan pengetahuan yang semakin berkembang, juga seni dalam meracik kopi semakin terasah," ujar Fahmy. (SG-2)